Aquamarine milik Ino berkaca-kaca ketika menatap seseorang yang sangat ia sayangi kini terbaring lemah di hadapannya. Yang dulunya sewaktu mereka masih kecil, Sai senang sekali menjahili Ino, menakut-nakuti Ino bahkan mereka berlatih bersama.
Seketika ada rasa marah dan kesal dalam diri Ino saat ini. Ino berjanji jika ia menemukan orang yang sudah mencelakai Sai, gadis itu akan lebih membuat orang itu menderita.
Mau perempuan ataupun laki-laki, Ino akan tetap membalas apa yang sudah di perbuat orang itu.
Clekk
Sesegera mungkin ia menghapus air mata yang keluar dari kedua mata cantiknya.
Gadis itu tidak menoleh, ia terus menatap Sai sampai sebuah suara membuatnya menoleh.
"Ino," panggil Sakura lirih.
"By,"
"Sakura kau sendiri?" tanya Ino mengganti nama panggilan ke Sakura.
"Pelankan suaramu. Kita tidak saling kenal di sini,"
Ino yang mengerti situasi pun hanya mengangguk dengan senyuman tipisnya. Tak lama kemudian Sasuke, Naruto, dan Kiba memasuki ruangan.
"Siapa dia?" tanya Naruto datar seraya menatap Ino dengan pandangan tidak suka.
Kiba menatap Ino dengan tajam sedangkan Sasuke hanya menatapnya dengan datar.
"Kalian tidak mengenalku tapi aku mengenal Sai," jawab Ino datar.
Tidak sengaja kedua bola mata Ino sempat bertatapan dengan kedua bola mata Kiba. Hanya beberapa detik memang sebelum Kiba membuka suara.
"Jam jengukmu sudah habis nona," ucap Kiba.
"Itu berarti jam jenguk kalian juga sudah habis," balas Ino tidak terima ketika Kiba secara tidak langsung mengusirnya.
"Kita bisa kapan saja menjenguk Sai," sahut Sasuke dingin. Sakura hanya diam, entah kenapa ia juga tidak terima jika semuanya memojokan Ino seperti ini.
Ia tahu bagaimana perasaan Ino ke Sai. Bahkan mungkin gadis itu lebih cemas daripada Sakura saat ini.
"Baiklah, aku pergi," ucap Ino datar dan segera meninggalkan ruangan tersebut.
Kini hanya ada keheningan di sini. Entah kenapa setelah perkumpulan anggota inti Venom pasca penyerangan Sai semalam, situasi menjadi menegangkan.
Sasuke pun juga menanyai Kiba saat itu dan jawaban Kiba sempat membuat perdebatan antara Shikamaru dan Kiba.
"Shikamaru dan Neji tidak kesini?" tanya Naruto pada Sasuke.
"Neji otw," jawab Sasuke seraya memainkan ponselnya dan bersandar pada sandaran sofa. Di sampingnya ada Sakura yang diam dengan sesekali melirik sahabatnya yang belum juga sadarkan diri.
"Shika?"
"Dia malas keluar rumah," jawab Sasuke.
"Malas keluar rumah atau malas denganku?" tanya Kiba datar.
Naruto yang hendak menyobloskan sedotan ke minuman yang sengaja ia bawa kini menoleh menatap Kiba.
"Katakan pada Shikamaru, kalau dia mau ke sini biar aku saja yang pergi," lanjut Kiba.
"Kau akan semakin salah di mata Shikamaru jika kau seperti itu," ucap Naruto jengah.
"Aku hanya tidak ingin menjadi penghambat kalian,"
Brakk!
"Bisa diam tidak?" tanya Naruto marah dengan suara rendah. Pemuda itu memukul meja di depannya dengan pelan namun menciptakan suara yang sedikit keras mengingat ruangan tersebut sepi senyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
B A B Y L A
FanfictionSetiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Setiap ada perpisahan pasti ada alasan. Setiap ada alasan pasti ada tujuan. Setiap ada tujuan pasti ada perjuangan.