GAK NYANGKA UDAH 12 CHAPTER
KASIH VOTE DULU HEHE
HAPPY READING 💘
*******
"VANI!"
Vani pun serentak kaget, menoleh ke asal suara ternyata ada Revan dan kawan kawannya. Vani yang melihat Revan menolong Luna pun menggeram marah.
"Lo apa apansi dorong dorong?!" Bentak Revan. Vani syok, karena Revan tak pernah membentaknya jangan kan membentak, berkata ketus pun tak pernah.
"Gue gaak dorong Luna, dia aja yang lebay!" Bela Vani, memang bener adanya. Vani hanya mendorong kecil.
"Gak usah ngelak Van, gue liat sendiri gimana tadi Lo dorongnya" Kata Gio ikut membela Luna. "Kalo misal gak suka jangan main kasar Van" Krisna ikut membela Luna dengan memojokkan Vani.
"Gue antar Luna ke UKS dulu!" Ucap Revan, "Lo pulang naik ojol aja" Sambung Revan, kemudian mebopong tubuh Luna. Luna tersenyum sinis ke arah Vani.
Gio dan Krisna pergi meninggalkan Vani yang sudah berkaca kaca. Vani segera pergi dari koridor sekolah dan berlari kencang kejalanan.
Vani pergi ke halte bus untuk menunggu bus yang lewat. Vani menangis sesenggukan.
Ia tak suka Revan lebih membela Luna yang jelas jelas bukan salah Vani. Vani hanya mendorong kecil. Memang bisa sampai jatoh? itu yang di pikirkan Vani.
Ia rindu dimana Revan selalu menenangkan Vani ketika ia nangis, ia rindu di mana Revan selalu membujuknya dengan seblak dan Boba. Ia rindu di mana Revan selalu memeluknya.
Ia rindu Revan yang dulu yang tak pernah membentaknya, tapi sekarang? Revan membentaknya.
Larut kesedihan tak menyadari ada seseorang duduk di samping Vani.
"Vani yah?" Tanya seseorang tersebut.
Vani mendongak, orang tersebut terkejut dengan wajah Vani yang sembab, hidung merah dan sudah kacau.
"Reyhan?" Tanya Vani dengan nada pelan. Reyhan mengangguk Lalu mendekap tubuh Vani.
Vani tak membalasnya namun ia nyaman di badan Reyhan. Tapi tak senyaman di peluk Revan.
Reyhan mengelus Surai milik Vani "Kenapa nangis?" Tanya Reyhan lembut.
Vani hanya bisa menggeleng, ia gak mau meberi tahu urusan pribadinya. "Gue anter pulang yah?" Tawar Reyhan.
Vani menggeleng lalu melepaskan pelukan Reyhan "Enggak usah Han, gue pulang naik ojol aja!" Vani segera membuka hp dan memesan Ojol.
Namun Reyhan mencekal pergelangan tangan Vani "Gue Anter aja. Gak ada penolakan!" Vani hanya pasrah pun mengangguk.
*****
Reyhan mebopong tubuh Luna lalu menidurkannya di Banjar UKS. "Apa yang sakit?" Tanya Revan, dengan nada datar.
Ya walaupun Revan menolong Luna, ia tak biasa berdekatan dengan perempuan kecuali Vani dan dua sahabatnya....dulu.
Luna cemberut, memajukan bibirnya. Revan hanya memandangnya jijik. Menurutnya yang lucu hanya Vani.
"Jangan dingin dingin Rev!"
"Gak ada yang sakit kan? Gue duluan!"
"Rev anterin gue pulang dong!"
"Cih! Jangan mentang mentang gue nolongin Lo! Lo jadi seenaknya sama gue!"
Revan pergi meninggalkan Luna yang menggeram marah. "Isshhh gue kira dia udah ada rasa sama gue!" jeda Luna. "Ternyata sudah banget dapetin hatinya!"
"Tapi gak papa deh, Vani udah menderita haha!" Monolog Luna tersenyum sinis.
*****
Reyhan dan Vani sedang ada di perjalanan pulang "Van Lo mau ke kedai es krim dulu gak?" Teriak Reyhan.
"Apaa Han? Gak kedengaran!" Balas Vani tak kalah kencang.
"LO MAU GAK KE KEDAI ES KRIM DULU?!"
"MAU!!"
Reyhan pun tersenyum di balik helm nya, segera ia membelokkan motornya ke arah kedai es krim.
Sesampainya di depan kedai, Vani segera ngacir kedalam dan memesankannya. Reyhan hanya terkekeh ternyata masih suka eskrim batin Reyhan.
"Mbak es krim Vanila satu!"
Mbak penjual es krim pun mengangguk lalu mengambil es krim Vanilanya.
"Han Lo mau rasa apa?"
"Coklat"
"Oke, mbak sama Coklat satu yah, di tunggu di meja 14"
Setelahnya Vani pergi menuju meja no 14, Reyhan hanya mengikuti Vani.
/skipp makannya
Sehabis dari Kedai es krim Reyhan mengantarkan Vani pulang. Di perjalanan Vani selalu tersenyum ia senang ada yang merubah mood nya. walaupun bukan Reyhan.
Tak terasa sudah sampai di depan rumah Vani. "Makasih yah Han! udah mau nraktir es krim"
Reyhan mengangguk "Sama sama, dah yah, gue duluan!" Setelah mengucapkan salam perpisahan. eaak.
Reyhan langsung menjalankan motornya. Vani masuk kedalam rumah dengan senyum sumringah, walapun natak sembab nya masih bisa terlihat jelas.
Semua itu tak luput dari seseorang yang memandanginya dengan tatapan tak bisa di artikan nyesel gue khawatirin Lo! batin seseorang.
******
Revan di perjalanan merasa gelisah. Pikiran nya selalu memikirkan Vani. Apa dia sudah Sampai rumah? Vani pulang naik apa?
itu yang di pikirkan Revan. Larut pikirannya gelisah ia segera menaikkan kecepatan motornya.
sesampainya di depan rumah, ia melihat dua sejoli yang berboncengan turun di depan rumah Vani. Yah orangnya adalah Vani.
nyesel gue khawatirin Lo! Batin Revan.
Segera Revan memasuki rumahnya.
****
HAII GIMANA? MASIH BERANTAKAN YAH HAHA.
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN GUE»» amaa1756
DAN KLIK "★"
💬 KOMEN BIAR CERITANYA KAYAK ADA YANG BACA.
SEE YOU 💘
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANIA ( END )
Teen Fiction[Cover by pinterest] [Cerita karangan sendiri no plagiat plagiat club'] {Proses Revisi} "Tidak ingin dia pergi, namun caramu yang membuatnya pergi." REVANIA Revan dan Vania dua sahabat dari orok yang selalu bersama. Keduannya ketika di gabungin bis...