REVANIA-23

316 16 1
                                    

"Ngapain Lo ngajak gue ke sini? Tumbenan," Tanya Vani kepada Reyhan, ia langsung mencomot makanan yang ada di meja, lalu duduk di sofa mengangkat sebelah kakinya.

"Gak apa apa sih, pengen aja, abis nya Lo jarang ke sini sekarang," Balas Reyhan, yang masih mengumpulkan nyawanya.

"Tau Lo, jarang banget ke sini!" Timpal Gio.

Vani terkekeh, "Segitu ngangenin nya gue?" Katanya dengan percaya diri, "Akhir akhir ini bokap sering pulang, juga nyokap dan Abang gue di rumah Mulu, jadinya gue gak bisa kesini," Jelas Vani.

semuanya mengangguk, "Terus sekarang kok Lo bisa kesini?" Tanya Beni.

"Bokap sama nyokap gue keluar kota buat ngurusin pekerjaan, kalo Abang ada urusan kerjaan, paling pulang Minggu depan."

Semuanya ber- oh ria.

"Nge-game kuy!"

"Kuy lah gas ngueengg,"

Welcome to Mobile Legends

Double Kill

Seperti itulah isi markas sekarang.

"Gio, Lo jangan ngumpet aja!" Sewot Vani, sebab Gio hanya mengumpat di semak semak.

"Gue takut mati,"

Bodoh.

Satu kata buat Gio.

"Van! Van! sini sini!"

SHIT!

Umpat semuanya, "Ah anjing banget bisa kalah!" Umpat Vani.

"Ah gak seru kalah!"

"Lo si Yo, ngumpet aja!" Tuduh Jojo.

Gio hanya menggaruk tengkuknya, lalu menunjuk dirinya "Gue?"

"IYA!" Jawab mereka serempak.

"Kan gue baru main," Cicitnya.

"Dahlah,"

****

Satu Minggu telah berlalu, sekarang Vani dan Revan sudah benar benar menjauh, Revan semakin dekat dengan Luna.

Vani sedikit tak suka dengan Luna yang terus menempel, dan bodohnya Revan menanggapinya, bodoh bukan?

Vani sekarang sudah lebih baik, ia berjalan bersama Oliv. Oh yah kabar Oliv berpacaran dengan Rian sudah menyebar seantero sekolah, Vani yang awal mulanya terkejut, namun ia merasa senang, cinta Oliv kepada Rain terbalaskan.

Vani dan Oliv tengah memasuki kelasnya, di sana sudah ada Beni, Jojo dan Rian ya g sedang menangkring di atas meja. Seperti? ngerti kan?

"Babe!"

"Ayaang!"

"Apaansi Liv, Alay banget wueek," Ujar Vani, bergidik jijik dan memperagakan sepeti ingin muntah.

"Biasalah bucin!" Celetuk Beni, yang sedang menikmati coki coki.

"Ben! Masih ada coki coki nya gak?" Tanya Vani.

"Abis,"

"Ishh!"

Kriiing...

Bel pun masuk, semua murid bergegas menuju meja mereka, Pak Yanto memasuki kelas.

"Assalamualaikum anak anak bapak yang bapak amat cintai sepenuh hati dan raga!" Salam Pak Yanto saat memasuki kelas.

Semua murid menjawab, ada yang tak menjawab sebagian yang non-muslim.

"Sekarang pelajaran SBD, yaitu pelajaran bernyanyi,"

"Bapak mau mengambil nilai, jadi kalian tidak usah ulangan, hanya menyanyi di depan kelas," Jelas Pak Yanto.

Semua murid bersorak gembira.

"Bapak pilih acak, siap gak siap harus mau yah!"

Satu persatu semua murid maju.

"Elvania," Panggil Pak Yanto.

Vani yang sedang menahan kantuknya terpenjak kaget.

"Van! woy Lo di suruh maju!" Teriak Putri, salah satu murid.

Vani yang bingung ingin nyanyi apa pun terpaksa maju. Ia memegang mic yang di berikan oleh Pak Yanto.

"Hai semuanya, gue mau nyanyi, kalian jangan kaget yah sama suara gue,"

"Pasti cakep nih!" Celetuk Beni.

"YAMET KUDASII"

Semua murid membulat kan matanya, apa ini?

"YAMET KUDASII"

"Sudah ku Dugong!" Gumam Oliv, pasti akan bernyanyi yang enggak enggak

"BANG YAMET PARA KEDASI"

"Anjir Sabi sabinya si Vani!" Gumam Jojo, tak habis pikir.

"ARA ARA KIMOCI"

"ARA ARA KIMOCI"

"WOAAH ANJAAY!" Teriak Beni.

"BANG ARA PARAKEPECI"

Beni dan Jojo segera bangkit dari duduknya, dan berjoget Pargoy. Vani yang melihat Beni dan Jojo berjoget Pargoy pun makin semangat dalam bernyanyinya.

"BARARA UTANA"

"BARA UTANA"

"BARAU BARAUTANA"

"BARA UTANA!"

"BARA UTANA!" Semua murid mengikuti Vani.

Dan ada juga yang berjoget Pargoy bersama Beni dan Jojo.

"MENCIUM BARA UTANA"

"MENCIUM BARA UTANA!"

Semua murid bertepuk tangan meriah, Oliv sudah bersembunyi di bawah tumpukan buku, ia sangat malu!.

Sedangkan Reyhan hanya terkekeh gemes.

"Sekian terima gaji, kurang lebih nya mohon mangap!"

"VANI! KELUAR HORMAT DI LAPANGAN!"

****

"Revan? Ke kantin yuk!"

Revan mengangguk, lalu mengajak dua sahabatnya, sebenarnya Gio sangat malas berurusan dengan si Cabe.

Krisna berdiri di sebelah kiri Luna dan Revan di sebelah kanan Luna, Gio hanya di belakang sesekali mencibir Luna.

Sesampainya di kantin, mereka duduk di salah satu meja di kantin, Luna senantiasa duduk di sebelah Revan dengan bergelayut manjah, Gio benar benar tak habis pikir, ekspresi Revan tak sama sekali risih.

"Mesen apa?"

"Aku mau mie ayam sama jus strawberry ajah!" Balas Luna dengan nada di buat buat.

"kaya biasa,"

Revan ikut mengangguk, Gio pergi memesan makanan.

Atensi Revan, tak sengaja melihat di meja Vani yang sangat ramai, di sana ada Reyhan. Kening Revan mengkerut, sejak kapan mereka jadi akrab dengan Reyhan?

"Nih makan," Ujar Gio saat telah memesan.

Mereka sibuk dengan makanannya, berbeda dengan Luna dan Revan ia sibuk bersiap suap manjah.

Di sisi lain Vani tak sengaja melihat Luna dan Revan yang tengah bersuap suapan, ia sebenarnya ingin marah, namun setelah ia pikir, dirinya hanya sahabat bukan siapa-siapa jadi harus tahu diri.

Reyhan yang menyadari Vani murung memanggil, "Van, Lo gak papa?"

Vani menggeleng, "Gak kenapa kenapa kok Han, cuman tadi ini kepedesan!"

Reyhan mengangguk, tapi ia tak percaya.

***

Vote wajib yah!
See you next time

REVANIA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang