38. Putus

619 101 9
                                    

Pagi ini langit masih di selimuti warna abu-abu gelap. Gerimis halus pun turun tanpa di suruh.

Sebagian orang pasti berpikir cuaca seperti ini cocok untuk bersantai di rumah tanpa melakukan aktivitas apapun.

Berbeda dengan Sakura yang sejak pagi tadi sudah bersiap-siap ke sekolah dengan perasaan yang bercampur aduk.

Walaupun jam masih menunjukkan pukul 6, Sakura dengan segera berlari menuruni tangga dan menuju gerbang sebelum Gara melarangnya untuk pergi kemanapun hari ini.

Gadis itu sudah bisa menebak jika Gara akan melarangnya sekolah karena tidak ada yang bisa mengawasinya karena Ino belum juga pulang dari misi. Sedangkan Sai masih dalam tahap pemulihan di rumah sakit. Tentu saja Gara melarangnya.

Namun sebelum hal itu terjadi dengan cepat Sakura bangun pagi dan segera berangkat. Beruntung ia mendapatkan taxi di luar komplek perumahan miliknya.

Sejak semalam gadis itu terus kepikiran dengan kejadian semalam yang sungguh di luar dugaannya.

Sekitar 15 menitan Sakura sampai di sekolahnya. Gadis itu dengan cepat keluar dari taxi setelah membayar dan berjalan cepat menuju gedung sekolah miliknya karena gerimis lama-kelamaan menjadi hujan.

Langkahnya memelan ketika melihat punggung seorang pemuda yang ia kenali berjalan tidak jauh di hadapannya.

"Naruto," panggil Sakura sedikit keras.

Naruto berbalik dan menatap Sakura dengan tatapan tajam.

"Sasuke belum datang?" tanya Sakura pelan karena aura Naruto pagi ini sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

"Sasuke ijin hari ini," jawab Naruto datar dan segera berlalu meninggalkan Sakura yang masih menatapnya.

Aneh. Ada apa dengan pemuda itu? Apa Sasuke memberitahu semua teman-teman nya jika Sakura terlihat dekat dengan musuh mereka?

"Naruto tunggu," cegah Sakura sebelum Naruto berjalan semakin jauh.

"Apasih Sakura?!"

Tentu Sakura terkejut ketika pemuda itu meninggikan nada bicaranya, tidak biasanya Naruto membentaknya seperti ini.

"Kau kenapa?" tanya Sakura pelan.

"Lebih baik kau jangan pernah lagi menginjakkan kaki di sekolah ini," jawab Naruto dingin.

"Maksudmu?" lirih Sakura tidak mengerti.

"Sekolah ini tidak menerima penyusup seperti mu," tekan Naruto dingin.

Kedua tangan Sakura mengepal. Gadis itu menatap punggung Naruto yang sudah berlalu meninggalkannya.

Hujan lama-kelamaan turun dengan sangat deras. Sakura berjalan menuju lorong ke arah parkiran yang biasanya di tempati oleh anak-anak Venom.

Sakura tidak peduli dengan siapapun yang jelas ia hanya ingin menjelaskan semuanya pada Sasuke.

Gadis itu menggerak-gerakkan kakinya dengan abstrak seraya menunduk. Sakura melihat berbagai macam sepatu yang melintas melewati dirinya.

Sampai ia melihat sepasang sepatu yang sangat di kenalinya.

"Sasuke tunggu,"

Sang pemilik sepatu berjalan tanpa mau menghentikan langkahnya.

"Sasuke ku mohon dengerin dulu," tahan Sakura seraya menggenggam tangan kiri Sasuke.

"Please, kau salah paham sayang," ucap Sakura lembut dan pelan.

Pemuda itu menghentikan langkahnya dan melirik Sakura yang menatapnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Kecewa? Jelas.

B A B Y L A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang