LPH #46 BIG BANG PART B

397 13 1
                                    


(Pov Xavi)


"Halo Mah."

"Hei sayang, kamu belum bobok? Di sini jam 11 siang, di Indonesia berarti jam 1 pagi lho. Xavi sakit? Kok suaramu agak parau gitu."

"Xavi gak apa-apa Mah. Xavi belum mengantuk, susah tidur Xavi malahan."

"Duh, Xavi pasti kebanyakan maen game ini pasti. Awas kalau Mamah tanya Bu Shinta kamu sering telat gara-gara bangun kesiangan. Mamah bakar semua PS dan Laptopmu."

Hedeh, ini apaan sih, kok malah gue kena omel sama Mamah.

"Bukaan Mah, Xavi rajin kok ke sekolah, gak pernah telat. Kalau gak percaya tanya aja Bu Shinta."

"Hehehe ngambek nih ye. Eh ada-apa sayang kamu telpon Mamah? Kangen Mamah ya?"

"Pertanyaan Mamah kok tidak berbobot sih, ya jelas Xavi kangen Mamah lah, udah 3 minggu lebih gak ketemu Mamah."

"Hihihii, cie anak Mamah yang ganteng sedang kangen. Kangen ngapain Mamah hayoo?"

Waduh ini Mama mesti kalau goda gue selalu mengarah ke yang menjurus. "Kangen ketemu Mamah lah, terus apa lagi memang?" jawab gue dari godaan Mamah.

"Hihi." Mamah cuma tertawa.

"Mah, lagi sibuk gak? Xavi mau cerita sesuatu nih dan agak panjang juga ceritanya. Kalau Mamah sedang sibuk, nanti Xavi bisa atur waktu lagi. Males Xavi kalau uda cerita banyak, eh tahu-tahu Mamah ada agenda penting."

"Enggak kok sayang, ini Mamah sedang waktu senggang sebelum makan siang, nanti jam 1 baru ada meeting."

"Sip, jadi Xavi bisa cerita ke Mamah tanpa kena interupsi nih?"

"Iyaa. Ayo cerita saja ke Mamah sayang."

Aku mengambil nafas sejenak, meskipun Mamah tajir-melintir tetapi bisa jadi Mamah akan mengernyitkan dahi dan menolak permintaan gue. Namun gue punya senjata agar Mamah mengabulkan permintaan gue.

"Mah, buatin Xavi...Studio musik di rumah Permai Indah. Lengkap dengan peralatan musik mulai dari gitar, bas, keyboard, drum, Ampli, Efek ya pokoknya studio musik lengkap dah."

"Studio musik?" Nada suara Mamah meninggi di belakang, sepertinya dia luar biasa heran dengan permintaan gue barusan. Wajar saja jika Mamah keheranan karena setahu Mamah, gue adalah penikmat dan pecinta musik yang memiliki koleksi musik luar biasa banyak. Tetapi tidak pernah Mamah melihat atau mendengar gue pengen main musik. Paling banter Mamah melihat gue main musik ketika main game Guitar Heroes dengan stik khusus menyerupai gitar kecil. Dan sekarang ini tiba-tiba gue meminta di buatin 1 studio musik lengkap dengan isi peralatannya lengkap. Jadi gue gak heran kalau Mamah terkaget-kaget.

"Kamu sehat nak?" tanya Mamah.

Hedeh, pertanyaan macam apa ini, di kira Mamah gue sedang ngigau kali ya.

"Xavi sehat dan serius Mah. Gak sampai 70 juta kok mah bangun studio musik di rumah. Itu gudang di lantai 3 kan lebar Mah, daripada jadi ruangan gak jelas, bisa di renovasi jadi studio musik. "

"But, Why? Do you even know how to playing it? The real one such as guitar, not your silly guitar look-alike you played in front of TV. Mamah gak mempermasalahkan tentang besaran biaya membuat sebuah studio musik di rumah kita, yang Mamah perlu tahu adalah darimana ide studio musik tersebut berasal. Xavier, just give me a good reason, tell me the truth please."

Gue menghela nafas. Lalu gue menceritakan ke Mama dari mana ide tersebut berasal.

Di awali dari adanya pensi yang di adakan di sekolah dimana deretan bintang tamu yang di hadirkan langsung membuat gempar bukan hanya murid-murid SMA NEGERI XXX, namun juga membuat heboh semua para penggemar musik di Kota XXX. Dan ketika ada pengumuman bahwa sebulan lagi akan dibuka audisi khusus untuk murid SMA NEGERI XXX baik penyanyi solo, duo, group band, boyband atau girlband dimana 5 peserta terbaik akan menjadi bagian dari opening act pensi yang akan dilaksanakan 3,5 bulan lagi. lalu atas desakan vinia, akhirnya kami berempat membentuk band dadakan. Dan kabarnya panitia sampai kewalahan karena sudah menerima puluhan peserta yang mendaftar ikut audisi.

LELAKI PEMBENCI HUJAN (RE-MAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang