62

44 6 0
                                    

"Nak pulang"
"Ayolah pulang"

Bagaimana aku bisa pulang?
Hatiku menolak.
Tentu aku rindu hangat yang tipis-tipis itu ibu.
Tentu aku ingin tidur di rumah itu ayah.
Tentu aku ingin makan masakan ibu.
Tentu aku ingin membuatkan secangkir kopi setiap pagi untuk ayah.
Tentu aku ingin menjelang tidur kita berkumpul didepan televisi.
Tentu ibu.
Tentu ayah.
Tentu.

Tapi, aku belum bisa berdamai didalam sini.
Aku masih takut.
Aku masih bergetar ketakutan kala pintu kamarku digedor kawan tengah malam.
Aku masih sering berkeringat akibat mimpi tentang malam-malam mengerikan.
Aku masih muntah kala tetangga kamarku bertengkar.
Aku masih sering menangis dibalik selimut ketika suara-suara penuh emosi marah yang dengan sendirinya terdengar ditelingaku. Itu sangat berat.

Aku sudah tidak lagi menyalahkan. Aku sudah tidak lagi marah. Tapi aku masih tidak bisa membuat itu semua seolah-olah tidak pernah terjadi. Berhentilah memaksaku, mari jaga kesehatan saja ya.

AKU MAU CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang