Gak nyangka udah nyelesain 30 chapter.
Vote dan Komen👋🏻*****
"Gak ada hubungan yang mulus, kalau mulus terus bakal bosenin, bener ga?"
~Ama😻
*****
Sekarang 11 IPS 5 sedang melaksanakan olahraga di lapangan. Mereka berbaris sesuai dengan no Absen.
"Oke anak anak, materi sekarang adalah bola basket." Ucap Pak Broto—guru Olahraga.
"Nanti akan di campur dengan kelas 11 IPA 3." Sambung Pak Broto.
"Van? berarti di campur sama kelas Revan ya?" Bisik Oliv, Vani menoleh, kemudian mengangguk. "Mungkin juga."
Anak kelas 11 IPA 3 telah keluar dari kelas, dan menuju lapangan, berbaris mengikuti barisan kelas 11 IPS 5.
"Oke karna sudah kumpul semua, bapak mau bagi kelompok, buat tanding basket,"
"Kelompok pertama dari kelas 11 IPS 5 ya itu, Vani, Oliv, Reyhan, Beni dan Jojo. Dari kelompok IPA 3 yaitu, Luna, Sisil, Revan, Gio dan Krisna."
Pak Broto membagikan semua kelompok. Saat selesai, kelompok pertama, pertandingan akan di mulai. Pak Broto berdiri di tengah lapangan memegang sebuah koin.
"Revan, Reyhan kalian ketua tim, pilih mau Burung atau bunga?"
"Burung." Jawab Revan.
"Berarti kamu Reyhan, bunga ya?" Reyhan mengangguk.
Pak Broto mulai melempar kan koin tersebut ke atas, dan menangkap nya. Pak Broto membuka telapak tangannya, ternyata Burung. Berarti kelompok Revan yang memulai pertandingan.
"Harus sportif, ini buat pengambilan nilai!" Ujar Pak Broto.
PRIITTT
****
Pertandingan dimulai, Revan dan Reyhan saling merebut bola basket. Revan melempar kan bola ke arah Gio, Gio menangkap, lalu berlari ke arah Ring lawan.
Di tengah jalan Gio di jegat oleh Vani, "Gio kasih bola nya, kalau enggak gue ngadu ke Reyhan nih!" Ancam Vani, berbisik.
Gio dengan bloon nya mengangguk, lalu memberikan Bola basket tersebut ke Vani. Vani dengan siggap mengambil dan mendribble bola, lalu melemparkan ke ring Revan...dan...Hap masuk.
1-0
"GIO BLOON, LO NGAPA NGASIH SI ANJIR!" Krisna menonyor kepala Gio, yang di tonyor malah cengengesan.
Pertandingan terus bermulai, sekarang adalah nilai seri, Revan dan Reyhan saling melemparkan tatapan tajam.
Reyhan mengambil bola dari Revan, saat ingin mencetak skor Reyhan di jegat oleh Sisil, Reyhan mengedarkan penglihatannya, ternyata ada Oliv. Reyhan melempar kan bola basket kepada Oliv. Hap...
Oliv mendribble bola basket, di ingin melempar di jegat lagi oleh Krisna. Ini ngapa pada jegat gue si!
Oliv menoleh, ternyata ada Vani, ia melemparkan bola tersebut kepada Vani. Saat bola sudah di tangan Vani, dan Ring sudah di depan mata, Vani melompat dan melempar bola tersebut.
Namun saat ingin melompat, Luna dengan sengaja mengikut Vani hingga terjatuh.
Bughh
"KALAU MAU CURANG GAK USAH NYIKUT ANJI*G!" Teriak Oliv, menunjuk Luna. Reyhan segera berlari menuju Vani.
"Van, Lo gak apa apa?"
"Palingan gak bisa main," Vani menoleh ke asal suara, ternyata Revan yang berucap.
"Gak apa apa kok Han. Iya Rev, gue emang gak bisa main." Ucapnya tersenyum, lalu berdiri.
"Ada apa ini?"
"Ini pak, Vani di sikut sama Luna." Tunding Oliv.
"Enggak kok pak, ini salah saya aja yang gak bisa main, kok." Bela Vani, tersenyum terpaksa.
"Tapi Van? Luna yang nyikut Lo,"
"Gak apa apa Ben, gue yang lemah."
"Batu memang kau!"
Perkataan Jojo membuat Reyhan menatapnya tajam, Jojo yang ditatap menyengir kuda.
"Sudah sudah. Luna! Kenapa kamu menyikut Vani?"
"Maaf pak, tadi enggak sengaja," Luna menunduk. Revan mengusap usaapkan punggung Luna, memberi ketenangan.
Vani yang melihat itu, sebisa mungkin untuk tidak menangis.
"Ya sudah, nilai kalian sama rata. Kamu Reyhan bawa Vani ke UKS." Titah Pak Broto kepada Reyhan.
****
"Van? Kok Lo bisa bisanya bela tuh cabe!?" Ketus Oliv.
"Gak ada yang bela Liv, gue emang gak bisa main basket, haha." Vani tertawa hambar.
Mendadak air matanya turun. "Dahlah, kalian keluar aja. Gue lagi pengen sendiri."
"Ya udah gue sama yang lain keluar dulu, jangan lupa di makan bubur nya, sama minum obat nya!" Perintah Reyhan, Vani mengangguk.
Saat semua telah keluar, barulah Vani menangis.
"Hiks..hiks..Van, Lo jangan lemah."
"Haha yang salah di elusin, yang jadi korban di tunding..hiks..hiks"
"Shhh, aww!"
Vani mengenakan obat merah pada luka nya. Setelah selesai Vani memakan bubur yang telah di belikan oleh Reyhan, setelah makan Vani meminum obat, entah obat apa yang penting Vani minum. haha.
Selesai semuanya, Vani menidurkan dirinya. Kembali menangis, menangisi nasib nya.
****
Reyhan sedang berada di rofftop, ia melamun sembari menatap gedung gedung perkotaan.
Entah melamuni apa. Bayangan bayangan Vani terus berputar di kepala Revan.
"Vani ini aku ada boneka Boba!" Teriak Revan Kecil kepada Vani.
"Iih boneka nya lucu!"
"Ini buat kamu, aku beli ini soalnya aku tau kamu suka Boba,"
"SERIUS? AAAA MOMY VANI PUNYA BONEKA!!" Pekik Vani Kecil, memeluk boneka nya erat.
Revan mencubit pipi Vani. "Gemes banget,"
"Tapi Rev, kayaknya boneka nya aku taro di kamar kamu aja deh, soalnya boneka aku udah banyak hehe,"
"Boleh."
"Juga kalau mau nginep ndak usah bawa boneka lagi, kan udah ada."
Setetes air mata turun membasahi pipi Revan. Ia terkekeh lucu, mengingat masa kecilnya bersama Vani.
****
Guys segitu dulu yah.
gak ada meme, males nyari☺️👋🏻
Intinya Votmen!! Hargai Ama menjadi penulis😡😡
Kalau engga mau, Ama laporin VARGOS biar kalian di bantai hahaha😏.
see you next chapter 💘
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANIA ( END )
Teen Fiction[Cover by pinterest] [Cerita karangan sendiri no plagiat plagiat club'] {Proses Revisi} "Tidak ingin dia pergi, namun caramu yang membuatnya pergi." REVANIA Revan dan Vania dua sahabat dari orok yang selalu bersama. Keduannya ketika di gabungin bis...