Malam ini, malam pertama Arion bermalam di rumah keluarga Fuma. Dia masih terjaga di tengah malam.
"Hmm, sebaiknya aku mencari penginapan saja besok." Arion masih merasa tidak enak pada Leta yang sempat marah saat mendengar dia minta izin untuk bermalam di sini.
Sedangkan di kamar Leta, dia juga masih terjaga di sana. Dia duduk di kursi menghadap ke meja yang terdapat rak buku kecil yang penuh dengan buku. Lalu beberapa kantung kartu yang tergantung di samping meja.
"Akhirnya selesai. Aku tak menyangka butuh waktu selama ini untuk menyelesaikan ini," ucap Leta yang sedang memegang dua kartu di dua tangannya. "Tunggu saja kau, Chaos. Aku akan membuatmu membayar semua yang telah kau lakukan."
Leta menyimpan kartu itu di kantung kartu yang tergantung di samping mejanya dan segera naik ke tempat tidur dan langsung terlelap.
Esok pagi telah tiba. Leta terbangun dan mulai merenggangkan tubuhnya. Dia beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamarnya. Leta berjalan menuju ruang makan dan di sana, dia melihat ...
"Arion, sedang apa kau di sini pagi-pagi buta?" tanya Leta yang sedikit berteriak.
Di sana ada Arion yang sedang membantu Fuji menyiapkan sarapan.
"Kau mimpi apa semalam, Leta?" tanya Fuji.
"Eh, oh iya. Kau bermalam di sini yah. Ya ampun, aku harus membiasakan diri."
"Tak perlu, Leta. Hari ini aku akan mencari penginapan saja di desa ini."
"Begitu? Syukurlah."
"Kau senang sekali sepertinya jika aku pergi."
"Haha iya, aku takut kau menyelinap ke kamarku malam-malam saat aku sudah tidur."
"Aku takkan melakukan itu."
"Wajahmu mencurigakan."
"Sudah-sudah, ayo siap-siap sarapan," ucap Fuji melerai. "Ibu akan panggil ayah dulu." Setelah itu Fuji pergi ke dalam.
Sekarang, di ruang makan hanya ada Leta dan Arion. Leta duduk di salah satu kursi dan segera mengambil nasi ke piring yang dia ambil.
"Kau mau makan lebih dulu?" tanya Arion.
"Iya, aku akan keluar pagi hari ini. Jadi aku duluan." Leta selesai mengambil nasi dan lauk. Kemudian dia langsung menyantapnya.
"Mau kemana memang?"
"Sstt, aku sedang makan."
Arion pun diam dan ikut duduk di sana. Setelah itu, Fuma dan Fuji datang dan ikut sarapan. Beberapa obrolan ringan terjadi, namun Leta tetap fokus pada makananya. Setelah makanan di piringnya habis, Leta langsung pamit untuk pergi.
"Ayah sudah menyiapkan keranjangnya, ada di dekat pintu," ucap Fuma.
"Baik, ayah." Leta pun segera beranjak dari tempat duduknya.
"Sekalian ajak pangeran berkeliling, Leta." Fuji mengatakan itu saat Leta meminta izin padanya.
"Baiklah," ucap Leta dengan sangat malas.
Arion pun selesai makan dan mulai berjalan mengikuti Leta. Mereka berdua keluar dari rumah dan berjalan menuju panti asuhan.
"Oh iya, Leta."
"Hmm."
"Ada penginapan kan di desa ini?"
"Iya, ada."
"Antar aku yah."
"Itu, sudah terlihat dari sini. Desa ini kecil, pangeranku."
"Kau memanggilku pangeran lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 3 : Legenda Tercipta
FantasyLegenda baru tentang kerajaan Iblis yang menguasai dataran milik manusia, telah terbentuk. Kekalahan besar umat manusia, dalam ledakan perang dengan para Iblis. Apakah para manusia akan bangkit? Atau pasrah dengan keadaan? Entah siapa pahlawan yang...