Happy reading
Sorry for typoDi suatu pagi yang mendung, seorang gadis sedang bergembira. Tidak seperti cuaca saat ini, perasaan gadis itu secerah matahari di jam 12 siang.
Dari jam 5 pagi dia sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Maklum lah, hari pertama sekolah.
"Buku, alat tulis, sip udah lengkap." Iya lah lengkap, soalnya Wilson yang menyiapkan semuanya, kalau Crystal yang nyiapkan mungkin yang dibawa bukan buku tapi kartu remi.
Kemudian Crystal bercermin, memastikan seragamnya lengkap. Bisa mampus nanti kalau tiba-tiba dia dihukum karena atribut yang tidak lengkap. Ya walaupun tidak ada yang akan menghukumnya karena sekolah itu milik Jayden. Mau Crystal pakai piyama ke sekolah juga pasti dibolehin.
"Duh cakep banget, gini nih kalau bidadari jatoh ke bumi"
Crystal tampak merenung sejenak, "sekolah artinya keluar. Kalau keluar artinya.... GUE PUNYA KESEMPATAN BUAT REFRESHING"
"Cerdas sekali diriku ini. Harus bawa baju ganti dulu nih biar gak ketahuan"
Crystal mengakhiri aktivitas bercermin narsisnya, kemudian ia menuju walk in closet untuk mengambil kaus hitam, jaket jeans, kacamata hitam, topi, dan tak lupa masker agar wajahnya tidak dikenali nanti.
"Ah iya! Hampir aja lupa. Kalau gak ada kamu, aku gak bisa jajan dong," ucap Crystal sambil menatap 3 lembar uang €500 yang merupakan hasil tabungannya sendiri.
Jangan ditanya gimana cara dia nabung. Tentu saja Crystal nyolong uang yang nyelip di kantong jas Karl, terus ia kumpulin deh.
Setelah memasukkan semua keperluannya ke dalam tas, Crystal turun ke bawah untuk sarapan.
•••
"Helo gais, mai nem is Crystal Dominic. Ck, susah banget sih kenalan pakai bahasa Inggris," ucap Crystal memperkenalkan dirinya di depan kelas.
Seisi kelas menahan tawanya. Mungkin Crystal belum tahu kalau kelas ini khusus untuk siswa yang berasal dari Indonesia jadi pakai bahasa Indonesia pun sebenarnya tidak apa-apa.
"Pakai bahasa Indonesia aja kalau sulit pakai bahasa Inggris," celetuk salah satu siswa yang duduk di belakang.
"Nahh gitu dong bilang daritadi Napa, kan gue gak usah muter lidah buat ngomong Inggris. Oke mulai dari awal," protes Crystal
"Ekhem ekhem. Perkenalan nama gue Crystal Dominic, umur gue gak tau gue lupa nanti gue tanyain lagi ke ortu gue, alamat gue di hutan entah dimana karena gue gak hafal jalan, dan hobi gue adalah bikin Papa sama adik gue kesel. Sekian dan terima gaji eh kasih"
"Baiklah Crystal silahkan duduk di bangku yang kosong ya, saya akan memulai pembelajaran kali ini," ucap sang guru ramah.
Crystal mengangguk kemudian ia berjalan menuju bangku kosong yang terdapat di belakang kelas. "Fiuuhh... Akhirnya duduk juga," lega Crystal dalam hati. Tasnya itu lumayan berat karena perlengkapan 'refreshing' nya.
"All right students, now open your text book pages 107," intrupsi guru yang sedang mengajar tersebut.
Crystal menyimak penjelasan dengan serius. Sedikit terasa aneh bagi Crystal, ia merasa sudah pernah mempelajari materi ini. Bahkan waktu dia mencoba mengerjakan soal, semua soal mampu ia jawab.
"Fix gue jenius," gumamnya.
•••
Bel istirahat berbunyi, Wilson datang ke kelas Crystal untuk menyerahkan bekal.
Tentu saja Crystal tidak akan makan bekal itu. Tadi pagi ia tidak sengaja melihat Karl memasukkan obat tidur ke dalam bekal tersebut.
Crystal tahu kalau Papanya pasti akan membawanya pulang setelah dia masuk ke dalam alam mimpi. Karl sangat disiplin soal jam tidur Crystal dan hal itu membuat Crystal bergidik ngeri.
Setelah Wilson keluar dan dirasa keadaan sudah aman, dengan cepat Crystal keluar, tak lupa membawa baju ganti dan uangnya.
Ia kemudian berlari menuju bagian belakang sekolah yang sepi dan minim CCTV itu.
"Yok pasti bisa!" Crystal menyemangati dirinya sendiri.
Ia memanjat pagar pembatas sekolah yang menjulang tinggi dengan sekuat tenaga.
Dan akhirnya....
Berhasil.
Crystal berhasil melewati pagar itu walaupun kakinya harus lecet sedikit.
"Muehehehe saatnya senang-senang"
Ia berjalan mencari tempat yang aman untuk berganti pakaian. "Gotcha!" Pekiknya saat Crystal menemukan toilet umum tak jauh dari kawasan sekolah.
Setelah selesai berganti pakaian, Crystal pun lanjut jalan-jalan keliling kota.
Mata Crystal berbinar saat menemukan penjual es krim pinggir jalan. Tanpa pikir panjang lagi, Crystal menghampirinya dan membeli satu es krim rasa strawberry.
Tak butuh waktu lama es krim itu tandas masuk ke dalam perut Crystal.
"Es krim udah, keliling udah, sekarang enaknya ngapain ya? Emm, makan di Mekdi keknya enak deh," monolog Crystal.
Ia penasaran dengan rasa makanan cepat saji. Kata teman sebangkunya, rasanya sangat enak apalagi kalau ditemani dengan soda.
Crystal pun keliling lagi mencari gerai Mekdi terdekat. Setelah sekitar 10 menit mencari, akhirnya ketemu juga.
"One double cheeseburger and soda please." Entah kesambet apa, lidah Crystal kalau dibuat ngomong beginian lancar banget.
Setelah membayar Crystal dengan perasaan senangnya membawa nampan berisi makanannya ke meja.
Baru saja melangkahkan kakinya, seorang pria tiba-tiba mencekal lengan Crystal.
Arven menatap lekat-lekat gadis di dalam genggamannya tersebut. Ia terkejut sekaligus tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Crystal? A- aku gak salah liat kan?" batin Arven.
"Excuse me!" Protes Crystal. Kurang ajar sekali orang ini, main mencekal tangan orang seenaknya.
"Ah, I'm sorry," ucap Arven kemudian ia melepaskan tangan Crystal.
Setelah dilepaskan, Crystal pun melangkah pergi meninggalkan pria aneh yang masih saja memperhatikannya.
"Sadarlah Arven, tidak mungkin Crystal hidup kembali. Mungkin dia hanya mirip. Tapi suaranya.... Ah sudahlah mungkin ini efek kebanyakan tugas jadi aku sampai berhalu begini"
T
B
CMasih ada yang nungguin cerita ini gak?
Maaf ya baru up
HeheNiatnya sih up kemarin
Tapi beneran capek banget habis sidang pleno
Sedip :')Jangan bosen2 nunggu ya
See you next chapter
Bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal 2
Humor[Sequel Gabriella Crystal] [End] Menjadi anak tiri dari seorang ketua mafia yang sangat posesif tidaklah mudah Berbagai aturan tak masuk akal menjerat Crystal Ia seakan hidup dalam sangkar emas buatan keluarga barunya Belum lagi adik tirinya yang ik...