VOTE AND KOMEN
HAPPY READING 💘
*BNYK TYPO*******
Vani berlari kencang, tak tahu tunuannya hendak kemana. Ia berlari sesekali mengelap air matanya dengan kasar. Ia meruntukki dirinya yang menangisi Revan. Padahal ia dan Revan tak ada hubungan, tapi kenapa rasanya sesakit ini?.
Vani memukul dadanya sesak, ia terduduk di pinggiran teroroar. Ia menangis tersedu sendu.
"Hiks...gue bodoh banget si..hiks..ngapain...hiks..gue nangisin..hiks.. si brengsek hiks..itu!!" Katanya, sebisa mungkin untuk tak menangis.
Tapi hatinya berkehendak lain, hatinya berasa sakit sangat sakit.
"VANII!!!"
Vani menoleh ke asal suara, ternyata Oliv. Oliv berlari tergesa-gesa.
"Hoshh..Hosh.."
"Van Lo gak apa apa?" Tanya Oliv.
Vani hanya mengangguk kaku. Oliv menarik Vani ke dalam pelukannya, membiarkan Vani menangis, meluapkan semuanya.
Oliv juga merasakan apa yang Vani rasakan. Melihat sahabat sendiri melakukan hal yang tak wajar? Pasti sakit, walaupun tak ada ikatan apapun, tapi pasti sakit.
"Udah jangan nangisin si bajingan itu" Ucap Oliv menenangkan Vani yang masih sesegukan.
"Gue anter pulang yah?"
"i-iya"
******
Revan mengendarakan motornya seperti oarang kesetanan. Ia tak bisa mengontrol emosi.
Revan pergi menuju club, sebelumnya Revan tak pernah kesana. Karena tadi Gio sempat membicarakan tentang minuman keras bisa melupakan masalah sejenak, dan Revan menanggapinya.
Setelah sampai di sebuah club' Revan langsung di hadiai wanita dengan baju kurang bahan berjalan berlegak legok ke arahnya.
Wanita itu menggoda Revan namun segegra di tepis kasar oleh Revan.
"Iiih mash nya galak bangethh, biasanya ganash nih di ranjangh" Katanya dengan desahan desahan halus.
"AWAS!" Bentak Revan, ia sedang emosi diganggu pastinya akan mengamuk. Wanita itu langsung pergi menjauh dari Revan.
Revab pergi menempati sebuah sofa, dan memanggil sebuah pelayan. Setelah memesan, pelayan itu pergi.
Tak lama pelayan tadi kembali dan membawa sekaligus tiga botol minuman alkohol.
Revan segera meneguk 1 botol alkohol untuk pertama kalinya. Karena Revan tak pernah meminum minuman beralkohol pastinya ia akan cepat mabuk.
Terbukti, baru satu botol ia sudah kelimpungan. Tapi Revan masih saja meneguk botol ke dua sampai habis tak tersisa.
Revan benar benar sudah mabuk kelimpungan.
"REVAN!"
Revan yang setengah sadar itupun menoleh ke arah suara. Ia tertawa tak jelas "Hahaha gue brengsek, gue jahat, gue pengecut, gue goblok Yo. GUE BRENGSEK YO!!" Racaunya.
"Astaghfirullah Rev sadar! Lo gak pernah bergini!" Kata Gio. Yah Gio memang mempunyai firasat bahwa Revan akan nekat ke club', pasalnya tadi ia tak sengaja berbicara tentang minuman keras bisa melupakan masalah sejenak.
Gio memapah Revan yang terus meracau. Gio menelpon Krisna untuk membawa motor Revan.
Gio membawa Revan memasuki mobilnya. Di dalam mobil Revan terus saja meracau dengan mengatakan bahwa dirinya brengsek.
Gio geleng-geleng kepala, dalam hatinya ia berbicara dasar bucin.
*****
Tok..Tok..
"Assalamualaikum bundaaa" Ucap Gio, mengetok pintu rumah Revan.
"Waalaikumussalam ada ap– YA ALLAH REVAN!! KENAPA BISA BEGINI?!" Tanya Windy khawatir.
"Gak tau bund, tadi Gio nemuin Revan mabok di club" Jawab Gio.
"Sini masuk dulu"
Windy mempersilahkan Gio masuk dulu. Kemudian Windy memapah Revan menuju kamarnya yang di atas.
Ternyata Revan masih saja meracau mengatakan dirinya brengsek. Windy bingung, sehancur hancur nya Revan tak pernah sampai segininya.
******
MAAF GESS KALO KURANG PUAS SAMA CAPT INI..
AMA UDAH SEBISA MUNGKIN BUAT CERITA INI GAK BOSENIN....
FOLLOW AKUN AMA
amaa1756PENCET TOMBOL "★"
SEE YOU NEXT TIME 💘
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANIA ( END )
Teen Fiction[Cover by pinterest] [Cerita karangan sendiri no plagiat plagiat club'] {Proses Revisi} "Tidak ingin dia pergi, namun caramu yang membuatnya pergi." REVANIA Revan dan Vania dua sahabat dari orok yang selalu bersama. Keduannya ketika di gabungin bis...