Happy reading
Sorry for typoCrystal membuka matanya perlahan. Mengerjapkannya beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke netranya.
"Auuu sshhh..." Crystal meringis saat ia menggerakkan tangan kanannya. Ah sial! Kelakuan Chloe membuat tangannya harus berkorban menjadi sarang jarum infus yang mengerikan. Untung saja sakit kepalanya sudah hilang. Kalau tidak, bisa-bisa Crystal mati membusuk di dalam kamar atau bahkan di rumah sakit.
"Heh Chloe sialan! Tanggung jawab Lo dah bikin tangan gue kebas!"
"Lah bukan salah gue jir. Salahin tubuh Lo yang lemah," balas Chloe dengan santainya.
Jawaban dari Chloe membuat Crystal menggeram. "Ya kalau bukan karena keberadaan Lo gue ga-"
"Ssssttt... Berisik!" Potong Chloe tak peduli dengan Crystal yang sudah mengumpatinya dengan hewan-hewan di hutan Amazon.
"Dasar alter sialan," gerutu Crystal dalam hati.
"GUA DENGER YA BANGSAT!" Teriak Chloe tak terima di dalam.
Tak peduli dengan ocehan alter egonya, Crystal dengan telaten membuka jarum infus yang menancap di punggung tangannya. Sesekali ia meringis.
"Eh bentar2 ini buku sapa woy?" Bingung Crystal saat menemukan buku atlas anatomi kepala dan leher di atas nakasnya.
"Oh itu buku gue nyolong di kamar Bryan," timpal Chloe.
"Buat apa goblok?! Gue gak tertarik ilmu kedokteran"
"Buat gue belajar dimana letak-letak pembuluh darah arteri di area kepala dan leher"
Auto merinding lah si Crystal mendengar jawaban Chloe. Sekarang Crystal tahu Chloe tidak main-main soal pembalasan dendamnya.
"Bentar... Cara lu nyolong gimana anjir? Kan kaki gue masih gak bisa dipakai buat jalan"
"Kurang update banget nih anak. Lo itu udah bisa jalan tapi ya gitu kaya kura-kura, lambat."
Crystal memekik gembira mendapat kabar dari Chloe kalau dia sudah bisa berjalan. Dengan cepat ia menyibakkan selimutnya dan menurunkan kedua kakinya dari kasur.
Setelah mengambil ancang-ancang, dan...
"G- gue bisa berdiri," ucapnya tak percaya. Matanya juga berbinar melihat kakinya yang masih terbalut perban itu bisa digunakan kembali.
Ceklek
Baru saja merasakan kebahagiaannya, pintu kamar Crystal dibuka oleh Bryan dan Jeremy. Kedua setan putih itu langsung menghampiri Crystal dengan tergesa-gesa.
"Baby kenapa berdiri? Itu sangat berbahaya," peringat Bryan sambil membantu Crystal duduk di tepi kasurnya.
"Loh buku kakak kok ada di sini?" Lanjutnya.
"Oh i- itu... Chlo- emm maksud Crystal, Crystal pingin belajar anatomi, nahh iyaa Crystal itu kepo soal anatomi," jawab Crystal terbata-bata. Ia tidak tahu alasan apa yang harus ia gunakan.
Bryan dan Jeremy saling menatap bertukar kode. Crystal yang berada di tengah-tengah mereka merasa sedikit risih.
"Baby, nanti ada teman om yang mau ke sini buat periksa kamu," ucap Jeremy.
Crystal paham betul apa yang dimaksud adik Daddy nya itu. Mereka pasti akan memanggil psikiater untuk menghilangkan Chloe.
"Aku tidak mau," jawab Crystal dingin.
"Ini demi kebaikanmu Crystal," bujuk Bryan.
"Ini bukan demi kebaikanku tapi kebaikan kalian. Kalian takut dengan Chloe bukan? Jujur saja." Crystal memandang remeh Bryan dan Jeremy. Oh ayolah memiliki alter ego tidak seburuk itu. Crystal justru sedikit senang ada Chloe di dalam tubuhnya. Ia tidak merasa kesepian dan tentu saja Crystal merasa ada seseorang yang bisa melindunginya.
