Bagian 15

17 3 12
                                    

Pagi hari telah tiba, hari ini Leta bersama dengan Cesil pergi ke panti asuhan untuk mengantar hasil panen ayahnya.

"Rasanya sudah lama sekali aku tak mampir ke sini." Leta sedikit melamun.

"Ayo kak." Cesil pun menarik Leta untuk masuk.

Di sana mereka bertemu dengan Lala dan anak-anak panti. Mereka terlihat sangat merindukan Leta yang sekarang jarang berada di desa.

Setelah dari panti, Cesil pulang membawa keranjang kosongnya dan Leta menyempatkan diri untuk mampir ke toko bibit milik Syl.

"Permisi," ucap Leta yang membuka pintu toko.

"Letaaa ...." Tiba-tiba Syl berlari dan memeluk Leta.

"Kak Syl, ada apa?"

"Kemana saja kau?"

"Hanya sedikit berjalan-jalan, kak."

Syl melepas pelukannya. "Kau tidak membahayakan dirimu kan?"

"Mmm, hehe." Leta tak tau harus menjawab apa.

"Ya ampun Leta, aku khawatir saat dengar kau pulang dengan keadaan penuh luka. Tapi pas aku ada kesempatan ke rumahmu, paman Fuma bilang kau sudah berangkat lagi."

"Hehe, maaf sudah membuat kakak khawatir."

"Hiii ...." Syl yang gemas dicampur kesal hanya bisa mencubit dua pipi Leta.

"Ampun kak, sakit."

"Sayang, ada ribut apa?" tanya seorang pria yang tiba-tiba keluar dari ruangan Syl. Leta sedikit terkejut akan kehadiran pria itu.

"Oh, bukan apa-apa. Hanya melampiaskan rasa rinduku." Syl mengatakan itu sambil kembali memeluk Leta.

"Kak, dia siapa?" bisik Leta.

Syl melepas pelukannya. "Oh iya, aku belum memperkenalkannya. Dia adalah Liam, tunanganku." Leta memasang wajah tak percaya. "Sayang, dia ini yang namanya Leta. Dia cantik, kan?" ucap Syl sambil mengusap kepala Leta.

"Oh, jadi dia Leta yang sering kau bicarakan. Senang bertemu denganmu, Leta." Liam tersenyum ke arah Leta.

"Ah, mm iya, sama-sama." Leta masih menatap Liam.

"Baiklah, aku masuk dulu yah. Lanjutkan reuni kalian." Liam masuk meninggalkan mereka berdua.

"Dia tak setampan pangeran Arion, tapi dia pria yang sangat perhatian." Syl memuji Liam.

"Kapan kakak bertunangan?" tanya Leta.

"Belum lama. Tepatnya saat kau pulang dengan keadaan penuh luka itu."

"Aku tak mendengar kabarnya."

"Makanya jangan pergi-pergi terus." Syl yang gemas mencubit hidung Leta.

"Kakak kenal dia di mana?"

"Dia pelanggan baru di sini. Sering bolak-balik ke sini. Aku tak tau kapan ini dimulai, tapi aku selalu suka saat bercanda dengannya."

"Lalu kalian tunangan?"

"Begitulah."

"Ayah ibu kak Syl bagaimana?"

"Mereka datang ke sini."

Leta tak bisa berkata apapun lagi. Dia hanya mendoakan kebahagiaan untuk Syl dan tunangannya. Setelah itu dia keluar dari toko. Setelah dari toko, dia pergi ke tempat biasa dia latihan bersama Arion dan yang lainnya. Di sana juga ada Nica dan Friska. Sedangkan Arion sedang berlatih pedang dengan Nazar. Ada juga Viny yang sedang membaca buku tentang sihir.

Sang Penyihir 3 : Legenda TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang