Kata ibu, "Dapat sikap jalang seperti itu dari mana?!"
Kata ayah, "Kamu ini anak siapa?!"Lalu, PLAKKKK, suara keras itu mengisi ruang rumah kami yang dingin. Pipi kananku panas, kepalaku berdenyut ngilu, dan bisa dilihat, rambutku menempel erat di tangan ibuku. Seperti biasanya, jambakan dan tamparan itu tidak pernah berhasil membuatku menangis. Tolong, tuangkan aku satu gelas lagi anggur merah itu. Aku janji, akan menangis setelah ini. Rumahku di sana, sebenarnya kacau sekali. Tolong, satu gelas lagi saja.