Bagian 8

34 3 10
                                    

Malam ini di kerajaan Hoga. Edgar yang berencana mengorek informasi dari Cesil, telah gagal karena kedatangan Leta yang masih menggunakan topengnya. Sekarang, Leta dan Edgar dalam keadaan siap bertarung.

"Akan kubuat kau menelan kesombonganmu." Edgar melesat dan bersiap menebaskan pedangnya.

Leta tetap berdiri di sana dengan posisi kuda-kudanya. Saat Edgar sudah di depan matanya, tiba-tiba saja Edgar menghilang. Leta dengan cepat mengarahkan pandangannya ke segala arah. Dengan cepat Leta mengayunkan pedangnya ke sisi kiri dari atas ke bawah. Triiing ... Leta berhasil menangkis tebasan dari Edgar.

Leta membalas serangan Edgar dengan balik menebaskan pedangnya ke atas. Edgar menghindarinya dan melompat mundur.

"Serius, pedang ini sangat nyaman digunakan." Leta kembali memuji hasil karya Orma itu.

"Jangan memalingkan pandanganmu."

Seketika Edgar sudah berada di depan Leta. Sebuah tebasan kembali dilancarkan Edgar dan Leta melompat untuk menghindarinya. Saat dia di udara, Leta melancarkan tendangan dan berhasil menghantam wajah Edgar.

Edgar terjatuh di depan Leta. Lalu satu tendangan lagi mengenai tepat di perut Edgar sampai dia terdorong dan menghantam singgasananya. Pedang Edgar terlepas dan tergeletak di samping Leta.

"Kurasa kau menjatuhkan ini." Leta menendang pedang Edgar dan jleeeb ... pedang itu menancap tepat di kepala Edgar.

Walau begitu, Leta masih bersiaga. Dia masih merasakan aura iblis Edgar. Dengan kondisi tertancap pedang, Edgar berdiri dan mencabut pedang itu dari kepalanya.

"Kau takkan bisa membunuhku." Luka tusukan pedang di kepala Edgar seketika sembuh kembali.

"Inti kehidupanmu bukan di kepala yah? Hmm baiklah, kau mungkin setingkat lebih tinggi dari iblis rendahan."

"Berhenti meremehkanku." Edgar mulai mengamuk dan berubah menjadi wujud iblisnya.

Tubuhnya menjadi lebih gelap dan keluar dua tanduk beserta ekor. Pedang yang dia pegang berubah menjadi lebih besar dan berapi-api.

"Baiklah, aku akan sedikit serius." Leta memegang pedang birunya di tangan kanan dan buih cahaya muncul di sekitar tangan kirinya yang kemudian memadat menjadi katana hitam miliknya.

"Bersiaplah untuk mati." Edgar melesat dengan cepat ke arah Leta.

Triiing ... duaaar ... Leta menahan tebasan Edgar dengan menyilangkan dua pedangnya. Namun akibat kuatnya tebasan itu, tanah pijakan Leta hancur.

Kibasan ekor Edgar mengarah ke tubuh Leta, tapi seketika Leta menghilang dan muncul di belakang Edgar. Dengan satu tebasan, Leta berhasil memotong ekor Edgar. Setelah itu Leta menendang Edgar sampai dia terpental dan menghantam dinding.

"Kau sangat merepotkan." Edgar kembali berdiri dan ekornya tumbuh kembali.

Seketika sebuah bola hitam melesat ke arah Leta. Namun dengan tenang, Leta menebasnya dengan katana hitamnya dan bola hitam itu terserap. Tapi seketika Edgar sudah di depan Leta dengan pedang api yang siap dia tebaskan.

'Teknik pedang rembulan .... ' sring ... sring ... sring ... seketika dua tangan, dua kaki dan ekor Edgar terpotong. " ... graha."

"Aaa, kurang ajar kau penyihir jalang."

Sriiing ... seketika kepala Edgar terpenggal. Kepala Edgar tergeletak di samping tubuhnya.

"Bukan di kepala, ekor juga bukan. Kaki dan tangan juga bukan." Leta menendang tubuh Edgar dan membuat tubuh itu terbaring di lantai. "Kalau begitu, jantung."

Sang Penyihir 3 : Legenda TerciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang