01- Pulang

19.2K 1.5K 37
                                    

→Happy reading←



01- Pulang

Hari ini hari kepulangan seorang gadis cantik dari luar negeri, ia memutuskan untuk pindah sekolah di Indonesia karna ingin lebih dekat dengan orang tuanya.

Walaupun di Cappadocia ia bersama Tante dan omnya, tapi itu tidak menutup kemungkinan kalau dirinya tidak kangen dengan keluarganya.

Senyum Dinda mengembang saat taksi yang ia tumpangi sudah sampai dirumahnya.

Tidak ada yang berubah.

Tok tok tok

Sebuah ide jahil terlintas dipikiran Dinda, ia tersenyum miring saat pintunya hendak dibuka seseorang ia bersembunyi.

"Lah kaga ada orang kok."

Lelaki itu mengedikkan bahunya, ia berniat hendak menutup pintunya lagi tapi.

"Dor! Kejutan!" seru Dinda tertawa keras saat melihat wajah kaget abangnya.

Dafa memejamkan matanya, menahan malu dan emosi tentunya. "Aduh adik gue udah pulang," ucapnya sok manis.

"Kaya tertekan gitu ih ngomongnya."

"Emang," Dafa mengalihkan pandangannya pada koper yang adiknya bawa.

"Ada oleh oleh?"

Dinda mengangguk, membuat Dafa tersenyum gembira. "Apa?"

"Kentut," jawab Dinda terkekeh pelan.

Dafa berdecih pelan baru saja bertemu lima menit yang lalu tapi adiknya sudah kembali membuatnya darah tinggi lagi.

"Abang peyuk!"

Ia merentangkan tangannya, membawa Dinda kedalam pelukannya walaupun adiknya agak prik tapi dirinya tetap merindukan adik mungilnya ini.

"Lo belum salam ya dek?"

"Belum kayaknya, ulang deh tutup dulu pintunya," balas Dinda menyuruh Dafa kembali menutup pintunya.

Tok tok tok

"ASSALAMUALAIKUM! ADA ORANG DISINI?"

"Ya kaga usah teriak teriak juga Dugong!"

"Jawab salam dulu bang," titah Dinda mengerucutkan bibirnya.

Dafa yang melihat wajah adiknya pun dibuat gemas sendiri.

"Waalaikummusalam," ia mengacak-acak rambut Dinda saking gemasnya.

"Ih Abang! Rambut gue jangan diberantakin."

Dinda melengos pergi meninggalkan Dafa yang masih diambang pintu rumahnya.

"Eh, kamu kok udah pulang?" tanya wanita paruh baya yang baru saja dari dapur.

"Bunda ga suka nih Dinda pulang"

Gina mendekati anaknya yang sedang mode ngambek ini.

"Bukan gitu sayang, kalau kamu bilangkan ntar dijemput bang Dafa," jawab Gina lalu memeluk anak perempuan satu satunya itu.

"Bun, ayah mana?" tanya Dinda sembari celingak-celinguk mencari sang ayah.

Bundanya mengedikkan bahunya acuh "Masih kerja, palingan sebentar lagi pulang."

"Oh."

"Dek, Sono mandi lo bau ikan asin tau ga?" ucap Dafa seraya mengapit hidungnya berniat menggoda sang adik.

Dinda mengendus ngendus bajunya. "Ih apaan sih bang orang wangi juga, lo kali yang bau ikan asin."

"Cih, gue ud–"

APA DI JODOHHIN? {Latest}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang