Happy reading
Sorry for typo"Gak capek lu pura-pura bahagia?"
"Gue cuma gak ingin mereka kecewa." Crystal menatap langit-langit kamarnya sangat lekat.
"Berapa kali Lo dibuat kecewa sama mereka? GAK USAH NAIF! Mereka semua benci Lo, camkan itu!"
"Gak mungkin"
"Jadi Lo lebih milih mereka daripada gue?"
"Please berhenti," lirih Crystal
"Gak akan sampai Lo ngerti apa yang gue ucapkan selama ini"
"DIEM! BERHENTI GANGGU GUE!!!" Teriak Crystal. Ia muak dengan suara yang berasal dari kepalanya sendiri.
Semenjak kejadian pematahan kakinya, seperti ada seseorang lain di dalam dirinya.
Setiap dia melawan, pasti kepalanya akan terasa pusing, seperti sekarang. Kepalanya berdenyut hebat nafasnya juga menjadi tidak teratur.
Mata Crystal terpejam guna meredakan rasa sakitnya. Beberapa detik terlewati namun kepalanya tetap saja tidak ingin diajak kompromi. Malahan pembuluh darah yang ada di rongga hidungnya ikut-ikutan menyiksanya.
Darah segar mengalir dari hidung mungil gadis 16 tahun itu. "Ah sial!" Umpatnya tak terima.
Dengan cepat Crystal mengusap darah itu menggunakan selimutnya. Kalau pakai bajunya nanti malah ketahuan.
Setelah mimisannya berhenti dan kepalanya juga sudah kembali normal, Crystal mengambil ponselnya dan menonton video cara membesarkan kecebong yang baik dan benar.
"Oh... Jadi kecebong itu harus disekolahkan juga ya? Nanti gue suruh Daddy bikin sekolah kecebong deh," gumamnya tak jelas saat melihat video aneh dan tidak bermanfaat di YouTube.
Saat sedang asyik menonton, Aland masuk ke kamarnya masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Hal itu membuat Crystal berdecak iri. Sudah berbulan-bulan ia tidak merasakan bangku kelas.
"Jangan cemberut gitu dong kak. Nih Aland bawain cokelat." Aland memberikan sebuah cokelat batang ke Crystal.
"Tumben pengertian, makasih ya," balas Crystal sambil tersenyum manis ke Aland.
Aland mengambil posisi di samping Crystal. Ia ikut menonton video yang terputar di ponsel kakaknya.
"Menjauh lah dari bocah itu!"
Crystal mengernyitkan dahinya dan matanya semakin tajam melihat ke layar ponselnya. Suara itu lagi.
Aland menoleh ke Crystal. Ia heran melihat Crystal yang sangat serius menonton video kecebong. Aneh, biasanya Crystal tidak menanggapi seserius ini.
Dasar sialan. Suara itu membuat kepala Crystal pening kembali. Ia memutuskan mengakhiri acara menontonnya.
"Kenapa kak?"
"Gak papa, cuma pingin tidur siang aja"
Aland kembali dibuat heran dengan sikap Crystal siang ini. Tidur siang? Bukannya kakaknya sangat anti dengan hal itu? Tapi masa bodo lah yang terpenting Crystal bisa istirahat.
Aland membantu Crystal berbaring. Kemudian ia mengecup singkat kening kakaknya dan meninggalkan Crystal sendiri.
•••
Makan malam sedang berlangsung. Hening menyelimuti seisi ruangan. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.
Crystal meletakkan sendok dan garpunya di atas piring setelah seluruh isi piring itu habis dimakan kecuali brokoli.
"Kenapa tidak dimakan sayurnya?" Tanya Bryan.
"Bukankah kau sudah tau jawabannya? Kenapa bertanya lagi?" Balas Crystal sinis. Ia lalu memutar bola matanya malas.
Semua orang yang duduk di meja makan langsung menatap Crystal. Kenapa tingkah laku Crystal sangat aneh hari ini. Biasanya saat ia ditegur karena tidak memakan sayurannya, ia akan merengek meminta dispensasi atau ia memberikan jawaban yang aneh.
"Sayang, kamu gak papa kan?" Fellycia hendak mengelus pucuk kepala Crystal, namun ditolak mentah-mentah.
"Apaan sih!" Marah Crystal.
"Kakak ingin apa? Cokelat? Es krim? Sebutkan saja nanti Aland belikan," bujuk Aland.
"Ingin kalian semua pergi dari dunia ini," lirih Crystal dengan nada yang sangat dingin. Lirihannya itu bahkan tidak bisa terdengar oleh siapapun. Hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang bisa mendengarnya.
Crystal kemudian menatap tajam Aland yang berada di hadapannya. Ia tersenyum miring, lalu berkata, "Apa kau akan membelikan aku nyawa orang-orang yang ada di meja makan ini?"
Setelah mengucapkan itu, hidung Crystal kembali mengeluarkan darah. "Dasar tubuh lemah," gumamnya. Sudah 3 kali seperti ini. Padahal Chloe hanya ingin mencoba tubuh Crystal.
Chloe, alter ego yang muncul setelah Crystal merasa hidupnya sia-sia. Chloe merasa miris dengan kehidupan yang dialami host nya dan sejak detik itulah Chloe berniat untuk membalaskan perlakuan mereka.
Sayang sekali, rencana Chloe tidak berjalan mulus. Crystal masih saja menahannya agar Chloe tidak keluar. Ia tidak ingin menyakiti keluarganya. Crystal tahu mereka sayang dirinya namun cara mereka membuktikannya yang salah.
Namun hari ini Crystal kalah. Ia tidak bisa menahan Chloe. Di dalam, Crystal hanya bisa berpasrah tubuhnya diambil alih oleh Chloe.
Orang-orang di sekitar Crystal menjadi panik. Mereka segera membantu Crystal menghentikan mimisannya.
Setelah mimisan Crystal berhenti, Karl menggendong Crystal ala koala dan membawa gadis itu ke kamarnya.
Wajah Crystal terlihat sangat pucat, membuat yang lain merasa khawatir. Jeremy menghela nafasnya panjang. Ia tidak menemukan hal-hal serius di tubuh Crystal.
"Istirahat dulu ya baby, kalau besok masih tetap begini kita ke rumah sakit," ucap Jeremy lembut.
"Please stop panggil aku dengan sebutan baby lah, honey lah, aku bukan bayi kalian! Udah mending kalian semua pergi, tubuh ini gak kuat dekat-dekat dengan kalian," ketus Crystal. Maaf, lebih tepatnya Chloe.
"Apa maksudmu Crystal?" Karl dibuat keheranan dengan perkataan Crystal.
"Bodoh," gumam Chloe.
"Baiklah karena diantara kalian tidak ada yang peka. Perkenalkan namaku Chloe dan aku di sini ingin menjauhkan kejahatan kalian dari Crystal," lanjutnya dengan senyuman lebar.
T
B
CSorry ya kalau ceritanya gimana-gimana dan mulai bosenin
See you next chapter
Bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal 2
Humor[Sequel Gabriella Crystal] [End] Menjadi anak tiri dari seorang ketua mafia yang sangat posesif tidaklah mudah Berbagai aturan tak masuk akal menjerat Crystal Ia seakan hidup dalam sangkar emas buatan keluarga barunya Belum lagi adik tirinya yang ik...