Bagian 27-Introgasi Riana

35 4 0
                                    


"Sejak kapan Kamu kenal sama Raka?"

Riana mendengus dalam hati,baru juga duduk sudah langsung di introgasi saja.

"Sekitar tiga bulan lalu Mba. Aku anak baru di perusahaan tempat kami kerja"

Mia mengangguk masih dengan mata yang sedikit menyipit menciptakan kesan sinis dan curiga

"Satu divisi?"

Perempuan itu menggeleng "Engga. Raka kerja bagian ngurus web perusahaan,saya bagian admin"

Bila ikut memandang Riana seperti cara Mia memandang perempuan itu

"Suka sama Ka Raka nya udah dari tiga bulan yang lalu juga?"

Riana tersentak,Ia malah tersenyum malu-malu. Senyum yang membuat Bila mendengus geli

Fahmi dan Zean hanya diam tak mau ikut campur dengan urusan para cewek di sekitarnya. Kasihan juga kalau empat lawan satu

"Eum,kalo itu kurang tau sih"

"Bukannya waktu kita ketemu di pasar malam kamu bilang calon pacarnya Ka Raka ya?"

Riana tersenyum canggung "Itu cuma bercanda aja kok"

Mia pura-pura tertawa,taktik agar perempuan itu mau membuka cerita untuk mereka

"Gausah sungkan kok.. Dari cara Kamu natap Raka aja kita udah tau kalo Kamu ada perasaan sama Dia.."

"Ahh,engga kok Mba. Kita cuma temenan aja"

Bila mencondongkan tubuhnya ke depan agar dapat melihat Riana dengan jelas "Jujur aja sama kita,lagian ngapain juga cewek sering nyamperin cowok kalo ngga ada perasaan apa-apa. Kalo soal Amanda mah gausah di pikirin,Ka Raka juga bilang cuma nganggep Amanda itu adiknya doang"

Riana tersenyum sumringah,senyum itu membuat Bila dan Mia berteriak kemenangan di hati mereka.

Gampang banget di kibulin ternyata

"Ohh gitu ya,emang Amanda sama Raka itu sudah berapa lama kenal?"

Mia menggeser posisi duduknya sedikit kesamping,tepat berhadapan dengan Riana

"Raka sama Amanda itu udah kenal satu tahunan. Semenjak Amanda pindah kesini Saya jadi sering liat mukanya Raka kaya bahagia banget. Sebelumnya mah boro-boro! Senyum aja jarang!"

Fahmi dan Zean ikut mendengarkan,sebelumnya mereka tidak tertarik atas obrolan ini. Namun mendengar cerita Raka dan Amanda bertemu dari sudut pandang Mia sepertinya seru juga.

"Bahagia?"

"Iya!! Mereka sering banget makan bareng keluar.. Raka tuh tipe boyfriendable banget.. Sama Amanda aja yang cuma di anggap adik bisa semanis itu,gimana sama Kamu kalo kalian beneran pacaran?"

Satu sudut bibir Bila terangkat,Ia tau betul bahwa Mia sedang menyindir dengan berkedok mendukung Riana

"Saya inget banget waktu itu Raka baru aja pulang kerja malam-malam karna lembur di kantor,Mukanya sepet banget! Ya mungkin karna cape kali ya..terus ngeliat Amanda yang pengen beli makan ke depan Raka langsung nganterin! Padahal itu cuma beli makan yang gak jauh-jauh amat. Tapi Raka segitu khawatirnya.
Sama Amanda aja dia semanis itu! Kalo sama Kamu gimana tuh..?"

Riana tak bergeming,perasaannya seolah dipaksa berhenti mendengar Mia menceritakan tentang mereka. Sedekat itukah Raka dan Amanda??

"Wah pasti lebih dong mbaa!! Secara Amanda aja yang cuma di anggap adik di perlakuin semanis itu.. Gimana Mba Riana. Ya kan Mba?" Kata Bila dengan semangat

Riana tersenyum canggung

"Maaf,kayanya saya harus segera pergi dari sini. Saya harus balik ke kantor karna ada jadwal"

Mia memberi ekspresi kecewanya "Yah kok cepet banget sih.. Padahal kita mau denger cerita Kamu yang pasti ngga kalah sweet itu loh.."

