LPH#27 YANG TERJADI, TERJADILAH !

708 19 3
                                    

(POV Yosi)


"Hoaaaaheemmm."


Entah gue sudah menguap berapa kali dari bangun jam 6 pagi ini hingga sekarang ini saat gue sedang berhenti di lampu merah. Secangkir kopi hitam yang gue sesap tadi sebelum berangkat hanya cukup untuk menjaga gue tetap sadar saat naik motor ke sekolah. Wajarlah gue ngantuk berat. Selepas dari THE HANGAR, jam 3 pagi gue baru sampe rumah. Tidur cuma 3 jam belum cukup buat gue. Tapi karena gue udah janji bakalan masuk sekolah hari ini, maka gue menyeret diri gue sendiri dari ranjang sampai kamar mandi terus berangkat sekolah. Memang benar kata orang, musuh terberat itu bukan orang lain tetapi diri kita sendiri.


Oke tadi pagi boleh dikata gue yang menang melawan diri gue sendiri, namun gue mengaku kalah dan ego gue yang menang saat semalam Jack menawari gue untuk ikut The Deathwish : Last Man Standing. Mereka telah menawarkan sesuatu yang jelas gak mungkin bisa gue tolak, yakni adrenalin dan tentu saja Bram. Gue jelas tolol karena setuju untuk ikut even gila tersebut karena gue yang gak punya pengalaman bertanding, bahkan hanya modal melihat sekali The Deathwish, setuju untuk ikut dimana musuh gue Bram menjadi raja yang belum terkalahkan di The Deathwish.

Amatir melawan Legend.

Tapi dengan sistem gugur, gue belum tentu bakalan langsung ketemu Bram, bisa jadi gue mesti melawan beberapa peserta lain yang gue sama sekali buta siapa saja. Menurut keterangan Jack, selain gue dan Bram, ke enam peserta The Deathwish : Last Man Standing lainnya adalah para jawara drag race dari sekitaran Kota HHH. Bisa jadi ke 6 peserta itu para ketua geng motor dari Kota-Kota lain. Besarnya hadiah, "kebebasan" untuk menjatuhkan lawan jelas membuat para pesertanya beringas dan tidak akan segan untuk sampai membunuh lawan saat bertanding. Ya sesuai nama event nya sih, setelah event ini selesai hanya akan ada 1 orang yang tersisa berdiri di puncak.

Kalau gue kalah nanti malam, bisa jadi ini hari terakhir gue berangkat sekolah dan ketemu sama anak-anak.

Fiuhh. Bohong banget kalau gue gak takut tapi gue gak mungkin mundur.

This is point there is no turning back.

Kill or to be killed !


TINNNNN !!! TINNNNN !!! TINNNNN !! TINNNNN !! TINNNNN !!


Suara klakson motor yang dibunyikan dengan kasar di belakang gue membuat gue kaget! Lampu sudah hijau rupanya tapi caranya ni orang klakson ngajak ribut ! Gue menengok ke belakang dan melihat seorang pengendara motor NMAX yang memakai jaket hitam terus mengklakson.

"Woiy ! Cepatan maju njing ! Elo budeg apa!"

Tiba-tiba orang yang dibonceng pengendara NMAX tersebut melempar makian gue. Matanya melotot. Bahkan kini si pengendara NMAX mendorong-dorong motor gue dari belakang.


Bangsat bener nih orang. Gue lihat mereka berdua sepertinya masih SMA karena keliatan celana abu-abu yang dipakai. Gue hendak turun dari motor dan mendatangi mereka namun karena gue menghalangi pengendara motor yang lain dan bunyi klakson makin keras, maka gue lalu membalas ucapan pengendara NMAX dan temannya.

"Biasa aja dong klaksonnya. BABI lo pada! Kalau berani berhenti depan."

Lalu gue melajukan motor, gue lihat dari spion pengendara NMAX mengejar gue dan setelah udah agak jauh dari persimpangan gue lalu menepikan motor di dekat taman kemudian turun. Sepertinya biar gak ngantuk gue mesti bakar adrenalin dulu nih. Mayan ada yang nemenin olahraga.Tak lama kemudian pengendara NMAX berikut temannya melepas helm dan turun mendatangi gue yang berdiri santai. Teman si pengendara NMAX yang memakai jaket merah ADIDAS lalu berdiri di depan gue. Rambutnya cepak, postur dan tinggi badannya sama kayak gue, Kini kami berdiri berhadapan.

LELAKI PEMBENCI HUJAN (RE-MAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang