Bagian 12

18 2 9
                                    

Pagi hari setelah penyerangan di kerajaan Zamora. Leta sedang berbaring di teras rumahnya sambil membaca buku dari Orma. Dia sedang memikirkan rencana selanjutnya.

Tiba-tiba, seseorang meletakkan secangkir teh di sebelah Leta. "Minum dulu, kak." Dia adalah Cesil yang kemudian duduk di sebelah Leta.

Leta pun duduk. "Makasih, Cesil." Leta meminum teh dari Cesil.

"Jadi, bagaimana rencana selanjutnya?" tanya Cesil.

"Aku berencana untuk ke Kozaku. Akan aku selesaikan yang ada di pulau ini. Dari Kozaku ke Karalis lalu ke Garuga. Setelah itu menyeberang ke Varos dan terakhir ke Araya."

"Kakak sudah merencanakannya yah."

"Sebelum ada buku ini, aku menyuruh Rinjie untuk berkeliling mencari lokasi para kesatria. Tapi ternyata, mereka ada di setiap kerajaan besar. Jadi lebih mudah mencari mereka, walau akan memakan waktu yang lama."

"Jangan terlalu terburu-buru, kak. Tubuh kakak juga butuh istirahat."

"Terima kasih sudah mengkhawatirkan kondisi tubuhku." Leta mengusap kepala Cesil.

Tak lama dari itu, Arion muncul bersama Viny. Mereka datang dari luar desa.

"Kau baik-baik saja, Leta?" tanya Arion yang baru sampai di depan rumah Leta.

"Harusnya kau khawatirkan kondisi Viny saja. Dia sudah menjagamu semalaman." Leta kembali meminum tehnya.

Arion menatap Viny. "Iya, baiklah."

"Leta, aku ingin bicara." Viny mendekat ke tempat Leta duduk.

"Kenapa jadi serius?"

"Tolong, angkat aku menjadi muridmu." Viny membungkuk di depan Leta.

"Eh?"

Suasana hening sejenak. Malam hari ini, Leta sudah bersiap lagi untuk berangkat. Cesil juga sudah siap untuk ikut.

"Di Kozaku ada dua orang, kan?" tanya Leta.

"Iya, kak. Salah satu dari mereka adalah Falco, kesatria yang sangat membenci para penyihir."

"Baiklah, ayo berangkat."

Mereka berdua keluar dari rumah. Di teras rumah, ternyata Rinjie sudah duduk menunggu.

"Aku takkan ketinggalan kali ini." Rinjie beranjak dari duduknya.

"Kita akan ke Kozaku," ucap Leta.

"Di sana banyak manusia yang menjadi tahanan." Rinjie mencoba menjelaskan kondisi Kozaku yang dia tau.

"Baiklah, tujuan kita jelas sekarang. Kita akan bebaskan semua manusia di penjara, menemui Yama dan mengalahkan dua kesatria itu." Leta menjabarkan rencananya.

"Kakak tidak mengajak pangeran Arion?" tanya Cesil.

"Tidak, dia sangat mengganggu. Baiklah, ayo berangkat."

Mereka kembali memakai topeng mereka dan segera pergi dari desa. Mengingat jarak desa mereka dengan kerajaan Kozaku sangatlah jauh. Bisa berhari-hari jika hanya jalan kaki. Leta mengeluarkan naganya yang bernama Arna.

Arna yang baru muncul, langsung mengeluskan kepalanya kepada Leta.

"Aku juga merindukanmu, Arna." Leta mengelus kepala Arna.

Mereka naik ke punggung Arna dan langsung berangkat. Di perjalanan, Leta hanya diam saja tanpa mengatakan hal apapun.

"Oh iya, kak." Cesil memecah keheningan. Leta menengok ke arah Cesil. "Bagaimana tentang putri Viny tadi pagi?" tanya Cesil.

Sang Penyihir 3 : Legenda TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang