Hari Sabtu mereka beneran pergi ke Desa Perjuangan. Desa ini terletak di Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongondoow, Sulawesi Utara.
Kumpul jam tujuh pagi di Kawasan karena perjalanan ke sana makan waktu empat jam.
Jalanan juga nggak seindah yang dibayangkan. Jalanan rusak, dikelilingi pepohonan, dan curam.
Sampe di sana mereka disambut baik sama salah satu bapak yang keliatan jadi salah satu orang penting di desa itu.
Perumahan warga langsung berhadapan dengan pantai. Rumah kebanyakan terbuat dari kayu dan ada beberapa perahu di pinggir pantai.
"Selamat datang."
Jessi senyum. "Makasih pak. Ini bapak Vicky kan?"
"Iya benar."
"Nggak ada signal cuy." Yuta kaget waktu buka hp.
Winwin siku perutnya Yuta karena omongan dia satu masyarakat natap mereka.
"Papa malu-maluin." Jiyoon nutup mukanya.
Mereka diajak ke satu rumah, duduk berjejer dan nggak semua duduk.
"Makasih pak udah ijinin buat kita kemari." Hwasa ngomong, basa basi dulu.
"Saya yang seharusnya berterima kasih sama kalian semua." Pak Vicky senyum.
"Ehm, kita langsung aja yah pak. Kedatangan kita kemari mau berbagi sedikit apa yang udah kita dapat. Jadi kita membuka donasi dan terkumpul lumayan banyak. Kita bawa beberapa buku pelajaran untuk anak-anak, bahan makanan, dan juga yang terpenting obat-obatan." Solar jelasin.
"Papa papa... aku mau main sama temen-temen di luar." Soeun bisik ke Jaehyun.
"Iya ntar abis ini."
"Sekarang aja, pasti ini ngobrolnya lama."
Sunghoon natap adeknya. "Diem."
"Lah? Orang aku nggak ngomong sama kakak."
Jaehyun nahan ngakak. "Yaudah, panggil yang lain terus main gih."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Kehidupan Bobrok [END]
HumorSequel dari NCT: Organisasi Bobrok Kalo dulu mereka nyusun wacana sekarang waktunya mereka pelan-pelan mewujudkan semua wacana itu. Dengan ketambahan anggota-anggota cilik yang nggak jauh beda sama sifat para orang tuanya. Let's gooo!! Warn: ⚠️ BxB ...