Livermorium dan Kovalen

46|| Baikan dan manjaan

Kini Azela tengah duduk ditepi rooftop dengan kedua kaki yang ia ayun ayunkan. Pikirannya masih kosong, pandangannya pun tak beraturan melihat keramaian ibu kota dari atas gedung SMAN Permana Chorelly, tepat Azela berada sekarang.

Azela menguncir rambut nya asal lalu kembali menatap keramaian jalan dengan tatapan kosong dan berulang kali menghembuskan napasnya dengan memejamkan mata nya sejenak.

Kenapa hanya masalah kecil ini, kita bisa jadi kayak gini Leon,gumam Azela dalam hati.

Azela tak mengharapkan pertengkaran ini, bahkan ia tak menyangka jika perkengrannya berlanjut sejauh ini. Azela kembali berpikir, jika benar ucapan Leon pasca pertengkerannya dengan Leon. Dirinya tak seharusnya bersikap kekanak kanakan, seharusnya dirinya bisa bersikap dewasa dan saling mengerti satu sama lain.

Tanpa Azela sadari. Sedari tadi Leon mengikuti Azela sejak dari kantin. Leon menatap kekasihnya dari belakang dengan menyandarkan punggungnya dan kedua tangan yang berada dalam saku celananya. Leon terus menatap kekasihnya yang terdiam tanpa mengalihkan pandangannya pada kekasihnya itu.

Sudah terhitung tiga hari dirinya jauh dari kekasih nya. Namun Leon sudah merasa kan kerinduan teramat besar pada gadis itu. Hari hari nya sepi, sunyi, tidak seperti hari hari lalu.

Leon menghembuskan napasnya kasar sebelum dirinya beranjak, melangkah kan kaki nya menghampiri Azela. Setiba nya di tempat Azela berdiam diri, Leon memposisi kan dirinya seperti Azela.

Azela dasar kehadiran Leon namun ia memilih untuk diam. Azela tersentak ketika merasakan benda melingkar di perut nya. Sesuatu kehangatan hadir dileher dirinya, Azela menoleh dan benar. Itu adalah tangan kekasih nya, lelaki menyembunyi kan wajahnya dibalik tengkuk Azela.

Azela sangat terkejut dengan sikap kekasih nya, hingga dirinya hanya bisa terdiam kaku. Pelukan hangat dari lelaki itu yang ia rindu kan, setelah tiga hari bertengkar.

"I don't want this misunderstanding to happen Azela",ucap Leon lirih, dan Azela masih bisa mendengar baik ucapan Leon.

Azela tersenyum kecil dan mengulur kan tangan nya kesisi rahang lelaki itu. Dan mengusap nya dengan sayang dan lembut sebelum bersuara

"Azela juga ngak menginginkan pertengkaran ini Leon", balas Azela.

" I Sorry Azela. I was too afraid of losing you that I forgot my trust in you"

"I'm sorry baby",lanjut Leon.

"Aku ngak marah sama kamu Aku cuma kecewa aja sama kamu",Azela bersuara setelah cukup lama berdiam diri.

Leon melepaskan pelukannya dan menatap lekat manik manik mata Azela.

"Marah dan kecewa itu sama artinya", suara pelan dari mulut Leon dengan raut wajah penuh penyesalan.

"Itu beda. Kalau marah masih bisa tereda degan kata maaf atau sabagian nya lupa begitu saja. Tetapi kalau kecewa itu tetap memaafkan,tidak dilupakan keadaanpun tak akan lagi sama seperti awal",ucap Azela.

Leon memgericit dan menatap Azela penuh makna "Lalu apa kita tidak bisa kembali seperti awal begitu?"

"Apa Azela bilang tentang 'kita' ,di kalimat Azela? Azela hanya memberi tau Leon",ucap Azela balik bertanya.

"Kalo aku boleh jujur Zel. Aku capek kayak gini zel. Apa kamu tau kenapa aku semarah ini waktu liat kamu di peluk sama Gave?. Karna aku benar-benar takut kehilang kamu zel...",ucap Leon menjeda ucapannya dan Azela setia mendengar ucapan Leon.

"Selama ini aku bersikap dingin kesemua cewek di sekolah bahkan hampir dengan semua cewek di sekolah aku diam, dingin cuek. Untuk siapa? Untuk kamu. Kamu tau Nafiza kelas XII. IPA 3?  Dia bahkan udah nembak aku tanpa sepengetahuan kamu 15 kali dan aku tolak mentah-mentah untuk siapa? Untuk kamu juga. Bahkan Fledya yang dulu ribut sama kamu, dia ngajak aku keparkiran bareng. Hanya ke parkiran tapi aku tolak mentah-mentah karna apa? Karna kamu", sambung Leon.