1. Meet The Stranger

1.8K 240 57
                                    

Sang ibu berjalan kearah kamar anak semata wayangnya yang penuh dengan sampah berserakan, di tangannya tergenggam sebuah sapu lidi yang dijadikan sebagai senjata andalan langsung memukul kaki sang anak agar cepat bangun

"Punya anak tunggal kok males! Ayo bangun Haechan lihat udah jam berapa ini hah?!" bentak ibu lalu menarik paksa selimut yang masih melilit di tubuh anaknya.

Haechan sontak terbangun saat mendengar suara ibunya yang galak, dia mengusap kedua mata dengan tangan mungil nya lalu menatap sang ibu sinis,  padahal Haechan masih ingin tidur dan bermimpi memakan banyak coklat gratis tapi sekarang dia sudah tidak bisa kembali di mimpi indahnya

"Iya iya Haechan udah bangun nih." Haechan beranjak dari ranjang kearah kamar mandi sedangkan ibu merapihkan kamar anaknya yang entah berapa lama tidak di bersihkan.

"Lain kali kalo kamar kamu masih berantakan, kamu gak boleh main sama Renjun atau Mark!" ancam sang ibu yang di balas cibiran pelan oleh sang anak.

"Denger gak kamu Haechan!?"

"Iya iya udah nanti biar Haechan aja yang rapihin." Setelah ucapan haechan tadi ibu memutuskan untuk keluar dari kamar anaknya dan pergi menyiapkan sarapan.

Haechan mendengus kesal sambil menyiapkan alat-alat belajar nya pagi ini mood nya sudah hancur selain karena ibu tapi dia lupa mengerjakan pr, mau tak mau dia harus berangkat lebih awal agar bisa menyalin jawaban temannya Renjun. Haechan berlari di atas anak tangga lalu mengambil sandwich yang sudah di siapkan sang ibu di meja makan

"Mum, Haechan berangkat ya gak sempat sarapan di rumah udah telat nih!" Haechan tidak peduli mau ibunya marah seperti apa nanti siang selepas dia pulang sekolah, sekarang yang pasti dia harus cepat bertemu dengan Renjun.

Haechan berlari sambil memakan sandwich, setelah cukup lama berlari akhirnya dia melihat Renjun yang sedang  berbicara dengan Mark dengan cepat Haechan memegang bahu Renjun dengan nafas yang tidak beraturan. Kedua temannya pun juga ikut terheran-heran dengan keadaan Haechan sekarang terlebih lagi banyak noda bekas saus masih ada di pinggir bibir Haechan.

"Kamu habis ngapain sih Chan lari-lari begitu lagian masih lama kok bel nya," ujar Renjun sambil memberikan tisu basah kepada Haechan.

"Aku lupa ngerjain PR MTK Njun kan kamu tau sendiri Bu Laura kalau marah kaya gimana," balas Haechan dengan nafas yang masih terengah-engah, lalu dia mengambil sesuatu di dalam tasnya.

Haechan mengeluarkan satu buku tulis dan pulpen hitam kepada Mark, Haechan juga lupa sekarang ada pelajaran sastra dan dia suruh membuat satu karangan fiksi yang sudah jelas Haechan sangat payah di dalam bidang tersebut dia terlupa meminta sang ayah membantu mengerjakan tugas sastra tersebut karena ayahnya adalah seorang penulis novel, untung saja dia punya teman yang juga sama pintarnya di bidang ini, Haechan sangat beruntung mempunyai teman yang pintar jadi dia bisa minta bantuan kapan saja tanpa perlu pusing memikirkan akan ke siapa.

"Mark aku mohon tuliskan satu cerita apapun kamu kan jago menulis." mohon Haechan kepada Mark, Renjun yang melihat itu menatap nanar Haechan dan mengambil paksa buku yang sedang Haechan genggam lalu menarik cowok itu agar cepat ke sekolah.

"Sudah lah ayo berangkat."

Berkat bantuan Renjun itu Haechan tidak jadi di hukum Bu Laura, dia sangat senang karena tidak di suruh berdiri di depan lapangan gersang sampai jam istirahat. Lagipula Renjun dengan senang hati membantu Haechan menulis kan cerita tersebut. Tumben sekali tapi setelah dia berpikir seperti tadi ternyata.

"Tadikan PR kamu udah aku bantu sekarang pokoknya harus bayarin uang makan siang." baru saja Haechan mau bersujud berterima kasih tapi sepertinya tidak perlu.

"Iya iya pasti aku traktir, eh kamu liat orang itu gak sih? mencurigakan banget dari tadi ngeliat kearah meja kita," bisik Haechan kepada dua temannya, dia merasa risih di tatap orang tersebut.

Renjun melihat kearah yang Haechan tunjuk, dan benar saja ada sosok laki-laki yang memakai jas hitam. Penampilannya memang cukup nyentrik dengan sebuah kacamata dan topi yang menutupi kepalanya. Lelaki itu sedang menatap mereka tingginya memang tidak seberapa tapi aura nya bisa terasa sampai ke meja mereka. Tak lama setelah mereka semua melihat orang tersebut laki-laki itu malah berjalan mendekat kearah mereka bertiga, Haechan bahkan sampai susah menelan ludah nya sendiri karena ketakutan

"Duh dia nyamperin lagi Njun, apa jangan- jangan dia guru baru ya?" tanya Haechan yang masih menatap orang tersebut

"Ah enggak perasaan gak ada pengumuman, atau jangan-jangan tukang bersih-bersih yang baru," kata Renjun dengan ekspresi heran.

"Kalian berdua mau ikut saya pergi?"

======
TBC
======

Halo halo halo, selamat datang di buku pertama dari akun ini..semoga kalian enjoy membacanya.

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak berupa vote dan komennya. Satu dukungan kalian sangat berarti.

Sampai jumpa~

Déjà vu || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang