14. Real point

180 52 0
                                    

Halo selamat membaca!
Jangan lupa untuk votme nya^^
Terimakasih

.

.

.

.

Rumah dua tingkat dan bercat coklat kayu itu berdiri dengan megah. Lampu-lampu dinyalakan untuk menambah pencahayaan serta meneranginya. Dari kejauhan terlihat beberapa orang yang sepertinya berjaga di sekitar rumah. Mungkin ada sekitar 3-4 penjaga disana.

Perasaan Renjun menjadi was-was. Ia ingat dengan perkataan Haechan tadi, Mr. Jung sedang memburunya.

Bak pencuri yang ingin membobol rumah itu Renjun berjalan mengendap sembari berusaha untuk tak membuat kebisingan apapun. Meski itu adalah rumahnya dia harus memastikan bahwa keluarga kecilnya sedang baik-baik saja.

Beberapa penjaga terlihat menjauhi bagian pintu utama, hal ini memudahkan Renjun menyelinap masuk untung saja dia selalu menbawa kunci kemamapun ia pergi. Bagian dalam rumahnya sangat sepi. Hanya ada robot kebersihan yang masih berkeliling untuk menghilangkan debu di lantai. Tak terlihat sedikitpun tanda kehidupa.

Mungkin mereka ada di kamar, begitu pikirnya.

Sebuah pukulan mendarat tepat di pundak kirinya yang langsung membuat Renjun terjatuh. Bukan hanya sekali, Renjun mendapatkannya dua kali.

"Rasain kamu penyusup, berani beraninya masuk rumah sampai sini. Nih pukul lagi."

Tunggu, Renjun mengenali suara ini.

"Ya ampun Ji, sabar, ini aku loh. Ampun ini aku!"

"Loh,Renjun?" Perempuan itu yang tak lain adalah istri Renjun menghentikan pukulan dengan stik bisbolnya. Ia membantu Renjun yang masih meringkuk mencoba melindungi kepalanya.

"Kamu ngapain sih ngendap-ngendap. Udah kaya maling tau." Yeji cemberut melihat suaminya. Jangan salahkan dia, dia hanya berjaga-jaga. Renjun sendiri masih meringis karena sekarang pundaknya terasa kebas.

"Sakit." Renjun pun akhirnya di papah ke pinggir kasur untuk diobati.

Benar saja kini pundaknya sedikit kebiruan dengan beberapa lebam. "Sst pelan pelan." Renjun meringis saat obat luar itu menyentuh kulitnya.

"Lagian kamu ngapain, empat bulan gak pulang, eh sekalinya pulang malah kosplay jadi maling." Yeji masih gemas, ia sengaja menekan sedikit kuat dalam pada lebam Renjun.

"Baru pulang dimarahin. Padahal aku tuh kangen tau sama kamu sama Jie juga." Renjun merajuk agar istrinya tidak lagi marah.

"Halah kangen kangen,aku telpon aja gak diangkat!"

"Bukan gitu,aku kan…"

"Yayaya.... seterah kamu" Yeji tak mau mendengarnya. Suaminya itu pintar menggombal dan saat itu terjadi dirinya akan dengan mudah untuk luluh.

"Baikah kalau itu tak berhasil, tapi kamu sama Jisung baik-baik aja kan?" Tangan istrinya yang berada di pundak ia genggam. "Apa Mr. Jung melakukan sesuatu?"

Yeji yang sebelumnya sempat berontak kini melunak. Pandangannya ia alihkan pada Jisung yang masih tidur tanpa terganggu dengan pembicaraan kedua orangtuanya.

"Sebenarnya kamu habis ngapain? Mr. Jung kesini nyari kamu. Jisung bahkan ketakutan dengan banyaknya orang-orang yang tiba tiba kesini.Dan kamu..kamu gak pernah ngasih kabar apapun." Tangis Yeji pecah, dia mmebutuhkan suaminya namun orang yang dia harapkan tak kunjung pulang bahkan untuk sekedar mengabari.Hanya Naila istri Haechan yang selalu menemaninya di saat sang suami pergi entah kemana tanpa kabar.

Déjà vu || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang