LPH #47 BIG BANG PART C

369 9 2
                                    

(pov : Yandi)


"Penuh gais." kabar Yosi lesu kepada kami bertiga yang menunggu di luar studio musik AB.

"Wedyan, ini studio kelima yang kita datangin dan full booked semua," keluh Zen.

"Gak bisa di tunggu ya?" tanyaku kepada Yosi.

"Penuh Yan sampai ntar malam," tegas Yosi.

"Ini sepertinya studio pada 'full booked' karena banyak di pakai band-band karbitan seperti kita," celetuk Xavi.

"Sepertinya iya, gue tadi di dalam lihat ada beberapa anak kelas 1 yang lagi duduk-duduk nunggu. Pensi kita memang gila sih, wajar kalau banyak yang mau tampil disana pas Hari-H. Giman? mo coba cari tempat lain gak? Distrik X2 sana paling. Soalnya gue yakin studio lain yang daerah sini juga penuh."

"Males gue Yos kalau sampai kesana," tukas Zen.

"Jadi gak jadi latihan nih kita ? Gimana Yan?" tanya Yosi sambil menatapku.

"Ya mau gimana lagi, gak jadi latihan hari ini," jawabku dari atas motor Yosi.

"Tapi kalau studio daerah sini full booked terus, masak iya kita ga latihan terus. Padahal udah mulai asyik nih kita main band, terutama si Xavi nih. Udah pinter atur tempo dan nafas. Gini aja, ntar malam gue kontak teman gue yang punya studio langganan gue dulu waktu SMP. Tempatnya memang agak jauh sih, di distrik X4 sono tetapi tempatnya asyik, alatnya juga oke. Gimana?"

"Boleh tuh idemu Yos! Gimana Zen, Xavi? Setuju?" tanyaku.

"Gue ngikut aja, tapi besok aja deh, capek gue," sahut Zen.

"Iya lah, ga mungkin sekarang. Pokoknya biar ntar gue telpon teman gue dulu itu deh. Kalau udah fix, gue kabarin elo pada," kata Yosi sambil menaiki motor Maticnya.

"Elo gimana Xav? Setuju gak sama ide Yosi?" tanya Zen ke Xavi yang duduk di belakang jok motornya.

"Ehmmmm...."

"Ehhm apaan?"

"Kalian mo pada langsung pulang nih?" Xavi malah balik bertanya ke kami.

"Ya kalau ga jadi latihan, aku mau pulang," jawabku.

"Sama, gue juga mau pulang aja. Eh, Xavi, gue gak nganter elo ya. Tar lo naik Go-Jek dari rumah gue aja," ujar Zen.

"Ya elah, tanggung amat. Ini tinggal lurus 10 km udah sampai rumah gue," tukas Xavi.

"Iya memang deket, tapi arah rumah elo itu macet."

"Kalau elo nganterin gue pulang, elo boleh ambil 3 DVD ori bokep gue deh."

"Gak minat. Koleksi bokep elo kebanyakan bukan selera gue sih."

"Gue abis beli online banyak kemarin. Ada yang BDSM, Slave. Dan semua yang main aktris kesukaan elo, Mari Rika," ujar Xavi mencoba membujuk Zen.

"Mari Rika? Deal !"

Keduanya lalu toss.

"Dasar elo pada maniak bokep," kata Yosi datar.

"Kayak elo bukan maniak bokep aja. 4 DVD Shion Utsunomiya punya gue aja uda 2 bulan belom elo balikkin," sindir Xavi.

"Hahaha masih inget elo ya? Gue pikir elo udah lupa," jawab Yosi sambil nyengir.

"Cik, gak mungkin gue lupa. Shion Utsunomiya itu salah satu bintang JAV kesayangan gue nomor 3."

"Nomor 3? Nomor 1 dan 2 siapa?"

"Shion Utsunomiya nomor 3, Mako Oda nomor 2 dan Momoka Nishina tetap nomor 1 di hati gue," papar Xavi dengan ekspresi lucu.

"Mako Oda? Sejak kapan elo doyan MILF? Bukannya dulu yang nomor 2 Mei Matsushita?" celetuk Zen.

LELAKI PEMBENCI HUJAN (RE-MAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang