42. Sad

507 103 7
                                    

Sakura kembali membasuh wajahnya untuk menghilangkan noda hitam yang ia dapat saat kebakaran beberapa jam yang lalu.

Akibat dari kebakaran tersebut semua murid di pulangkan lebih awal. Menyisakan beberapa murid yang masih berada di sekolah untuk membantu guru-guru dan sekedar bercerita bersama teman.

Sakura menghela nafas berat dan menatap pantulan dirinya di cermin.

Sebelum keluar dari kamar mandi, ia mengambil tisu dan mengeringkan wajahnya. Ia juga mengoleskan liptint merah di area bibir dalamnya agar tidak terlihat pucat.

Setelah selesai Sakura berjalan keluar dan menatap Sasuke yang masih menunggunya.

"Sudah?" tanya pemuda itu pelan yang hanya di angguki oleh Sakura.

"Mau pulang sekarang?"

Kali ini Sakura menggeleng.

"Aku dengar dari Naruto kalian akan menjenguk Sai kan?" tanya Sakura yang di angguki Sasuke.

"Hm,"

"Aku bisa pulang sendiri,"

Mendengar ucapan Sakura membuat tatapan Sasuke berubah.

"Kenapa?" Tanya Sakura yang sadar akan tatapan Sasuke.

"Kau pulang denganku,"

Pemuda itu segera mengambil tangan Sakura dan menggenggamnya sebelum berjalan menuju parkiran.

"Sai baik-baik saja kan?" tanya Sakura memecahkan keheningan.

Sasuke menolehkan kepalanya menatap Sakura. Pemuda itu sedikit tidak suka ketika gadisnya menanyakan keadaan laki-laki lain, bahkan keadaan Sai sekalipun.

"Dia baik-baik saja,"

"Boleh aku ikut menjenguk Sai?" tanya Sakura hati-hati.

Langkah Sasuke terhenti. Pemuda itu melepaskan genggaman tangannya dan merengkuh wajah Sakura dengan gemas.

"Sayang, aku tidak mau semua teman-teman ku menuduhmu jika terjadi penyerangan pada Sai lagi,"

"Iya iya,"

"Aku antar kau pulang," ucap Sasuke yang kembali menggenggam tangan Sakura.

Pandangan gadis itu turun pada genggaman hangat Sasuke.

'Apa aku bisa merasakan ini lagi suatu saat nanti?' batin Sakura.

_____________________________

"Kau tau Sai?"

"Tidak,"

"Si anying,"

Sai terkekeh melihat kekesalan Naruto.
"Kenapa?"

"Ada kebakaran di sekolah,"

"Kenapa bisa?"

"Aku dengar ada praktikum kimia dan lampu sempat padam terus ada kebocoran arus listrik dan menyebabkan kebakaran di lab,"

"Kelas apa yang sedang praktik? Tidak ada korban jiwa kan?" tanya Sai menanggapi.

"Tidak, tapi beberapa harus mendapatkan perawatan khusus karena menghirup asap berbahaya,"

Sai hanya mengangguk-angguk paham. Pemuda itu mengambil infus nya dan menuruni ranjang dengan hati-hati.

"Kau mau apa Sai?" tanya Naruto.

Sai hanya diam dan berjalan pelan menuju Naruto.

"Aku bosan tidur di situ, kau saja sana," ucap Sai setelah duduk berhadapan dengan Naruto.

B A B Y L A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang