Bagian 25-Keluh kesah

24 4 0
                                    


"Haahh.. Aku aja eneg sama hubungan Mereka berdua Mba"

Mia memejamkan matanya erat sambil mencebikan bibir. Tangannya mengepal seolah-olah ingin memukul sesuatu

Mereka berdua duduk di kursi depan kamar Amanda,membicarakan sepasang manusia yang sedang bermanja-manjaan di dalam.

Setelah menjenguk Amanda,Bila memutuskan untuk bertegur sapa dengan Mia setelah lamanya mereka tidak berjumpa. Tentu saja Bila mengenalnya,tetangga Amanda yang super hangat,yang selalu menyapanya saat Ia berkunjung kesini

Mia dan Bila sama-sama tipe perempuan ramah,tidak pemalu dan berkata apa adanya. Itu kenapa dulu Mereka sangat cepat menyatu satu sama lain

"Mba juga udah lelah sama kelakuan mereka. Tapi mba bakalan selalu dukung apapun keputusannya sih"

Bila mengangguk menyetuji "Kadang Amanda bisa jadi annoying banget tau Mba. Dia cerita panjang lebar tentang perasaannya Dia ke Ka Raka,tapi dia masih aja ngga mau ngakuin kalo dia suka. Pasti alasannya-

"Kita kan emang cuma tetangga"

Ucap kedua perempuan itu bersamaan. Bila dan Mia terkekeh geli,apa yang Mereka bicarakan itu memang benar!

"Mba ga ada rencana apapun gitu buat bikin Ka Raka sadar? Yang aku tau sih Amanda udah mulai ngejaga jarak. Kemarin Dia cerita waktu Ka Raka kesini sama Riana pas dia sama Mba lagi duduk di karpet. Terus sampe tadi pagi juga katanya dia masih cuekin Ka Raka"

Mia mengangguk singkat "Iya itu emang betul. Mba kesel aja sama si Raina-Raina itu-

"Riana Mba" Bila mendengus

"Eh emang iya? Sejak kapan berubah namanya?"

"Ga berubah. Dari awal emang begitu"

"Tau deh ah Mba ga perduli. Intinya Mba sebel sama Dia. Amanda cerita kalo Riana sering dateng kesini,terus Amanda pernah bilang dia sokap. Dan ya Mba setuju kalo Dia emang beneran sokap!"

"Tapi menurutku Riana itu hadir sebagai cobaan buat hubungan Ka Raka sama Amanda. Coba aja Mba pikir kalo ga ada Riana mungkin Amanda ga akan sadar sama perasaanya sendiri,mungkin hubungan mereka bakal stuck disitu-situ aja. Ka Raka nganggap Amanda sebagai adiknya,Amanda nganggap Ka Raka sebagai tetangganya."

Mia mencerna ucapan Bila "Bener juga. Ini awal dari hubungan Mereka. Mereka ga bisa santai-santai aja setelah Riana hadir di tengah-tengah Mereka. Ini bukti keseriusan kalo Raka emang beneran cinta sama Amanda"

"Jadi.. Kita harus gimana Mba?"

"Hm.. Ikut campur terlalu jauh juga ga baik,tapi ngeliat Mereka yang gitu-gitu aja gak ada perkembangan,Mba rasanya muak!"

"Kayanya kita harus panas-panasin Amanda deh Mba. Biar dia sadar kalo Mas Rakanya itu mau di rebut sama orang. Pokonya Amanda harus jadi orang yang egois setelah Dia sadar sepenuhnya tentang perasaan Dia ke Ka Raka"

Mia menyeruput es cincau yang Bila bawa sebelum kembali berkomentar "Betul,kalo dibiarin itu manusia berdua bakalan hah hoh hah hoh aja kayak orang bego"

Bila tertawa melihat ekspresi kesal Mia yang semakin menjadi-jadi "Mba mukanya biasa aja kali"

"Maaf,tapi Mba emang beneran udah mual bin eneg sama dua Manusia itu."

"Aku agak ga nyangka aja sih,dulu kan Amanda hobinya ngelirik cogan-cogan di kampus. Ada cogan dikit matanya melotot,ada cogan lagi pengen ngejerit-jerit kagak jelas. Eh tapi sekarang,semenjak Dia pindah kesini,entah sadar atau ngga Dia jadi berubah. Rasanya semua cowok tu sama aja di mata Dia,kesannya tuh kayak dia berusaha ngejaga perasaan Ka Raka" Bila terkikik sebelum melanjutkan kalimatnya

"Dia selalu aja ngelak,padahal aku ngga sebego itu buat di kibulin sama Dia. Udah jelas banget kalo di antara Mereka itu ada something kan. Yang satu gensinya sampe menembus langit ke tujuh,yang satu planga plongo nggak peka-peka!"

Mia tergelak,Ia tertawa sejadi-jadinya mendengar ucapan Bila. Sedangkan di dalam Amanda dan Raka hanya menatap heran menerka-nerka hal apa yang kedua manusia itu perbincangkan

"Udah ah,Mbak cape denger Kamu ngejulid melulu." Ucap Mia berusaha meredamkan tawanya

"Yeuh. Bukan julid ya,itu adalah suara dari keluh kesah Aku atas hubungan Mereka. Sadar ngga sadar Kita tuh kayak jadi saksi di antara mereka berdua tau mba."

Raka keluar mengampiri Mereka. Bila dan Mia menoleh serempak

"Kalian disuruh masuk sama Amanda. Saya mau beli makanan dulu"

Sebelum pergi dari tempatnya berdiri,kepalanya mencelos ke dalam sela-sela pintu

"Mas pergi keluar dulu ya. Cuma sebentar"

"Iya,hati-hati"

Lalu Ia melenggang pergi tanpa berpamitan pada Bila dan Mia. Kedua perempuan itu melongo

"DASAR BUDAK CINTAA!!"

Teriak keduanya bersamaan

Bila dan Mia masuk menatap Amanda dengan pandangan yang sulit di artikan

Amanda menautkan kedua alisnya "Dih kenapa nih mukanya udah pada kaya mau makan orang?"

Bila duduk di sisi kasur perempuan itu

"Iya. Emang pengen makan orang yang nggak sadar-sadar sama perasannya sendiri."

Mia menoleh "Sama. Mba juga mau makan orang yang selalu ngelak sama perasannya"

Amanda melebarkan kedua matanya. Ini kenapa Dia jadi di bully sih!?

"Kalian pada kenapa sih? Sensi amat? Mau PMS apa?"

"Gapapa sensi,dari pada ngelak mulu." Ucap Bila sambil terus menatap Amanda

"Gapapa sensi yang penting Mba orangnya gak gampang nyerah gitu aja."

Oke,lebih baik Amanda diam sekarang.

Mas RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang