Happy Reading
Ada apa dengan hatinya? Kenapa kejadian tadi membuat Raka gelisah?
"Ini kenapa Saya jadi kaya orang kepergok selingkuh ya?"
Ia menatap pantulan dirinya di cermin, "Baru nyadar,ternyata Saya ganteng juga ya" Raka menggeleng cepat lalu mengambil sesuatu di kasurnya dan berjalan keluar
Ia diam beberapa menit melihat pintu kamar tetangga terhebohnya,rasa bersalah semakin mencuat mengingat bagaimana Ia mengabaikan perempuan itu tadi
Tangannya terangkat namun Ia belum juga berani untuk mengetuk pintu coklat itu
Tok
tok
"Amanda,ini Saya Raka. Tetangga Kamu"
Pintu itu masih setia tertutup,Raka tak menyerah. Ia mencoba lagi
Tok
tok
"Amanda,ini Saya,Raka. Orang yang tinggal di sebelah Kamu"
Satu menit
Dua menit
Cowok itu mendengus,Apa Amanda sudah tidur? pikirnya
"Amanda,Kamu udah tidur ya?"
"Belum"
"Astagfirullah!!"
Raka langsung berbalik badan dan memegangi dadanya. Jantungnya berdegup cepat. Ia tak menyangka bahwa Amanda ada di belakangnya
"Kamu nganggetin!"
Jika biasanya Amanda akan tertawa karna berhasil menggoda Raka,namun kali ini tidak. Ia masih setia dengan wajah datarnya seolah-olah tak perduli
"Hm"
Raka diam. Ia bingung harus mulai dari mana
"Saya, Saya mau minta maaf"
Amanda tak bereaksi
"Maaf? Kenapa?"
Oh ayolah. Raka benar-benar merasa seperti mendapatkan karma atas perlakuannya kepada cewek ini tadi
"Buat yang tadi sore. Maaf Saya pukul temen Kamu"
'Lah gue kira gara-gara dia sama cewek tadi.'
Cewek itu mengangguk cepat mengiyakan
"Iya. Lain kali gaboleh kaya gitu Mas" Nada bicaranya menghangat. Tak tega melihat tampang merasa bersalah Raka
Raka mengangguk,Cowok itu menunduk
"Temen Saya ga salah apa-apa. Tadi itu Saya lagi ngeledekin Dia terus Saya kesandung tas punya dia. Ya jadinya salah paham karna Mas Raka ga ngeliat dari awal kejadian sebenarnya"
Raka meringis mendengar kalimat yang Amanda gunakan. Biasanya cewek itu menyebut dirinya dengan sebutan Nama atau 'Aku' Kali ini Ia menggunakan 'Saya' untuk berbicara
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Raka
General FictionAmanda sebenarnya tau perasaan apa yang Ia miliki untuk si raksasa yang terserempet itu. Namun egonya menepis segalanya. Gengsi kan kalau seorang Amanda harus mengakui perasaannya.