Hari itu, rumah Fuma kedatangan keluarga kerajaan. Sang raja dan pangeran bersama penasihat dan beberapa prajurit penjaga, datang bertamu ke kediaman Fuma.
"Suatu kehormatan bisa menerima Yang Mulia Zorgi di gubuk kumuh kami," ucap Fuma.
"Ini hanya kunjungan biasa, Arion memintaku untuk menemaninya kemari selagi jadwal kerajaan sedikit kosong," ucap sang raja.
"Paman, kemana nona Leta?" tanya pangeran Arion.
"Dia masuk ke dalam ... Bu, tolong panggilkan Leta."
Fuji pun masuk ke dalam dan mencari Leta. Akhirnya dia menemukan Leta di halaman belakang. Leta sedang duduk memandang ladang milik ayahnya itu.
"Leta, kenapa kau di sini?" tanya Fuji.
"Kenapa raja kemari, Bu?" tanya balik Leta.
"Beliau bilang, pangeran Arion ingin bertemu denganmu."
"Hmm, kenapa seorang pangeran ingin menemui Leta?"
"Ibu juga tidak tau, tapi setidaknya temui pangeran Arion. Dia sudah datang jauh dari kerajaan menuju desa kita hanya untuk menemuimu."
"Tapi Bu ... " Leta seperti tak suka pada pangeran. Sejak awal dia membanting pintu itu.
"Kenapa kau tak mau menemuinya? Kalian pernah bertemu sebelumnya?" tanya Fuji.
"Hmm, tiga hari yang lalu Leta tak sengaja bertemu dengannya."
"Apa yang terjadi?"
"Saat itu ... "
Leta mulai bercerita. Kembali ke 3 hari lalu. Leta sedang berjalan menuju toko bibit untuk membeli beberapa bibit baru. Tapi di tengah perjalanan, perhatian Leta teralih pada kerumunan warga yang cukup ramai. Leta penasaran dan ikut melihat-lihat.
"Ramai sekali," Ucap Leta.
"Wah nona Leta, selamat siang," sapa salah seorang warga.
"Siang paman. Ada ramai apa?" tanya Leta yang tak dapat melihat sumber keramaian ini.
"Oh hari ini ada kunjungan kerajaan, sang pangeran datang untuk melihat-lihat desa kita."
"Ooh, pantas saja ramai." Leta terlihat paham sambil mengangguk-angguk. "Ya sudah, Leta pergi dulu," lanjut Leta.
"Kau tak penasaran dengan pangeran?" tanya paman itu.
"Hmm? Kenapa harus penasaran? Dia manusia sama seperti kita kan?" tanya Leta yang terlihat tak tertarik.
"Eeh? I-iya juga sih."
"Ya sudah, Leta harus ke toko bibit. Ayah menyuruh Leta untuk membeli pupuk dan beberapa bibit baru," ucap Leta.
"Baiklah, hati-hati nona."
Leta pun pergi ke toko bibit yang tak jauh dari keramaian tadi. Dia segera memilih pesanan ayahnya dan membawanya ke kasir.
"Hari belanja yah, nona Leta," sapa pemilik toko itu.
"Iya kak Syl, Ayah kehabisan bibit baru." Leta menyahuti sapaan itu sambil menaruh barang yang hendak ia beli di meja kasir.
"Kau dengar? Katanya pangeran sedang berkunjung ke desa," Ucap pemiliki toko bernama Syl itu sambil menghitung belanjaan Leta.
"Iya, diluar sangat ramai."
"Kau melihat pangeran?"
"Tidak, Leta langsung kesini, takut ayah menunggu."
"Waah kau rugi, pangeran itu saaaaaangat tampan. Dan kabarnya dia sedang mencari calon mempelainya. Kyaaa." Syl sangat bersemangat saat bercerita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 3 : Legenda Tercipta
خيال (فانتازيا)Legenda baru tentang kerajaan Iblis yang menguasai dataran milik manusia, telah terbentuk. Kekalahan besar umat manusia, dalam ledakan perang dengan para Iblis. Apakah para manusia akan bangkit? Atau pasrah dengan keadaan? Entah siapa pahlawan yang...