Bagian 19

26 4 16
                                    

Triiing ... Leta menahan serangan benang baja milik Milly. Benang baja itu terus saja mencambuk ke berbagai arah. Leta dengan lihainya menghindari dan menangkis semua serangan itu. Saat ada celah, Leta melancarkan serangannya.

Milly mulai kewalahan melawan Leta. Sampai akhirnya, Milly bersiap mengeluarkan wujud iblis sempurnanya.

"Kali ini, akan kupastikan kau bertekuk lutut di hadapanku." Milly mulai memfokuskan energinya.

Duaar ... ledakan dari arah lain tercipta. Di sana Lasya sedang bertarung sengit dengar Arga. Arga melancarkan serangannya tapi dengan mudah Lasya mendorongnya dengan sihir hembusan anginnya. Lasya mengeluarkan lingkaran sihir di telapak tangannya dan blusszz ... hembusan api yang besar meluncur ke arah Arga.

Arga menghindarinya dan segera melancarkan serangannya lagi. Dengan kecepatannya, Arga berhasil mendekati Lasya. Namun saat Arga mengayunkan pedangnya, ternyata Lasya yang ada di hadapannya itu bukanlah tubuh aslinya. Tubuh itu tertebas dan berubah menjadi petir kemudian menyengat Arga.

Arga yang mulai kesal, kembali mengamuk dan meningkatkan energi iblisnya. Lasya pun mengaktifkan sihirnya dan duaar ... sebuah bola cahaya tiba-tiba menabrak tubuh Arga dan meledak. Tubuh Arga hancur, namun perlahan mulai pulih lagi.

Arga yang sudah pulih mulai dengan serangannya lagi. Dia melesat dan mengayunkan pedangnya. Saat Lasya menghilang, Arga menggunakan kekuatan iblisnya dan sebuah tangan hitam tercipta dari energi iblisnya. Tangan itu melesat mencari keberadaan Lasya dan berhasil menangkapnya.

Tangan itu mencekik Lasya dan membawa Lasya mendekat pada Arga. Sebuah tebasan dilancarkan oleh Arga dan tubuh Lasya berhasil ditebasnya. Namun tubuhnya kembali berubah menjadi sebongkah tanah yang hancur.

Tiba-tiba tubuh Arga ditarik oleh beratnya gravitasi. Arga berusaha sangat keras untuk berdiri. Saat berhasil berdiri, puluhan tombak cahaya sudah berada tepat di depannya.

"Kau tau aku takkan mati oleh sihirmu itu." Arga mulai memanasi Lasya.

"Aku tau. Aku hanya mengulur waktu sampai Violeta selesai dengan iblis itu. Aku membutuhkannya untuk membunuhmu."

"Hahaha, kau sangat konyol. Aku takkan pernah terbunuh oleh siapapun."

Duaaar ... ledakan energi hitam terpancar kuat dari arah pertarungan Leta dan Milly. Terlihat di sana Milly sudah masuk ke dalam wujud terkuatnya. Leta masih memasang kuda-kudanya dan mengeluarkan dua pedang miliknya.

Lasya dibuat terkejut karena sekarang Leta lebih sering menggunakan sihirnya untuk senjata dari pada digunakan secara langsung. Milly melesat cepat ke arah Leta. Satu serangan dia lancarkan duaaar ... namun Leta berhasil berteleportasi dan menghindarinya.

Leta mengalirkan sihir pada dua pedangnya. Aura hitam menyelimuti katana bergeriginya dan kilatan petir muncul dari pedang birunya. Benang baja Milly muncul dan mencabik setiap tempat yang dilewatinya. Saat sampai di posisi Leta, benang baja yang meluncur cepat ke arah Leta itu terpental karena tebasan dari pedang Leta.

Leta bersiap dan langsung melesat menyerang Milly. Dengan tenang, Milly menangkis serangan Leta dengan benang baja yang melilit di lengannya. Benang baja itu mulai memanjang dan mencambuk Leta. Leta sempat menghindarinya, tapi pipi kanan sampai pelipisnya tergores walau tak dalam. Leta mengusap darah yang keluar dari pipinya, tapi darah itu masih mengalir.

"Dimana kekuatan yang kau gunakan untuk mengalahkan Korta? Walau Korta itu bodoh, dengan kekuatanmu yang seperti ini, kau tak mungkin mengalahkannya." Milly kembali memanasi Leta.

"Iya, aku punya kartu as ku sendiri."

"Kalau begitu keluarkanlah, atau kau akan terbunuh dengan cepat. Setidaknya kau bisa bertahan beberapa menit lagi jika kau menggunakan seluruh kekuatanmu itu."

Sang Penyihir 3 : Legenda TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang