Hari kedua sekaligus hari terakhir di Makassar mereka rencana mau pergi ke Dataran Tinggi Malino. Jarak tempat ini dari penginapan mereka sekitar dua jam lebih.
Selesai sarapan mereka langsung berangkat ke sana biar nggak makan waktu lama.
Tujuan tempat liburan mereka itu ke Malino Highlands. Udara di sana sejuk, dingin, dan penuh sama tumbuhan-tumbuhan.
Pemandangan sesuai hargalah, orang dewasa 50.000 sedangkan anak-anak 25.000.
"Set dah... sekecil Zoa aja 25.000." Yangyang protes sendiri.
"Kalo bunting hitung dua gak?" Solar nanya random.
Chaerin natap Solar. "Napa? Lu bunting?"
Solar ngangguk. "He-em, anak setan."
"Bangke." Chaerin ngakak.
Sebelum coba permainan outdoor mereka ke cafe dulu yang ada di puncak kebun teh.
"Tehnya boleh dipetik gak sih?" Jake nanya.
"Boleh." Lucas jawab.
"Nggak." Jungwoo decak kesel. "Nggak boleh."
"Kan banyak pi, satu doang masa nggak boleh?"
"Gak boleh kalo cuma satu maksudnya." Jungwoo kedipin sebelah matanya.
Lucas cengo abis itu ngakak. "Parahhh!" dirangkul bahunya Jungwoo.
Cafe di sana namanya Green Peko. Menu utama yang patut dicoba kalo ke sini itu Malino Green Tea.
"Coba ye Manado juga sesejuk ini." Hendery natap sekeliling.
"Menghayal aja dah lu Hen." Lisa ngakak. "Manado sejuk kek gini? Kiamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Kehidupan Bobrok [END]
HumorSequel dari NCT: Organisasi Bobrok Kalo dulu mereka nyusun wacana sekarang waktunya mereka pelan-pelan mewujudkan semua wacana itu. Dengan ketambahan anggota-anggota cilik yang nggak jauh beda sama sifat para orang tuanya. Let's gooo!! Warn: ⚠️ BxB ...