Ryujin mengerjapkan matanya perlahan. Dirinya terbangun karena suara dering ponselnya. Dengan mata yang setengah terbuka, tangannya meraba-raba nakas di samping ranjang. Setelah mendapat ponselnya, tanpa melihat nama si penelpon, Ryujin langsung mengangkat panggilan itu.
“Waeeeeee?,” lirih Ryujin. Perempuan itu menyingkap selimutnya namun tak mengubah posisi tubuhnya.
“Ryujin-ah.”
“Eung?”
“Eoh? Kau baru bangun? Bukankah ada kelas pagi?” Ryujin melirik sekilas layar ponselnya. Lalu merubah posisi menjadi duduk dengan kaki bersila.
“KELAS PAGI?!” Ryujin yang tadinya masih mengantuk menjadi terbangun sepenuhnya setelah mendengar perkataan dari Nayeon. “Eoh… Kihyun sudah memberi tahuku kemarin. Ada apa?”
“Emm. Aku menitip absen padamu.”
“Hei! Memangnya ada apa denganmu?” tanya Ryujin karena nada bicara Nayeon yang berbeda.
“Tadi pagi badanku mendadak demam. Jadi aku memutuskan untuk beristirahat sebentar.”
“Kau pasti kelelahan akhir-akhir ini.”
Naeyon yang berada di seberang sana terkekeh. “Bisa jadi.”
“Baiklah. Kau istirahat saja. Aku harus bersiap sekarang.”
“Tunggu dulu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu.”
Ryujin membenarkan posisi ponselnya. “Apa yang ingin kau bicarakan?”
“Ini tentang teman kita.”
***
**
*
Jennie berjalan menyusuri koridor kampus. Pagi ini ia memiliki satu jadwal kelas. Sesekali matanya menutup dan memukul pelan pipinya agar kembali sadar dari kantuknya. Semalam dirinya bercengkrama dengan Seohyun hingga larut malam karena kemarin saat membaca jadwal dirinya tidak memiliki kelas hari ini. Namun tadi pagi Ryujin menghubunginya bahwa ada perubahan jadwal dan kelas dimulai pagi hari. Dan berakhirlah ia seperti saat ini.
“Aish! Coba saja tidak ada perubahan jadwal, aku tidak akan mengantuk seperti ini.” Jennie menepuk-nepuk pipinya agar tetap terjaga.
“YA! JENNIE-YA!”
Jennie berdecak tanpa menghentikan langkahnya.
“YA! TUNGGU AKU, JEN!”
Jennie hampir saja terjungkir karena Ryujin dengan tiba-tiba merangkulnya dari belakang.
“Musnahkanlah orang seperti ini….” Jennie menghela napas berat menghadapi tingkah bar-bar Ryujin.
“Kau tidak boleh berbicara seperti itu tahu. Kau tahu aku ini langka.” Ryujin tersenyum angkuh.
“Kau pikir dirimu badak bercula satu?”
Ryujin mendengus tak terima. “Aku kan hanya bercanda.”
“Kau sendiri?” tanya Jennie karena tidak biasanya ia melihat Ryujin selalu bersama Nayeon setelah kematian Jisoo.
“Dia mengatakan absen hari ini karena demam.”
“Kau mau menemani ku menjenguknya?”
Jennie menimbang-nimbang sebentar. “Sepertinya aku tidak bisa karena kakakku ada dirumah sekarang.”
“Tumben sekali kau akur dengan Chanyeol Oppa?”
Jennie hanya terkekeh mendengar ucapan Ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cathedra : The Malery
Misteri / ThrillerJennie yang tidak sengaja melihat suatu hal yang membuatnya dan orang di sekitarnya dalam bahaya. Temukan dan pecahkan siapa pelaku sebenarnya.