Sasori menatap sekeliling gedung yang terlihat sangat sepi. Kini ia tengah berada di sebuah mall yang ia duga menjadi tempat dimana penembak itu menembak para penjaganya.
Mall tersebut ternyata sudah lama tidak terpakai dan membuat bangunan di dalamnya begitu sepi.
Tangannya dengan siaga mengambil sebuah pistol yang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga ketika mendengar suara benda jatuh.
Saat ekor matanya menangkap bayangan yang berada di belokan, dengan cepat Sasori menyembunyikan dirinya di sebuah box kayu yang berada tidak jauh darinya. Letaknya berada di depan ruko yang sudah tutup.
Drrtttttt
Getaran panjang pada ponselnya membuatnya segera mengambil ponsel tersebut dan mematikan panggilan Sai.
Dua orang yang hendak melewatinya seketika berhenti bertepatan dengan ponsel Sasori yang bergetar kembali dan membuat Sasori bersiaga dengan pistolnya. Pemuda itu menatap dua orang yang tampak seperti penjaga karena memakai pakaian serba hitam dari balik box kayu.
Dan kedua penjaga itu juga tampak was-was dengan sekelilingnya.
Tanp menunggu lama lagi, Sasori menyimpan pistolnya dan keluar dari tempat persembunyiannya dengan raut wajah yang di buat setenang mungkin.
"Siapa kau?" tanya salah satu lelaki penjaga tersebut.
Sai mengangkat alisnya ketika salah satu penjaga tersebut dengan cepat bertanya.
Dan ia pun menunjuk dirinya sendiri sebelum menjawab.
"Ya kau," sambung lelaki di hadapannya seraya menunjuknya.
"Sorry buat kalian takut, aku cuma ingin lihat-lihat mall kosong ini," jawab Sasori.
Kedua penjaga tersebut tampak menatap satu sama lainnya dengan tatapan bertanya.
"Bagaimana bisa kau berada di sini?" sahut penjaga yang satunya lagi dengan wajah yang waspada pada Sasori.
"Sudah ku bilang kan aku cuma ingin lihat-lihat mall kosong ini,"
"Untuk apa?" sahut lelaki penjaga itu.
"Untuk apa itu bukan urusan kalian. Tidak ada yang melarang ku untuk memasuki mall ini," jawab Sasori yang masih menunjukkan senyumnya ketika menjawab.
Kedua penjaga tersebut menganggukkan kepalanya seraya saling menatap sebelum kembali menatap Sasori.
"Lebih baik kau segera pulang," ucap salah satu nya dan mengajak lelaki di sebelahnya untuk pergi setelah melihat Sasori mengangguk.
Raut wajah Sasori kembali dingin ketika dua orang lelaki tadi membalikkan badannya dan melangkah pergi.
Dengan cepat ia mengambil pistol nya dan mengarahkannya tepat di kepala salah satunya.
"Stop," ucapnya dengan nada dingin.
Saat kedua lelaki itu kompak berbalik menatapnya. Keduanya sontak terkejut dan melakukan hal yang sama dengan apa yang Sasori lakukan. Menodongkan pistol ke arah Sasori.
"Siapa kau?!" tanya salah satu lelaki tersebut.
Tangan kiri Sasori yang tidak menodongkan pistol kini tampak mengambil sesuatu dan ternyata ia mengambil satu pistol lagi yang ia todongkan untuk pria satunya.
"Kalian terlalu bodoh melakukan misi," ucap Sasori.
"Katakan siapa yang menyuruhmu?" lanjutnya.
"Serahkan senjatamu atau aku akan menembak kepalamu!"
"Kau pikir aku takut?" tanya Sasori.
"Sial bagaimana ini?" tanya lelaki di samping nya dengan pelan ketika melihat Sasori yang tampak menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
B A B Y L A
FanfictionSetiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Setiap ada perpisahan pasti ada alasan. Setiap ada alasan pasti ada tujuan. Setiap ada tujuan pasti ada perjuangan.