Bagian 25

21 3 18
                                    

Vio dan Misha sekarang ini berada pada sebuah dimensi hampa yang dibuat oleh Vio. Bersama Chaos yang dalam wujud manusia.

"Kalian pikir hanya karena aku belum menyerap semua kekuatanku, kalian bisa mengalahkanku dengan mudah?"

"Tentu, kami tak pernah kalah melawan siapapun." Vio menegaskan posisi mereka saat ini.

"Hehe, tapi jangan terlalu berlebihan, Vi. Kita tak tau seperti apa kekuatan tuan besar para iblis itu." Misha sudah mulai bersiap dengan beberapa sihir elemennya.

"Akan kubunuh kalian berdua."

Chaos melemparkan sebuah bola sihir hitam dan muncul beberapa iblis dari bola hitam itu. Wuus ... Misha melempar beberapa bola api dan bola cahaya dan duaar ... ledakan terjadi saat serangan Misha mengenai para iblis itu.

Vio mengepalkan tangannya, tapi tak terjadi apapun. Dia berniat memanggil pedangnya tapi tak berhasil. Beberapa saat kemudian, dia baru sadar bahwa posisinya yang sekarang belum menguasai sihir elemen. Vio mengambil sebuah gulungan di tas kecil yang dia pakai dan wuus ... asap keluar dari gulungan itu saat dibuka dan katana hitam Vio muncul bersama dengan tongkat milik Misha.

"Sha, tangkap." Vio melempar tongkat milik Misha itu.

Misha menangkapnya dan langsung dia hantamkan ke salah satu iblis yang ada di depannya. "Terima kasih, Vi."

Vio mengambil satu kartu sihirnya dan menempelkannya ke katana hitamnya. Tiba-tiba katana Vio mengeluarkan api di sisi mata pedangnya. Vio dan Misha kembali bersiap dan wuus ... mereka melesat dan menyerang para iblis itu bersama-sama.

Sriinng ... dengan mudah Vio menebas beberapa iblis dan mereka lenyap. Misha juga terus mengayunkan tongkatnya dan berhasil melumpuhkan iblis lainnya. Sampai akhirnya, hanya Chaos yang tersisa.

"Kalian memang berbeda dari beberapa penyihir yang pernah aku lawan. Tapi akan aku pastikan bahwa kalian akan memiliki nasib yang sama dengan para penyihir lain. Kematian." Chaos sudah bersiap dengan sihir hitamnya.

"Kematian memang sebuah takdir yang tak bisa dihindari. Tapi aku tak sudi jika harus mati ditangan iblis seperti kau." Vio menodongkan pedangnya.

"Kau mulai memanasinya, dia akan marah." Misha pun bersiap dengan kuda-kudanya.

"Biarlah dia marah, Sha. Kita pasti akan mengalahkannya."

"Tentu saja, kita akan kalahkan dia."

Chaos meluruskan tangannya dan seekor naga hitam muncul melesat kearah mereka. Vio berdiri di depan Misha dan mulai mengayunkan katananya ke arah naga hitam itu. Slaaash ... naga itu terbelah dan wuuus ... tongkat Misha melesat cepat dengan percikan listrik yang menyelimutinya.

Chaos menghindari lesatan tongkat Misha tapi dalam sekejap Misha sudah ada di dekat Chaos. Satu pukulan di lancarkan oleh Misha dan api mulai menyelimuti pukulannya itu. Buaak ... Chaos terkena pukulan itu dengan telak dan terpelanting sampai tersungkur di tanah. Namun, luka Chaos dengan cepat langsung sembuh.

"Regenerasi para iblis yah?" tanya Misha. Tak lama dari itu, tongkatnya kembali ke arah Misha dan ditangkap dengan baik.

"Iya, itu yang cukup merepotkan." Vio bersiap-siap dengan satu kartu sihirnya.

"Kurang ajar, kalian berdua."

Chaos melesat ke arah mereka dan melancarkan pukulan. Misha menahan pukulan itu namun dia terpental. Setelah itu, Chaos melancarkan tendangan ke arah Vio. Tapi berhasil dihindari. Vio mengaktifkan kartu sihirnya dan Ctaar ... sambaran petir yang cukup kuat telak mengenai Chaos.

Setelah itu, Misha kembali ke posisi Vio dan mengayunkan tongkatnya. Buaak ... Chaos yang sedikit terhenti karena petir itu pun tak bisa menghindar dan hantaman dari tongkat Misha telak mengenai perutnya. Chaos kembali terpental dan tergeletak di sana.

Sang Penyihir 3 : Legenda TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang