"Kamana ngana?" Shotaro ngernyit bingung liat Haechan pake pakain rapi. [Lo mau kemana?]
"Bajalang cari makang, mo iko?" [Jalan cari makan, mau ikut?]
"Heh? Ta kira tadi so makang." [Heh? Bukannya tadi udah makan?]
Haechan senyum lebar. "Belum kenyang."
"Astaga, padahal nga paling banya makang." [Asataga, padahal lo paling banyak makan.]
"Tante so tidor?" [Tante udah tidur?]
Shotaro ngangguk. "Iyo." [Iya.]
"Nda lama kwa, masih jam spuluh kwa ini." Haechan liat jam tangannya. [Nggak lama yah, sekarang juga masih jam sepuluh.]
"Plang-plang." Shotaro lempar kunci motor. [Pelan-pelan.]
"Minjo iko sama-sama, makang pa mas di dekat pasar." [Ayo ikut bareng gue, makan di mas yang deket pasar.]
"Bakso?"
Haechan ngangguk. "Yoay."
"Gas!" Shotaro berdiri, masuk kamarnya ambil jaket terus keluar lagi.
"Nah berarti ngana yang bawa motor." Haechan ngasih kunci motor ke Shotaro. [Nah berarti lo yang bawa motor.]
"Pang malas memang ngana." [Males banget emang lo.]
Haechan senyum lebar, dia meluk Shotaro dari belakang terus jalan keluar rumah.
Kalo aja ada Chenle pasti bakalan bertiga di motor. Sayang aja itu anak udah ngekos di Manado karena kuliah di UNSRAT.
"Huftt dingin woy!" Haechan tutup pintu rumah.
Bitung emang selalu dingin karena ada di dataran tinggi. "Biasa jo kwa rupa baru pertama kali ngana di sini." Shotaro mulai pasang mesin motor. [Biasa aja kali kek baru pertama kali aja lo di sini.]
"Helm!" Haechan tepok jidat.
"Gak usah depan doang."
"Gila ngana Ro! Ta nimau mati muda apalagi ngana yang bawa." Haechan masuk lagi ambil helm. [Gila lo Ro! Gue nggak mau mati apalagi lo yang bawa.]
Sampe di sana mereka pesan dua porsi bakso.
"Nga deng Mark bagimana?" Shotaro angkat topik. [Lo sama Mark gimana?]
Haechan ngernyit bingung. "Bagimana apa?" [Gimana apa?]
"Hubungannya kek nggak ada kemajuan tuh! Masih canggung?" Shotaro nahan ngakak.
"Kemajuan? Ya biasa jo sih lagian ta anggap dia kakak leh bukang apa-apa." [Kemajuan? Ya biasa aja sih lagian dia udah gue anggap kakak bukan apa-apa.]
Shotaro ngakak. "Aduh! Yakin ngana nda suka pa dia?" [Aduh! Yakin lo nggak suka sama dia?]
Hubungan Mark sama Haechan emang nggak ada perkembangan. Tepatnya Haechan yang nggak sadar sama perasaan dia sendiri.
Semenjak Mark merantau karena masuk IPDN sering mereka video callan, sleep call, pokoknya udah kek orang pacaran tapi nggak ada status. Mark udah pernah nembak Haechan tapi Haechan nolak dan bilang kalo dia nganggep Mark kakak.
"Nda." [Nggak.]
"Stupid." Shotaro geleng-geleng kepala.
"Heh nga jang cuma bicara akang pa kita. Sadar diri! Nga leh suka toh pa Sungchan?" Haechan micingin matanya. [Heh lo juga jangan cuma bicarain gue. Sadar diri! Lo juga suka kan sama Sungchan?]
Shotaro ngernyit bingung. "Memang, kong?" [Emang, terus?]
Haechan ngakak. "Mar nda dapa kepastian. Kasiang... " [Tapi nggak ada kepastian. Kasian... ]
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Kehidupan Bobrok [END]
HumorSequel dari NCT: Organisasi Bobrok Kalo dulu mereka nyusun wacana sekarang waktunya mereka pelan-pelan mewujudkan semua wacana itu. Dengan ketambahan anggota-anggota cilik yang nggak jauh beda sama sifat para orang tuanya. Let's gooo!! Warn: ⚠️ BxB ...