LPH #21 MASA LALU SANG PENJAGAL

826 21 5
                                    

(Pov Clara Maria)


"Terimakasih Pak Albert atas usahanya dalam penyelesaian kasus ini. Saya sangat mendukung tindakan preventif pihak sekolah agar kejadian kekerasan yang menimpa anak saya tidak terjadi lagi di masa mendatang. Pak Albert tidak usah khawatir, saya tidak akan membawa para pelaku yang masih usia sekolah ke pihak yang berwajib. Semoga kasus ini bisa menjadi pembelajaran untuk mereka agar bisa menjadi manusia yang lebih baik, lebih bijak dalam bertindak dan tidak mengedepankan kekerasan untuk menyelesaikan masalah."


Aku berhenti ketika mendengar handphone ku berbunyi. Aku lihat ID penelepon adalah nomor kantor pusat. Ku-reject panggilan tersebut lalu ku-silent. Aku sempat melihat wajah-wajah lega para guru, Pak Robert dan Pak Albert.


Cih kalian pikir setelah kalian mengeluarkan para pelaku pengeroyokan, entah pelaku asli atau bukan, kalian bisa tenang dan menganggap semua ini selesai?


"Memang para pelaku tidak akan saya laporkan, tetapi saya tetap menuntut tanggung jawab dari anda Pak Albert selaku kepala sekolah SMA NEGERI XXX dan Pak Robert sebagai wakil kepala sekolah. Karena bagaimanapun juga ini menunjukkan kegagalan anda berdua dalam memberikan rasa aman bukan hanya kepada anak saya tetapi juga anak-anak yang lain, termasuk anak Pak Robert yang sebenarnya menjadi anak yang diincar. Dan yang lebih saya sesalkan lagi adalah kejadian kekerasan ini terjadi di dalam lingkungan sekolah dan masih dalam suasana belajar!!!


Dengan mengeluarkan tiga siswa yang menjadi tersangka, memasang 50 CCTV, bahkan jika anda memasang 1.000 CCTV pun saya tidak peduli karena anak saya sudah terlanjur menjadi korban yang nyaris berujung fatal. Xavier bukan hanya menderita secara fisik tetapi juga mental ! Jika Xavier sampai tidak mau kembali bersekolah lagi disini, saya akan menuntut secara hukum sekolah ini dan melapor ke Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan agar semua guru di mutasi ke daerah tertinggal di ujung timur negeri ini. Bapak dan ibu sebaiknya berdoa agar Xavier masih mau kembali bersekolah disini. Dan untuk Pak Albert, Pak Robert...."


Wajah kedua bapak tersebut langsung pucat dan tidak berani menatap saya. Bahkan aku sempat mendengar isak tangis dari beberapa guru di sekolah setelah mendengar ancamanku.

"Mulai Senin depan, saya pastikan anda berdua sudah tidak akan memimpin di sekolah ini lagi karena saya sudah tidak mungkin mempercayakan keselamatan anak saya kepada anda berdua. Bahkan sampai anda berdua pensiun, anda tidak akan pernah memegang posisi tertinggi lagi karena anda berdua meninggalkan sekolah ini dengan status demosi menjadi staf tata usaha. Dan tentu saja bukan di sekolah yang berada di perkotaan. Tetapi anda berdua dimutasi ke sekolah terpencil yang berada di pulau terluar negeri ini."

Pak Albert langsung memucat, kemeja putih yang ia kenakan langsung basah oleh keringat. Sepertinya dia tidak akan menyangka hal ini akan menimpanya.

"Bu Clara ! Saya tahu anda adalah salah seorang pejabat tinggi di BUMN, Presiden Direktur malah, tetapi anda tidak bisa seenaknya menghukum dan menyalahkan kami dengan hukuman yang sangat berat!" protes Pak Robert, sang Wakasek.

Berbeda dengan Pak Albert yang seperti pasrah, Pak Robert nampak emosi protes sampai berdiri.

"Justru saya merasa beruntung karena dengan menjabat sebagai Presiden Direktur Feeparty, saya memiliki banyak kolega, kenalan dan teman di lingkungan Kementrian Pendidikan. Bahkan Ibu Anis yang menjadi Menteri Pendidikan saat ini adalah teman baik saya sedari bangku SD sampai hari ini. Asal Pak Robert tahu, saya sudah menceritakan kejadian yang menimpa Xavier kepada beliau. Reaksi beliau? Langsung ingin memecat tidak hormat anda berdua! Tetapi saya masih kasihan dengan anda berdua. Makanya saya hanya meminta beliau untuk mendemosi dan memutasi anda berdua ke sekolahan yang yah berjarak 4.000 Km dari sekolah ini.


Saat kita mengobrol seperti ini, staf ibu Anis sedang memproses SK demosi dan mutasi anda berdua. Kalau anda tidak sanggup bekerja disana, ya silahkan mengajukan pensiun dini. Hanya saja, jika anda berdua pensiun lalu membuka usaha baru sebagai mata pencaharian, saya bisa pastikan apapun usaha yang anda rintis... tidak akan sukses. Intinya adalah jika sampai anda berdua mengambil pensiun dini, masa depan anda berdua dan anak istri kalian akan suram, sangat suram..."

LELAKI PEMBENCI HUJAN (RE-MAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang