Leta pergi keluar gerbang kota dan masuk ke dalam hutan sebelah Timur kota. Leta berhenti di sebuah lahan yang cukup luas dan meletakkan mangganya.
"Kurasa kau sudah menyadari keberadaanku," ucap seseorang dari balik bayangan pepohonan.
"Hanya orang bodoh yang tak menyadari keberadaan musuh yang sudah mengikutinya selama berminggu-minggu," ucap Leta.
"Kau sudah menyadarinya yah."
"Apa yang kau mau?"
"Menangkapmu."
Leta menengok kearah pria di balik bayangan itu. Pria itu mengenakan sebuah topeng yang menutupi wajahnya dan dua buah katana di tangannya.
"Seorang assasin," ucap Leta.
"Bersiaplah!" ucap pria assasin itu.
"Apa tujuanmu? Kenapa tiba-tiba mengincarku?"
"Aku tak memiliki hak untuk mengatakannya,"
"Bawahan yang setia."
Tiba-tiba tiga orang bersenjata muncul dari bayangan pepohonan dan siap menebaskan senjata mereka dari kiri, kanan dan belakang Leta. Seketika Leta bergerak sedikit dan DUUAAARR ... asap debu berterbangan. Di dalam asap, tiga orang itu terkejut, senjata mereka hanya menghantam tanah. Mereka hendak menarik senjata mereka, tapi terasa berat. Saat mereka sadar, ternyata Leta sedang berdiri menginjak senjata mereka.
Leta melompat rendah dan melakukan tendangan memutar 360° ke kiri dan menghantam wajah tiga orang itu. Orang dari kiri terlempar ke belakang, orang dari belakang terlempar ke kanan dan orang dari kanan terlempar ke depan.
Assasin bertopeng itu terkejut karena tiba-tiba melihat tiga orang itu telempar keluar dari asap. Angin kecil muncul dan menghempaskan asap debu dan memperlihatkan Leta yang masih berdiri tegap di sana.
"Kau memang tak bisa diremehkan." Assasin itu bersiap.
Leta hanya diam menatap assasin bertopeng itu di balik topengnya sendiri. Assasin itu mulai melesat dan mengayunkan pedangnya kearah Leta. Tapi seketika beberapa buih cahaya muncul di sekitar tangan Leta dan memadat menjadi sebuah katana hitam dengan pegangan merah.
TRIIING ... pedang mereka saling berbenturan dan DUAAR ... tanah pijakan mereka retak.
"Dari informasi, seharusnya kau adalah seorang penyihir," ucap assasin itu.
"Memangnya penyihir tidak boleh menggunakan pedang?"
Leta mengayunkan pedangnya dan assasin itu melompat mundur. Assasin itu kembali bersiap dan langsung melesat zig-zag ke arah Leta. Leta bersiap dengan kuda-kudanya dan TRIING ... sebuah terbasan dari arah kanan berhasil Leta tahan.
TRIINNG ... assasin itu mengayunkan pedang satunya ke arah kiri tapi Leta berhasil menangkisnya dengan tebasan pedangnya. Lalu assasin itu bersiap dengan pedang di tangan kanannya dan TRIINGG ... lagi-lagi Leta berhasil menangkisnya. Gerakan Leta lebih cepat dari assasin itu.
Assasin itu mulai melancarkan tebasan bertubi-tubi dan TRIING ... SRIING ... TRANG ... CIIING ... TRIINGG ... WUSS ... assasin itu melompat mundur saat tebasan terakhir Leta hampir saja mengenai lehernya.
"Seorang penyihir dengan kemampuan berpedang sehebat itu."
"Aku tak sehebat itu."
Tiba-tiba satu orang dengan senjata kapak besarnya muncul menyerang Leta dari belakang. Leta yang menyadarinya langsung berbalik dan menebaskan pedangnya dari bawah ke atas untuk menangkis serangan kapak orang itu. Kapak itu terlepas dari penggunanya dan Leta melanjutkan serangan dengan sebuah tendangan berputar dan mengenai dagu orang itu sampai dia terlempar ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 3 : Legenda Tercipta
FantastikLegenda baru tentang kerajaan Iblis yang menguasai dataran milik manusia, telah terbentuk. Kekalahan besar umat manusia, dalam ledakan perang dengan para Iblis. Apakah para manusia akan bangkit? Atau pasrah dengan keadaan? Entah siapa pahlawan yang...