"Lain kali ya.. Doain aja semoga saya cepet jadian sama Raka,hehe" Gurau Riana

Bila tertawa kencang seolah menertawai kebodohan Riana "Iya,kita doain kok. Yang terbaik deh,semoga berhasil ya naklukin Ka Raka"

Riana mengangguk seraya tersenyum. "Yaudah kalo gitu Saya pamit ya semua. Permisi"

Mata mereka tak henti memandang Riana yang pergi menggunakan motor matic putih yang sedari tadi terparkir di depan

Bila mendengus

"Bisa-bisanya di sindir malah ke pe-dean!"

Mia mengangguk dengan tampang kesal "Emang oneng! Mba kaya gitu sengaja biar dia sadar diri eh malah senyam senyum kaya wong edan"

Zean tertawa pelan "Kalian berdua parah bener. Kan ga lucu kalo anak orang nangis di pojokin begitu" Setelahnya Ia menoleh ke arah Fahmi "Tuh Mi,dari pada lo ngejar yang ga pasti mendingan sama Riana aja. Ga jelek-jelek amat tuh cewe!"

Bila diam,kepalanya langsung menunduk. Dirinya merasa mendapatkan karma secara langsung! Habis menyindir Amanda dan Riana sekarang malah Ia yang disindir! Kejam sekali dunia

"Apaan sih. Lo aja sana,itung-itung bantuin Amanda biar Mas Rakanya nggak di rebut sama orang lain"

"Eh enak aja,Gue tuh masih mau menjomblo ya. Kasian juga cewe-cewe yang naksir Gue kalo tau pujaan hatinya punya pacar"

"Nah itu lo tau. Kasian juga cewek yang gue suka kalo tau Gue punya pacar"

Fahmi melirik ke arah Bila.

Bila tersenyum tipis,entah benar atau tidak tapi Ia yakin bahwa perempuan yang Fahmi maksud adalah dirinya

Zean memutar bola mata malas "Eww banget. Emang ada cewek yang suka sama elo?"

Fahmi mengangguk percaya diri "Ada. Cuma kayanya dia belum siap aja. Tapi gapapa sih,Gue bakalan setia nungguin Dia sampe Dia mau jadi pacar Gue"

Mia tersenyum sambil berusaha menutup mulutnya agar tidak menjerit "Ihhh siapa tuhh!!! Kok Mba ga di kasih tau sih!!!"

Zean menaikan satu alisnya sambil tersenyum sinis "Ada deh Mba. Gaboleh kepoan jadi orang! Nanti Mba makin lama ngejomblo nya loh!"

Bila memukul lengan Zean pelan "Heh ngaca! Ka Zean sama Mba Mia itu sama-sama jomblo!! Mending kalian pacaran aja sana!"

"Heh enak aja! Lo juga jomblo kalo lo lupa!"

Bila melirik sedikit ke arah Fahmi "Aku sih jomblo santai aja,udah ada kandidat juga buat dijadiin calon suami"

Fahmi berusaha untuk tetap tenang. Ingin sekali tersenyum rasanya! Lucu sekali pasangan satu ini!

"Ih kalian ga asik! Masa mainnya rahasia-rahasiaan begitu sih. Mba kan pengen tau!"

"Udah Mba tinggal tunggu undangan pernikahannya aja nanti ya" Ucap Fahmi

Bila tak mampu untuk tidak tersenyum lebar!

"Aku mau pipis dulu ya semua!!"

Perempuan itu berdiri dan langsung berlari secepat kilat

Tanpa mengetuk lebih dulu,Ia membuka pintu Amanda. Namun larinya mendadak terhenti melihat kejadian di dalam sana

"AMANDA! MAS RAKA! LO BERDUA NGAPAIN!?"

Fahmi,Mia,dan Zean menoleh lalu detik berikutnya mereka membelalakan mata

Mas RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang