Jangan lupa vote
••
Happy reading everyoneKini mereka berada dikantin, Alena menatap Dinda dengan penuh selidik, bisa bisanya sahabatnya pindah dirinya tak tau sama sekali.
"Kok lo kaga bilang sih kalau mau pindah sekolah," tanya Alena jengkel.
"Hwehwe gwue luwpwa," balas Dinda yang masih menguyah bakso.
Alena segera menghirup udara banyak banyak, emosi. "ditelen dulu dodol, baru ngomong."
Dinda langsung menelan bakso yang ia tadi sudah kunyah.
"Gue lupa, maaf," ulangnya.
"Ck, iya dah sekarang yang udah punya temen baru," tutur Alena mengalihkan pandangannya.
Dinda menangkup pipi Alena agar menatap dirinya. "utututu ngambek nih ceritanya, gimana kalo pulang sekolah kita ke mall?" tanyanya.
"Buset! Kepala gue mau copot."
"Y–ya maaf tangan gue nih reflek," Dinda menggaruk hidungnya yang tak gatal.
Alena mendengus kesal mendengarnya. "reflek ya reflek aja bego, kaga usah bikin kepala gue mau copot."
"Kalau copot beneran gimana?"
"Ya tinggal dibuang aja Al, atau gak dimainin twing twing," imbuh Dinda tertawa.
"Mata lo!" sewot Alena.
Dinda berterimakasih saat minumannya sudah dibawakan oleh bang nganu.
Slurpp
"Jadi gimana, mau gak?"
"Mau dong, asal lo traktir," balas Alena tersenyum jahil.
"Gila lo udah kaya anjir, tabungan lo dimana mana tapi tetep aja doyan yang namanya gratisan," Dinda memutar bola matanya jengah.
Alena mendesah lega saat gorengan yang ia makan tidak mengganjal di tenggorokan lagi.
"Lo kira gue syaiton yang kaga doyan gratisan?"
"Mungkin," jawab Dinda pasrah.
Segerombolan laki laki memasuki area kantin, yang membuat semua perempuan terpekik histeris karna ketampanannya.
"OMO OMO GANTENG BANGET!"
"ADUH KAK FAREL UDAH NATAP GUE, NTAR KITA NIKAH PAKE ADAT APA YA?!"
"IYA ANJIR TATAPANNYA BIKIN GUE TERJUNGKAL."
"BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RESTU MAMA DAN PAPA KAK BR–"
"BRIAN PUNYA GUE!"
Dinda memicingkan matanya, menatap sekelilingnya. "al mereka pada kenapa sih? Kesurupan reog?"
Alena mengangkat kepalanya, matanya berbinar seketika saat tau apa yang terjadi.
"Aduh aduh gue harus apa nih? Gue harus Ottoke."
"Apaan sih anjir?!" kesal Dinda.
"I–itu kak Farel jalan kesini," reflek Alena meremas tangan Dinda karna gugup.
Dinda melotot kaget, tangannya terasa sangat sangat sakit. Saat ia hendak protes mulutnya segera dibekap oleh Alena.
"Dia kan siswa baru pindahan itu kan? Cantik banget anji" bisik Satria kepad Elang.
Elang mengangguk setuju. "iya ih cantik, sampe gue gak kuat kalau deket dia."
"Neng?"
"Apa?!" jawab Dinda ngegas karna tangannya menjadi korban.
KAMU SEDANG MEMBACA
APA DI JODOHHIN? {Latest}
Teen FictionSEBAGIAN PART DIPRIVAT KARNA ADA PERUBAHAN PART! ••• FOLLOW DULU SEBELUM BACA!! ••• "Ekhemm kita langsung ke intinya aja yah" Tegas Ryan menatap semuanya secara bergantian. "Ehh apanih inti apa maksudnya, kok perasaan gue kaga enak yaa?" Batin Dinda...