Sakura melangkahkan kakinya dengan begitu semangat, apalagi ketika kedua bola matanya menangkap seorang pemuda yang berjalan santai di koridor.
Gadis itu melangkah dengan kedua tangan yang ia tautkan di belakang tubuhnya.
"Pagi pacar," sapanya dengan senyuman manis.
Sasuke menoleh dan mengangguk tanpa membalas ataupun menghentikan langkahnya. Membuat Sakura mendengus dan segera membalikkan badannya.
Sasuke yang melihat melalui ekor matanya pun kini berhenti dan menoleh ke arah Sakura yang masih berjalan menjauhi nya. Gadisnya kesal ternyata.
Sakura melangkah dengan bibir yang mengerucut. Ia sudah bela-belain lari dari gerbang dan membuntuti Sasuke namun apa yang ia dapat? Hanya anggukan? Sungguh menyebalkan.
Namun genggaman di tangan kanannya membuat gadis itu menatap tangannya dan menatap seseorang yang menggenggam tangannya itu. Senyumnya terbit begitu saja.
"Jangan marah, sudah sarapan?" tanya Sasuke datar.
"Belum,"
"Mau makan?"
Sakura menggeleng, ia balas menggenggam tangan Sasuke yang terasa hangat.
"Ihh aku tidak mau makan," tahan gadis itu ketika Sasuke membawanya ke kantin. Namun tarikan Sakura tidak mempan karena pemuda itu masih terus berjalan dan duduk di sudut kantin.
Sakura akhirnya menurut dan duduk di hadapan Sasuke.
"Kemarin kemana? Bolos?"
"Tidak, aku ikut pelajaran kok," sangkal Sakura.
"Kata Hinata kau bolos,"
"Eh?" Sakura terkekeh dan mengangguk, "Iya,"
"Kenapa?" pemuda itu masih menatap Sakura dengan tatapan tajamnya.
"Sasuke tatapannya ih,"
"Iya kenapa?" kali ini dengan nada lebih lembut dan tatapan hangat. Gadis itu menghela nafas sebelum menjawab.
"Nope, hanya bosen di kelas,"
"Seharian di telpon tidak aktif, bosen juga?"
Kali ini gadis itu menggeleng dengan sangat cepat, "Hape aku mati Sasuke. Kecemplung kolam," adunya dengan nada lucu.
"Nanti anterin beli ya?"
"Yaudah iya, mau makan apa?"
Sakura menggeleng, "Kau saja yang makan,"
Sasuke bangkit dan memesan makanan. Sedangkan Sakura menyangga kepalanya dengan tatapan yang terus menatap Sasuke dari pemuda itu memesan hingga kembali duduk di hadapannya.
"Mau?" tanya pemuda itu namun Sakura tetap menggeleng.
"Kenyang,"
"Katanya belum sarapan, kenyang apa?"
"Kenyang lihat pacar aku makannya lahap," jawab Sakura dengan senyuman manisnya.
"Gila,"
"Ih dosa bilang begitu," wajah Sakura berubah kesal mendengar ucapan singkat Sasuke.
Sasuke terkekeh, "Iya maaf ya pacar?"
Namun ekspresi kesal itu segera terganti dengan ekspresi senyuman yang tidak akan pernah lepas dari wajah Sakura ketika bersama Sasuke.
"Dimaafin kok,"
Sasuke tersenyum mendengarnya. Pemuda itu kembali menyendok nasi dan mengarahkannya pada Sakura dan di sambut baik dengan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
B A B Y L A
Fiksi PenggemarSetiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Setiap ada perpisahan pasti ada alasan. Setiap ada alasan pasti ada tujuan. Setiap ada tujuan pasti ada perjuangan.