Bagian 07-Bagaimana ini bermula

33 7 0
                                    

Happy Reading

Sepi ya bun
-

Raka diam memandang wajah Amanda yang sedang terlelap. Setelah pulih kini perempuan itu boleh dipulangkan dari Puskesmas kemarin

Satu tahun bertetangga dengan perempuan yang sedang terlelap ini membuat Raka sedikit banyak mengetahui tentangnya

Pertemuan yang diawali dengan cara yang tak tertuga. Pasti kalian bertanya-tanya bagaimana akhirnya mereka menjadi tetangga?

Flash back

"Mas Saya anter ke tukang urut deket kosan Saya ya?"

Raka yang sedang kesakitan hanya mengangguk mengiyakan

"Mas berat banget tauga"

"Mas wangi ya walaupun keringetan gini"

Raka memejamkan mata,antara rasa sakit dan kesal Ia berusaha diam. Hanya cewek itu yang bisa membantunya kali ini

"Huh! Sampe!"

"Misi Bu,paket."

Raka menoleh dan langsung menatap tajam

"Becanda hehe"

Wanita paruh baya keluar menyambut mereka

"Eh ada apa? Ayo silahkan duduk dulu"

Amanda menggiring Raka untuk duduk di kursi kayu depan mereka

Setelah Raka duduk,cewek itu langsung meregangkan tubuhnya,rasanya benar-benar lega setelah memikul beban yang berat

"Ini bu tolong di urutin ya,kakinya kekilir"

Wanita itu mengangguk paham dengan penjelasan Amanda, Ia masuk ke dalam untuk mengambil perlengkapan urutnya

"Permisi ya,Saya urut"

Raka mengangguk sopan "Baik bu"

Amanda memilih berjongkok memperhatikan dengan saksama, Padahal ada kursi di sebelah Raka

"Awhh" Raka meringis merasakan kakinya mulai di urut.

"Mas harus kuat dong! Mas kan cowok!"

Raka memasang tampang kesalnya. Peduli setan dengan ucapan Amanda. Karna pijatan dikakinya benar-benar menimbulkan rasa sakit

Sampai beberapa menit pijatan itu terhenti disertai senyuman wanita paruhbaya tersebut

"Di latih jalan pelan-pelan ya,tapi jangan terlalu banyak gerak juga"

Raka dan Amanda mengangguk serempak

Cowok itu mengeluarkan beberapa uang dari dompetnya. Amanda langsung berpindah posisi mendekati Raka

Ia memapah Raka untuk berdiri dari duduknya. "Bu terimakasih banyak ya"

Bu Isah mengangguk seraya tersenyum "Iya,sama-sama neng. Lain kali hati-hati ya"

Mas RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang