Ulat Bulu

7.5K 865 147
                                    

Happy reading
Sorry for typo

Crystal menatap horor barang yang dibawa adiknya, Aland. Pikirannya berkelana kemana-mana takut akan suatu hal buruk akan menimpanya.

"A- Al k- kamu ngapain b- bawa itu?"

Crystal terus melangkah mundur menghindari Aland dan barang bawaannya.

"Tentu saja hadiah untuk kakak. Ooops lebih tepatnya hukuman untuk kakak," ujar Aland dengan senyum manisnya.

Karl hanya menatap aksi mereka di balik layar monitor. Ruangan khusus untuk menghukum gadis nakal mereka dilengkapi CCTV di berbagai sudut sehingga tak satupun titik terlewatkan.

Crystal kini sudah terpojokkan, mau lari pun percuma. Ia menutup rapat-rapat matanya.

"Buka matamu kak, ini tidak begitu buruk"

"Hiks ampun... Ja- jangan hiks," mohon Crystal sambil terus memejamkan matanya.

"BUKA MATA KAKAK ATAU KU TAMBAH BONEKANYA JADI 10!" Teriakan Aland menggema ke seluruh ruangan.

Dengan sangat lambat Crystal membuka matanya. "HUUUUAAAAAA HIKS JANGAN DEKET2 HIKS." Crystal meronta-ronta agar boneka ulat itu disingkirkan dari hadapannya.

Aland hanya menatap datar kakaknya yang ketakutan setengah mati dengan sebuah boneka ulat.

Aland tahu kalau Crystal itu alergi dengan ulat bulu tapi kenapa sampai bisa setakut ini dengan hal-hal yang berbau ulat.

Oh yang benar saja, dia hanya membawa sebuah boneka ulat bulu yang lumayan besar, sangat imut, dan tidak ada seram-seramnya sama sekali.

Oh yang benar saja, dia hanya membawa sebuah boneka ulat bulu yang lumayan besar, sangat imut, dan tidak ada seram-seramnya sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karl dan Aland tidak akan menghukum Crystal secara fisik karena mereka tahu fisik Crystal itu sangat rapuh.

Mereka benar-benar terkejut saat menemukan fakta jika Crystal phobia dengan ulat bulu apapun bentuknya. Karena tidak bisa bermain fisik, bukankah lebih baik bermain dengan mentalnya?

"Pegang ulatnya!"

Crystal menggeleng ribut dan menyembunyikan kedua tangannya di balik badannya. Air mata terus mengalir membasahi pipi gadis manis tersebut.

Rahang Aland mengeras, kakaknya satu ini sangat pembangkang. Dengan cepat ia menarik salah satu tangan Crystal dan mengarahkannya untuk menyentuh boneka ulat tersebut.

"AAAAAAAAAAA JANGAAAaaaan"

Brug

Tubuh Crystal hampir saja berbenturan dengan lantai marmer yang dingin dan keras, untung Aland sempat menangkapnya.

Aland menatap salah satu CCTV yang ada di ruangan tersebut dan berkata, "Pa, pingsan"

Crystal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang