"Kenapa adek lo?" Jay natap Jake.
"Main kejar-kejaran ama penculik anak."
Kompak aja temen sekelasnya ketawa. "Bisa-bisanya adek lo kejar-kejaran ama penculik?" Yeji ngakak sambil pegang perutnya.
"Tau tuh anak. Main kejar-kejaran ama penculik kek nggak ada kerjaan aja. Ketemu di jalan besar katanya terus si om ajak dia buat ke warung, tapi diprank sama si om."
Heeseung ngernyit bingung. "Dibawa kemana?"
"Belakang perumahan tanah kosong."
Chaeyeong ngeringis. "Behhh tempat yang pas itu."
"Untung adek lo bisa lolos yah." Ryujin duduk atas mejanya sendiri.
"Dah lah. Ini kuis math jadi kan?" Sunoo mastiin.
Yuna ngangguk. "Jadi."
"Udah belajar lo semua?" Tanya Yeji sambil baca-baca bukunya.
"Belajarlah anjir! Gue nggak mau kek waktu itu." Jungwon ngejawab.
"Yah... padahal mau gue ajak nyontek." Lia godain temen-temennya.
Semuanya kompak ketawa. Selagi nunggu bel masuk dua belas orang itu nyempatin buat waktu buat fokus belajar.
Lucas, Jungwoo, sama dua temen dari timnya udah stand by di mobil depan sekolah Jihan.
Sedangkan di belakang mereka ada Jessi, Hwasa, sama Solar dalam mobil.
"Nggak ada tanda-tanda sih." Lucas ngomong, dia telfonan sama Jessi biar bisa saling ngasih kabar.
"Nggak ada apa-apa belum tentu dia nggak beraksi." Solar natap sekeliling.
"Lagian gue heran kenapa coba nih pedofil anjing ini ngincar si Jihan?" Hwasa decak kesel.
Jessi sandaran di kursi. "Mungkin dia tau Lucas yang pegang kasus dia makanya dia ngincar sih Jihan."
Hwasa ngernyit bingung. "Darimana coba dia tau? Yang datang ke tempat itu juga kan ada lo, ada gue, sama anggota tim yang lain. Lainnya juga datang."
"Berarti dia punya orang dalam." Lucas" ngomong. "Dan gue harus cari tau siapa orang dalamnya."
"Kita bakalan tunggu sampe anak-anak pulang?" Jungwoo nanya.
"Yoay." Hwasa jawab. "Sampe mereka pulang."
***
Jam empat sore anak-anak kelas tujuh keluar dari ruang kelas."Gila sih tadi soalnya... " Jungwon geleng-geleng kepala.
"Nguras otak woy!" Lia ikutan heboh. "Apalagi nomor terakhir tuh dahlah nggak ngotak!"
"Sebenarnya lumayan gampang sih menurut gue." Heeseung ngomong. "Konsepnya sama aja kek kuis yang pertama itu cuma diganti angka aja."
Sunghoon ngangguk setuju. "Iya."
"Kan!" Heeseung nunjuk Sunghoon. "Jadi kalo lo semua belajar dari kuis satu pasti bisa deh itu."
"Hadeh! Bodo deh. Yang berlalu biarlah berlalu. Mau lulus apa kagak penting gue udah ngerjain." Jay ngangkat dua bahunya nggak peduli.
Chaeryeong ketawa. "Setuju dah gue ama lu."
Sampe di gerbang sekolah mereka pisah. Ada yang dijemput ada juga yang jalan kaki.
"Woy Jake." Jay ngebisik ke Jake. Mereka berdua lagi jalan bareng ke rumah.
"What-what?"
"Lu nggak liat ada om-om ngikutin kita dari belakang?" Jay bisik lagi.
Jake ngernyit bingung. Dia nengok ke belakang pelan-pelan dan bener aja ada om yang ngikutin mereka. "Mungkin rumahnya di area sini kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Kehidupan Bobrok [END]
HumorSequel dari NCT: Organisasi Bobrok Kalo dulu mereka nyusun wacana sekarang waktunya mereka pelan-pelan mewujudkan semua wacana itu. Dengan ketambahan anggota-anggota cilik yang nggak jauh beda sama sifat para orang tuanya. Let's gooo!! Warn: ⚠️ BxB ...