18 . Sinyal bahaya dari Milan

664 106 4
                                    

"Kau mau berangkat hari ini Sa?"

Gara menoleh ke arah Karin yang berjalan memasuki area dapur. Gadis itu ikut mendudukkan dirinya di samping Gara yang tengah meminum segelas soda di meja bar mini.

"Sakura menyuruhku untuk cepat berangkat,"

"Butuh bantuan?" tanya Karin seraya mengambil gelas kecil dan menuang soda ke dalam gelas tersebut.

"Tetap berada di samping Sakura," ucap Gara tegas.

Karin tersenyum tipis mendengarnya.

"Nanti malam?"

"Iya,"

"Kau yakin mau ke sana sendiri?"

"Kenapa tidak?"

"Aku bisa ikut jika kau mau,"

"Tetap di sini Karin, Sasori sedang dalam kondisi kurang sehat saat ini. Aku tidak bisa meninggalkan Sakura jika kau ikut,"

"Okei,"

Karin mengangguk-angguk, "Dan memang sepantasnya kita menjenguknya. Bahkan hampir satu tahun kita tidak mengetahui bagaimana kabarnya,"

"Aku yakin dia akan baik-baik saja,"

"Kau tau Sa? Kenapa Sakura menyuruhmu untuk cepat-cepat pergi?"

"Feeling nya benar-benar kuat. Dan itu salah satu kehebatan Sakura,"

"Dia juga tidak pernah meleset mengenai feeling nya," sambung Karin.

"Tapi aku harap dia baik-baik saja,"

Karin kembali mengangguk.

"Kabari aku jika kau sampai dan segera beritahu keadaannya okei?"

"Ya,"

Hari ini Gara memang ijin masuk sekolah karena beralasan ingin menjenguk Ibunya yang sakit. Sedangkan Sasori memang sudah mendapat ijin untuk beristirahat di rumah sampai kondisinya benar-benar pulih.

Karin? Gadis itu memang lebih tua dari semua yang berada di rumah itu. Umurnya tahun ini baru menginjak 19 sedangkan Sasori 18, Gara dan Sakura sama yaitu 17.

"Sorry aku tidak bisa ikut,"

Gara dan Karin menoleh ke arah Sasori yang baru saja memasuki dapur.

"Kau di sini, jaga Sakura,"

Getaran di ponsel Gara membuat semua menoleh. Pemuda itu mengernyit ketika melihat nama Sakura lah yang tertera di layar ponselnya. Tanpa menunggu apapun, pemuda itu segera mengangkat panggilan tersebut.

"Feeling ku benar-benar tidak enak Sa. Aku mohon berangkat sekarang,"

Baru saja Gara hendak membuka mulutnya. Gadis itu sudah kembali berbicara.

"Aku sudah menyiapkan pesawat di bagian timur bandara Haneda, kau bisa langsung berangkat tanpa harus check out terlebih dahulu,"

"Aku yakin terjadi sesuatu sama dia, jadi tolong berangkat sekarang 18.19.1,"

Tut

Gara segera memasukkan ponselnya kembali ke saku celana dan turun dari kursi bar.

"Jaga Sakura, aku berangkat," dan meninggalkan Karin dan Sasori yang juga mendengar ucapan Sakura tadi.

Tanpa membawa koper, Gara kembali ke kamarnya dan memakai Hoodie abu-abunya. Pemuda itu berjalan cepat menuju pintu keluar.

"Hati-hati Sa, kirim sinyal bahaya jika terjadi sesuatu," ucap Karin serius.

B A B Y L A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang