Teman-Temannya Menghilang

14 4 0
                                    

Jennie tak tahu harus berlari kemana lagi. Semakin dirinya berlari jauh, semakin pula keadaan disekitarnya menggelap. Cahaya yang tadinya menyinari jalan sudah hilang entah kemana. Jennie menoleh ke belakang. Perempuan itu terus mengikutinya.

Jennie saja tak mengerti kenapa dirinya terbangun di sebuah jalan yang bahkan tak dia kenali sama sekali. Terakhir kali dirinya ingat bahwa dia berada di trotoar dengan rasa sakit dikepala dan telinganya. Namun bukan itu yang Jennie pikirkan sekarang, melainkan bagaimana cara agar dia bisa mencari pertolongan dan kembali ke rumahnya karena disini tidak ada orang satupun, bukan hanya orang sepertinya tidak ada kehidupan disini hanya ada jalan yang begitu luas.

Dan jangan lupakan perempuan berwajah seram dibelakangnya yang terus mengikutinya kemana saja.

“Kau harus mati.”

DEG!

Jennie menghentikan langkahnya. Memberanikan diri untuk berbalik menatap perempuan itu. Jennie butuh penjelasan.

“A-apa maumu?” tanya Jennie dengan berani walau dirinya takut memandang wajah tak berbentuk itu. 

“Kenapa kau selalu mengikuti ku? APA MAKSUD DARI PERKATAAN MU? JAWAB AKU! AKU TAK MENGERTI! BAHKAN AKU TAK MENGETAHUI SIAPA DIRIMU! TAPI KENAPA KAU SELALU MENGIKUTIKU?!” Jennie memejamkan matanya saat perempuan itu semakin mendekatinya.

“Kau harus mati.”

“Kalian harus mati.”

Jennie memeluk dirinya sendiri saat mendengar suara tawa dari perempuan seram itu.

“Kalian membunuhku!”

“Akan ku buat darah itu selalu mengalir disekitarmu.”

Jennie menggeleng sembari menutupi kedua telinganya. Telinganya kembali sakit saat perempuan itu mulai berbicara.

“KAU HARUS MATI JENNIE!” Perempuan itu berteriak tepat di hadapan wajah Jennie membuat Jennie ikut berteriak.

“AAAAAAAAA!”

Seohyun yang berada di samping Jennie sontak terkejut. Melihat Jennie yang sekarang terduduk dengan napas yang tak beraturan. Jennie menatap sekitarnya lalu sedikit bernapas lega karena dirinya berada di kamar miliknya. 

"Tapi kenapa yang tadi itu terasa sangat nyata?" Batin Jennie.

“J-jen ada apa?”

Jennie menoleh kesamping lalu memeluk Seohyun dengan erat. “Aku takut, Eonnie.”

BRAK! 

Pintu terbuka dengan kasar menampilkan Chanyeol dan Taehyung dengan wajah khawatir. Tadi mereka mengobrol sebentar dengan Kai dibawah saat lelaki itu mengembalikan ponsel dan tas milik Jennie. Bertepatan dengan perginya Kai, teriakan Jennie menggema ke satu rumah.

“Ada apa ini?” Chanyeol melangkah mendekati Jennie diikuti Taehyung.

Seohyun menggeleng. “Dia tadi berteriak secara tiba-tiba.”

Chanyeol duduk dipinggir ranjang Jennie lalu mengelus rambut Jennie yang berada di pelukan Seohyun. “Jennie ada apa?”

“Perempuan itu. Seram.” Jennie mengeleng di pelukan Seohyun.

Chanyeol, Seohyun dan Taehyung saling bertukar pandang. Seohyun menggeleng diikuti Taehyung lalu Chanyeol menghela napas. Jennie benar-benar ketakutan sekarang. Lebih baik dirinya harus menahan rasa penasaran sampai Jennie bisa pulih kembali.

“Kau sebaiknya membersihkan tubuhmu dulu, Jen. Aku akan membuatkan mu sarapan.” Chanyeol bangkit lalu berjalan keluar kamar diikuti dengan Taehyung.

Cathedra : The Malery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang