Ada jiwa yang sekarat menjerit sakit lewat tawa yang menggema. Dia kesepian dan kedinginan sendirian, tapi dia tetap tenang dan elegan. Matanya sudah tidak bernyawa lagi bersama ekspresi yang berganti-ganti tidak mengikuti suasana hati. Sepertinya dia sudah tidak mampu bertahan lagi. Alangkah malangnya perempuan yang ku lihat di cermin tua yang sudah retak itu. Semesta, mengapa ini begitu sulit?.