Bagian 17-Tante Amanda

35 7 0
                                    

Happy Reading

---

"Mas Rakaa"

Raka mendesah malas. Sedari tadi Gadis itu tak henti-henti memanggil namanya hanya untuk perihal yang tidak jelas

"Mas Raka bisu beneran tau rasa lho"

"Apa Amanda?"

"Udahan dong kerjanya! Tugas Aku aja udah selesai dari tadi tapi Mas Raka masih aja sibuk"

Raka menoleh menatap gadis itu lekat

"Kemarin kan Saya sakit. Banyak kerjaan yang tertinggal"

"Dari pada kerja mending kita makan seblak yu?"

"Kalo ga kerja ga bisa beli seblak"

Amanda mencebikan bibirnya. Dahinya mengkerut tanda Ia sedang kesal sekarang
"Seblak ga sampe dua puluh ribu!!"

"Tapi Dua puluh ribu juga uang."

"JAWAB MULU SIH"

Raka diam,pandangannya kembali fokus ke arah laptop

"Mas Rakaa"

"Mas Rakaa"

"KO DIEM AJA SIH!?"

Raka menghela napas panjang "Tadi Saya jawab Kamu omelin?"

"Ya kan bukan gitu maksudnya"

Amanda lompat ke kasur Raka. Ia menenggelamkan wajahnya ke bantal dengan sprei berwarna hitam milik Raka

"KENAPA SIH HARI INI SEMUANYA ANNOYING BANGET!!?"

Kepala Raka berdenyut mendengar suara melengking gadis itu "Jangan teriak-teriak gitu Amanda! Nanti Saya dikira ngapa-ngapain Kamu"

Amanda beringsut bangun,Ia duduk di tepi kasur berdekatan dengan Raka yang sedang duduk di kursi kerjanya

"Emangnya Mas Raka mau ngapa-ngapain Aku?"

Raka menatap dengan terkejut "Heh! Ngomong apasih Kamu?"

Jujur saja pikiran Amanda sudah kemana-mana saat Raka mengatakan kalimat itu. Namun tak ingin dikira berpikir lain-lain,Gadis itu menyanggahnya. Ia menatap seolah disini Raka yang salah

"A-apaan sih! Mas Raka aja yang mikir aneh-aneh!"

"Kamu yang mikir aneh-aneh"

"Ih bukan gitu ya maksudku! Kan bisa aja maksudnya tuh Mas Raka mau mutilasi Aku! Bukan ehem-ehem"

Bola mata Raka melebar seperti akan keluar dari tempatnya. Ia berdiri lalu sedikit membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Amanda

"Tuh kan Kamu yang mikir aneh-aneh. Ehem-ehem apa coba? Padahal dari tadi Saya ga ada maksud ke situ lohh"

Amanda gugup.

Ia malu

Ia mati kutu sekarang

Saat ini sudah jelas terlihat siapa yang berpikir macam-macam sedari tadi

"Mas Raka apaan sih! Gajelas! Sana jauh-jauh,BAU"

Raka mundur beberapa langkah karna dorongan Amanda dikedua dadanya

"Ih Kamu pegang-pegang Saya. Tuhkan udah jelas siapa yang mikir aneh-aneh"

Wajah Amanda semakin garang "Apasih! Pengen banget di pegang-pegang!"

"Ngga dong. Kalo Saya di pegang-pegang sama Kamu saya udah ngga suci lagi nanti"

Amanda menyeringai. Ia berdiri dan mendekat ke arah Raka

"Sini dek sama tante"

Raka bergidik ngeri melihat Amanda dengan tampang yang menyeramkan menurutnya

"Amanda ih! Malah makin jadi Kamu! Salah minum obat ya!?"

Melihat ekspresi ketakutan Raka semakin membuat Amanda ingin menggoda lelaki itu. Wajahnya kelewat gemas sampai-sampai Amanda suka

eh? suka?

Suka menggoda maksudnya.

"Sini sama tante,tante ga gigit kok"

Raka berlari menjauh "Ih jangan macam-macam ya!"

"Ngga kok,cuma satu macam aja. Sini sama tante?? Nanti tante beliin seblak"

"Amanda ih udah!! Saya laporin atas kasus pelecehan ya Kamu!"

Kalo udah sah si gapapa,hehe

"Sini,tante ga gigit kok"

"Amanda!! Stop!!

"Bwhahahahha"

Gadis itu tak kuat dengan drama yang Ia buat sendiri. Amanda tertawa terbahak-bahak melihat Raka ketakutan di pojokan

"Bercanda-bercanda!!"

Raka menetralkan ekspresinya lalu kembali ke posisi awalnya. Duduk di kursi kerja

"Kamu nyeremin. Saya jadi takut"

"Makanya jangan ngeledekin mulu dong!"

"Saya kan bercanda masih di batas normal"

Tentu saja Amanda tertawa lagi mendengar itu

"Loh emang bercanda ku ga normal?"

"Iyalah! Muka Kamu udah kaya mau grepe-grepe Saya tadi. Jelas Saya takut"

"Bercanda kok Mas. Aku juga ga nafsu sama Mas Raka"

"Berarti Kamu ga normal"

Amanda mengernyit heran "Kenapa jadi ga normal?"

"Iyalah. Saya kan ganteng"

Amanda memasang ekspresi seperti ingin muntah. Ya meskipun memang beneran ganteng sih.

"Yang bilang ganteng matanya rabun kali?"

"Nggak ya. Dia aja ga minus kok"

"Emang siapa?"

"Riana."

Ingatkan Amanda untuk membunuh cewek itu nanti.

***

Hai?

Pendek ya chapter ini? Wkwkwk sorry

See u

Mas RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang