Hari ini, Vio telah sampai di danau Maro. Tempat dimana dimensi kerajaan Demos berada. Terlihat di sana terdapat sepuluh cahaya yang menjulang ke atas mengitari danau tersebut.
"Apakah dari dulu memang ada cahaya ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Vio masih berdiri di sana saat melihat seseorang muncul di hadapannya. Dia adalah Roz, salah satu dari pasukan jari Chaos.
"Selamat datang di danau Maro, penyihir." Roz membungkuk menyambut kedatangan Vio.
"Oh, jadi kau yang bernama Roz. Ini pertama kali kita bertemu, bukan?" tanya Vio.
"Iya, tentu saja. Ini pertemuan pertama kita. Tapi aku takkan menyangkal jika kau sudah mencari tau informasi tentang kami."
"Sebenarnya aku tak pernah mencari tau sedikitpun tentang kalian. Jadi maaf saja yah."
"Hahaha kau begitu polos, penyihir. Dengan kau mengetahui namaku, bukankah itu hasil dari pengumpulan informasi?"
"Iya sih, tapi aku sama sekali tak tertarik dengan informasi tak penting. Contohnya seperti keberadaan para jari Chaos atau semacamnya."
"Tolong, jangan merendahkan kami."
"Bukan seperti itu, aku hanya tak ingin melibatkan kalian dalam urusan pribadiku."
"Jika ini menyangkut Yang Mulia Chaos, tentu saja kau mengusik semua pasukan jari."
"Iya-iya, aku tau."
"Kau sudah memiliki kesepuluh kuncinya, bukan?"
"Aku takkan memberikannya padamu."
"Tapi kau harus melewatiku jika ingin masuk ke kerajaan Demos."
"Tentu saja akan kulakukan."
"Kalau begitu, majulah kapanpun kau siap." Roz terus saja memanasi Vio.
Setelah itu, Vio mengeluarkan pedang birunya. Tiba-tiba Vio mengayunkan pedangnya ke depan tanpa tujuan. Hal itu membuat Roz bingung.
"Hmm, tidak ada," ucap Vio.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Roz.
"Hanya memastikan, bahwa tak ada jebakan di depanku. Aku mencium bau jebakan di sekitar sini."
"Insting tajam tentang medan tempur membuktikan pengalamanmu di dunia peperangan. Iya, ini wilayahku. Aku sudah menyiapkan semua yang terbaik untukmu."
"Terima kasih."
Wuuus ... Vio melesat tapi tiba-tiba dia terpindahkan ke suatu dimensi hampa. Hanya warna hitam pekat yang Vio lihat. Buaak ... tiba-tiba sebuah pukulan mengenai Vio. Vio menebaskan pedangnya sembarang karena tak mengetahui posisi Roz.
'Aku terkena jebakan yang merepotkan. Bahkan dia menghilangkan hawa keberadaannya dengan sangat sempurna.'
Beberapa serangan muncul entah dari mana. Vio tak bisa melihat itu dan akibatnya, dia tak bisa menghindar ataupun menangkisnya dengan benar. Sampai akhirnya, Vio terfikir satu cara. Dia menciptakan sebuah ruang dimensi dan craaang ... kegelapan itu hilang.
Tak lama dari itu, sebuah pedang muncul dan meluncur ke arah Vio dari belakang. Vio menunduk dan pedang itu meleset. Pedang itu berbelok arah dan kembali ke arah Vio. Vio menangkis pedang itu tapi yang terjadi selanjutnya tetap sama. Pedang itu terus berbelok dan menyerang ke arah Vio.
Saat Vio sedang disibukkan oleh pedang itu, Roz muncul di menembakkan sebuah bola energi gelap yang meluncur cepat ke arah Vio. Vio berteleportasi dan duaaar ... bola energi itu meledak saat mengenai tanah. Jleeeb ... tapi pedang itu masih mengincar Vio dan berhasil menusuk bahu kiri Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 3 : Legenda Tercipta
FantasyLegenda baru tentang kerajaan Iblis yang menguasai dataran milik manusia, telah terbentuk. Kekalahan besar umat manusia, dalam ledakan perang dengan para Iblis. Apakah para manusia akan bangkit? Atau pasrah dengan keadaan? Entah siapa pahlawan yang...