22. Story From Chenle

124 28 16
                                    

A/n akan ada chapter flashback pada font yang dicetak miring. Semoga kalian tidak kebingungan, and
Happy Reading ^^

====

Foto dengan latar halaman depan rumah sakit  itu menampilkan seorang remaja berusia 17 tahun yang Haechan kenali sebagai Mark. Disini Mark terlihat  duduk di kursi roda dengan pakaian pasien, ia tersenyum lebar meski pada bagian matanya terlihat sedikit sembab dan memerah tanda bahwa pemuda itu habis menangis Di sebelahnya terdapat anak kecil mungkin berusia 6 atau 7 tahun sedang tersenyum senang memperlihatkan giginya yang ompong pada bagian depan. Tak beda jauh dengan Mark anak kecil itu pun terlihat sembab dan hampir seluruh wajah putihnya memerah setelah menangis. Di belakang mereka terdapat Seorang suster yang nampak cantik turut berdiri di belakang kedua pasiennya

Haechan meminta Chenle menceritakan kisahnya. Ya, anak kecil dengan gigi ompong tersebut adalah dirinya sendiri, lalu Mark —seperti dugaan Haechan— dan suster Karina. Haechan penasaran bagaimana mungkin Mark dan Chenle saling mengenal. Bukti bahwa foto tersebut diambil di tahun 1997 menegaskan bahwa ada sesuatu di balik kejadian aneh ini.

"Tiketmu kukembalikan," kata Chenle sambil duduk di samping Haechan. "Aku sudah meminta tim ku untuk menduplikatnya senjata dan semirip mungkin. Aku ragu jika kita hanya membuat desain tanpa komponen yang sesuai tiket itu tak akan bekerja."

Haechan hanya mengangguk mendengarkan. "Kak Chenle bisa ceritakan padaku bagaimana Mark dahulu? Maksudku Mark yang kau temui."

Hening sejenak. Foto dalam genggaman Haechan kini telah beralih kembali pada pemiliknya. Chenle meraba foto itu seolah sedang menyentuh kepingan kenangan yang telah lama berlalu.

"Aku ingat saat itu bulan April—" mulai Chenle.

=======

Chenle kecil terus menangis meminta kedua orang tuanya untuk tak lagi membawanya ke rumah sakit manapun. Sungguh Chenle tidaklah sakit dia hanya—

"Gak apa apa sayang, Mama janji kalau kamu sembuh Mama gak akan bawa kamu ke rumah sakit lagi." Bujuk Mama Zhong yang kini sudah berlutut memeluk putra kecilnya

"Gak mau Ma, rumah sakit seram. Lebih banyak hantu daripada di rumah. Lele mau pulang, Mau, pulang." Chenle kecil terus menangis dan merengek.

"Pa..." ucap ibunya tak tega jika Chenle seperti ini. Ia selalu demam jika pulang dari tempat baru, menangis di rumah tanpa henti hingga tertidur. Namun kali ini berbeda. Dua bulan lalu Chenle pergi ke suatu tempat wisata dengan teman TK nya. Awalnya tak ada yang berubah hingga seminggu kemudian Chenle jatuh sakit dan tak kunjung sembuh hingga sekarang.

Nasib baik tak datang padanya, orang tua Chenle memiliki pekerjaan di korea selatan mau tak mau Chenle harus ikut dan kini anak itu kembali sakit dan terus merengek selama dua malam.

"Papa janji kalau kamu sehat nanti papa beliin kamu hadiah apapun."

"Apapun?" Chenle kecil.akhirnya terbujuk dan senyumannya melebar ketika ayahnya menangguk.

Selama hampir satu minggu dia berada di rumah sakit di kota tempat orang tuanya bertugas. Chenle selalu merasa dirinya hebat tapi entah mengapa dia tetap.harus tinggal.di rumah sakit itu. Selama itu pula dia lebih banyak sendiri saat siang hari. Orangtuanya akan berkunjung saat sore.

Déjà vu || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang