"Iya, nanti kita dinner. Selesai gue kerja, gue jemput." Sungchan keluar dari rumahnya, udah siap mau ke kantor tapi laporan dulu ama Shotaro.
"Sungchan."
Sungchan natap orang yang berdiri di samping motornya. Mata dia langsung melotot, tubuh kaku, tapi cuma sebentar aja. "Ro, nanti gue telpon lagi. Cepirit tiba-tiba." Langsung aja dia matiin telpon.
"Sungchan... "
Sungchan nggak peduli, dia ambil helmnya, nyalain motor. "Minggir."
Orang itu berdiri di muka motornya sambil rentangin tangan. "Minggir, selagi saya bilang baik-baik."
"Sungchan... maaf."
"MINGGIR ATAU SAYA TABRAK?"
"Sungchan... " orang itu tiba-tiba berlutut. "Maaf. Maafin papa."
Sungchan nunduk, nangis. Iya, sekarang di depannya ada papanya yang ninggalin dia sama mamanya, yang selalu kasar sama dia dan mamanya, dan yang jadi penyebab kenapa dia hidup sendiri sekarang. "Bapak nggak usah peduliin saya. Semenjak bapak ninggalin saya dan ibu saya, bapak bukan ayah saya lagi. Permisi pak saya udah terlambat untuk kerja."
"Sungchan maafin papa."
"Penyesalan emang selalu datang terakhir tapi maaf pak, saya gak bisa. Kalo bapak masih mau tetap disitu saya akan lapor ke lurah."
"Sungchan... "
Sungchan nahan dirinya buat gak nangis depan papanya. "Permisi pak."
"Maafin papa. Papa cuma belum sadar betapa berharganya kamu sama mama dulu."
Sungchan berdiri. "Kalo kata maaf bisa ngerubah nasib, saya bisa maafin bapak." Dilempar helmnya dan dia jalan pergi tanpa motor. Tujuan pertamanya ke rumah Mark.
"Woy! Tuyul tinggi! Kenapa lo-- lah? Nangis? Diputusin Taro lu?"
"Gue gak kerja hari ini, izinin gue ya. Gue numpang dulu di rumah lu."
"Lah lah lah... weh ngapa lu?"
"Ntar gue cerita."
"Et dah... drama lu. Yaudah, awas ampe lu prank ya!" Mark akhirnya pergi pake motornya sendiri ke kantor ninggalin Sungchan di rumahnya.
***
Solar natap rumah kecil di depannya. Dia udah kek pencuri, pake jaket sampe nutupin kepala, masker, ditambah kacamata item.Sekarang dia lagi berdiri di depan rumah keluarga dia. "Kenapa juga gue kemari?" Solar bingung sendiri sama dirinya.
"Maling ya?"
Solar melotot kaget waktu tangannya ditarik sama om-om, parahnya lagi si om itu bokapnya dia. Dia langsung coba narik tangannya.
"Maling kan?"
"Nggak!"
"Solar?"
Solar narik tangannya terus ancang-ancang lari tapi ditahan sama papanya. "Solar... "
"Bensin maksud lo?"
"Kamu, apa kabar?"
"Kayak yang lo liat. Sehat, hidup, walau susah!" Solar senyum lebar. Kacamatanya dia lepas.
"Mama di dalam, kamu gak mau masuk dulu?"
Solar geleng kepala. "Gak perlu."
"Maafin papa sama mama yah. Kami tau kami salah dan papa tau papa sama mama gak layak dapet permintaaf maaf kamu. Tapi papa cuma mau sampain aja kalo papa mama ngerasa bersalah udah ngelakuin hal keji waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Kehidupan Bobrok [END]
HumorSequel dari NCT: Organisasi Bobrok Kalo dulu mereka nyusun wacana sekarang waktunya mereka pelan-pelan mewujudkan semua wacana itu. Dengan ketambahan anggota-anggota cilik yang nggak jauh beda sama sifat para orang tuanya. Let's gooo!! Warn: ⚠️ BxB ...