Sakura membuka pintu ruang rawat rumah sakit dengan hati-hati. Dan semua orang yang berada di dalamnya menatap gadis itu dengan raut wajah heran.
"Bolos, Sakura?" tanya Kiba heran.
Pasalnya saat ini masih pukul 10 pagi dimana pelajaran masih berlangsung di jam segini.
"Hehe iya, habisnya bosen di kelas," jawab gadis itu sedikit terkekeh.
"Aku kira kau termasuk murid teladan, ternyata bisa bosen juga," balas Kiba.
"Namanya juga manusia,"
"Sasuke mana?" sambungnya.
"Ke kantin beli makan," kali ini Naruto lah yang menjawab. Pemuda itu tampak sibuk dengan ponsel miringnya. Sama seperti Neji, tampaknya keduanya tengah mabar.
"Ke kantin sama Shikamaru?" tanya Sakura lagi.
"Iya siapa lagi," Kiba terkekeh dan kembali melanjutkan aktivitas nya yang tadi sempat terhenti. Yaitu mengupas apel.
"Naruto dan Neji?"
"Sudah pulang, semalam mereka sudah berjaga di sini,"
Sakura mendudukkan dirinya di samping Kiba, "Bagaimana Sai?"
"Bocahnya kuat, jadi jam 9 tadi sudah bisa di pindah ke ruang rawat dan bisa di jenguk,"
"Tapi belum sadar?"
Kiba menggeleng, "Benturan yang di alami Sai cukup keras kata Dokter. Sai juga sempat mengalami pendarahan juga,"
Sakura menatap Sai dengan tatapan iba.
Suara pintu yang terbuka membuat Sakura menoleh dan menatap Sasuke yang menatapnya datar. Seolah Sakura tidak pernah terlihat dimata pemuda itu.
"Sakura?"
Gadis itu menoleh ke arah Shikamaru dan tersenyum lebar.
"Aku di sini,"
"Bolos?" tanya Shikamaru.
Sakura mengangguk dengan mantap.
"Bagaimana rapatnya?" tanya Sasuke santai. Pemuda itu lebih memilih duduk di sofa kecil.
Memang kemarin Sasuke tidak mendapatkan info karena setelah sampai rumah, pemuda itu tidur hampir seharian penuh. Wajar karena di rumah sakit ia tidak tidur.
Kiba melirik Sakura ragu, "Harus sekarang kita jelaskan?"
"Memangnya kenapa?"
Merasa berada di posisi yang salah, Sakura segera bangkit dan hendak keluar, "Eh, aku keluar saja kalau kalian mau diskusi,"
"No problem, Sasuke juga tidak ada masalah untuk itu," Shikamaru menyeringai ke arah pemuda yang masih berekspresi dengan tenang.
"Hm,"
Dan Sakura kembali duduk dengan tenang. Telinganya selalu menyimak apapun yang ia dengar dan berusaha untuk mengingat sebagai informasi.
"Aku rasa ada yang sengaja mengadu domba Hydra dan Venom," jelas Shikamaru.
"Kenapa kau berpikir itu?"
"Well, saat kau menyuruh kami untuk mengadakan rapat malam itu, ternyata anak-anak Hydra juga menunggu kabar Sasori di parkiran. Dan saat di tanya pun mereka bilang mereka juga mendapat undangan dari kita, sedangkan kita juga mendapat undangan dari mereka," jelas Kiba yang sesekali memakan potongan buah apel.
"Mereka jujur," sambung Shikamaru.
"Tentang oli dan paku itu?"
Kiba menatap Shikamaru dan meminta pemuda itulah yang menjelaskan hipotesis tentang paku yang membuat ban Sai menjadi kempes dan oli yang membuat Sasori terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
B A B Y L A
FanfictionSetiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Setiap ada perpisahan pasti ada alasan. Setiap ada alasan pasti ada tujuan. Setiap ada tujuan pasti ada perjuangan.