Namun Crystal masih punya satu tugas baru setelah mempunyai Chloe. Dia harus bisa mengontrol Chloe agar tidak mengambil alih tubuhnya dan bertindak seenaknya. Bisa bahaya jika nanti Chloe benar-benar membunuh keluarga Crystal.
"Ayolah baby." Bryan semakin gencar membujuk Crystal tapi keputusan Crystal sudah bulat. Ia akan mempertahankan Chloe sampai saatnya ia benar-benar percaya dengan keluarganya.
"Aku bilang tidak ya tidak! Ini hidupku bukan hidup kalian!" Sentak Crystal dengan nada yang tinggi. Ia lalu berbaring dan memunggungi kedua setan itu.
"Crys-"
"Diamlah! Tinggalkan aku sendiri, jangan sampai Chloe menyakiti kalian karena membuatku marah"
•••
Richard dan yang lain langsung pergi ke Rusia setelah mendapatkan kabar Crystal yang bisa dikatakan tidak baik. Saat ini kedua keluarga Crystal sedang berada di ruang keluarga untuk membahas masalah serius ini.
Crystal didudukkan di sebuah Single sofa dan ia duduk dengan angkuhnya.
Chloe menatap satu persatu keluarga Sanjaya dan Dominic dengan tatapan dinginnya. "Jadi apa mau kalian?" Sahut Chloe tanpa basa-basi.
Kedua keluarga itu langsung tersadar dari lamunannya saat Crystal ah bukan, lebih tepatnya Chloe yang membuka suara. Mereka sudah bisa membedakan mana Crystal dan mana Chloe jika didengar dari gaya bahasa dan intonasi yang digunakan.
"Bisa kami berbicara dengan Crystal?" Tanya Richard.
"Katakan saja padaku, toh Crystal masih bisa mendengarnya dari dalam," ketus Chloe.
Semua menghela nafasnya berat. Seburuk itu kah perlakuan mereka terhadap gadis kecil mereka sampai-sampai memunculkan Chloe yang sifatnya 180° berbeda dengan Crystal?
"Crystal, kami minta maaf atas semua kesalahan kami. Daddy sangat menyesal"
"Papa juga minta maaf sayang karena telah merusak kakimu. Papa janji tidak akan pernah melukaimu sejengkal pun dan Papa berjanji akan melindungimu agar kamu tidak terluka lagi," sambung Karl.
Fellycia selaku ibu kandung Crystal hanya mampu menitihkan air mata. Ia merasa dirinya lah yang paling bersalah. Sebab dirinya yang membuat putri kecilnya terpisah dengannya.
"Maaf? Janji? Bullshit! Kalian hanya mampu mengatakannya saja tanpa bisa membuktikannya!"
Chloe melempar sebuah pisau lipat yang ia simpan di dalam saku celananya ke atas meja. "Ambil pisau itu dan tikam aku hingga aku mati seperti yang kalian biasa lakukan kepada korban-korban kalian"
"CHLOE!" Karl mengeraskan rahangnya. Wajahnya memerah tanda emosi Karl sedang tidak terkontrol.
Chloe tersenyum iblis melihat reaksi Karl. "Begini saja kau sudah terpancing emosi, bagaimana kau bisa berjanji tidak akan melukai Crystal, tuan Karl Dominic yang terhormat. Dasar bodoh!"
T
B
CUwaaa apa yang akan dilakukan Chloe untuk menghukum mereka ya...
Nantikan kelanjutannya yang tidak tentu akan terbit kapan
See you
Bye bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Crystal 2
Humor[Sequel Gabriella Crystal] [End] Menjadi anak tiri dari seorang ketua mafia yang sangat posesif tidaklah mudah Berbagai aturan tak masuk akal menjerat Crystal Ia seakan hidup dalam sangkar emas buatan keluarga barunya Belum lagi adik tirinya yang ik...