Bagian 13

19 3 8
                                    

Leta masih terbang di atas punggung Arna menuju kerajaan Karalis. Saat malam tiba, Leta turun dan masuk ke dalam hutan untuk bermalam.

"Istirahatlah, Arna." Leta memasukkan Arna kemabli ke dalam kartu sihirnya.

Setelah itu, Leta duduk bersandar pada sebuah pohon dan siap untuk tidur. Dia menutup matanya dan seketika ...

"Tarik senjatamu!" suara seorang wanita yang tiba-tiba terdengar.

Seseorang yang mengenakan jubah berdiri di depan Leta dengan sebuah katana yang dia arahkan tepat ke wajah Leta. Leta membuka matanya perlahan.

"Maaf, aku tak memiliki barang berharga untuk diberikan."

"Bukan barang berharga yang kucari. Berdirilah dan hadapi aku."

Leta melirik ke atas untuk melihat wajah orang itu. Namun di balik tudung jubah itu, dia juga mengenakan penutup wajah. Hanya tatapan mata tajam yang Leta lihat.

Leta beranjak dari duduknya dan berdiri. Setelah itu, wanita berjubah itu berjalan mundur membuat jarak antara mereka. Setelahnya, dia membuka tudung dan penutup wajahnya.

"Namaku Ellenica, aku ke sini untuk menantangmu bertarung." Dia adalah Ellenica. Sembari menodongkan katananya, dia tetap menatap tajam Leta.

"Kau memiliki dendam pribadi padaku?" tanya Leta.

"Tidak ada."

"Lantas, kenapa kau menantangku?"

"Aku sudah berkeliling negeri ini untuk menantang setiap pengguna senjata yang ada. Dan aku melihatmu cukup lihai menggunakan senjata saat kau meruntuhkan kerajaan Kozaku."

"Berkeliling negeri hanya untuk menantang para pengguna senjata, apa itu sebuah pekerjaan?"

"Aku ingin membuktikan bahwa akulah pengguna senjata terkuat di negeri ini."

"Baiklah, aku mengaku kalah. Kau yang terkuat."

Ellenica terlihat sangat kesal dengan sikap Leta yang tak peduli. Slaah ... dia menebaskan katananya ke arah Leta. Leta secara refleks menghindar dan braak ... pohon di belakang Leta tumbang terpotong tebasan Ellenica.

"Bukan pengakuan seperti itu yang aku inginkan." Ellenica kembali menatap tajam Leta.

"Kenapa kau sangat terobsesi seperti itu? Aku tak punya waktu untuk meladenimu."

"Aku juga tak punya waktu. Setelah mengalahkanmu, aku pastikan bahwa akulah yang terkuat di dataran ini dan aku akan kembali ke negeriku, untuk menyelamatkannya."

"Kau memiliki negeri yang harus kau selamatkan yah. Kalau begitu kenapa kau sibuk menantang semua orang?"

"Karena aku belum cukup kuat. Tapi setelah mengalahkanmu, aku pastikan bahwa aku sudah cukup kuat untuk kembali ke negeriku."

"Jika kau ingin kuat, berlatihlah. Asah kemampuanmu, sempurnakan teknikmu. Bukannya berkeliling menantang orang lain."

"Kau akan tau, bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Kau sendiri terobsesi akan kekuasaan kan? Sampai kau meruntuhkan kerajaan Kozaku."

"Kau salah menilaiku. Aku tak peduli akan kekuatan ataupun kekuasaan. Aku memiliki tujuanku sendiri."

"Tujuan apa yang mengharuskan kau menghancurkan kerajaan besar?"

"Bukan aku yang menghancurkan kerajaan besar, tapi para iblis."

"Jadi kau ingin bertindak pahlawan dan merebut kembali semua kerajaan dari para iblis?"

"Aku memiliki dendam pribadi pada iblis yang menjadi dalang runtuhnya dataran."

"Kau gila. Sehebat apapun kau, takkan mungkin kau berani menghadap iblis itu."

Sang Penyihir 3 : Legenda TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang